I don't know who's gonna kiss you when I'm gone. So I'm gonna love you now, like it's all I have. I know it'll kill me when it's over. I don't wanna think about it, I want you to love me now.
- John Legend -Aku tengah menggosok gigiku dengan sikat gigi mekanik sambil bersender di bathtub. Aku melirik jam di tanganku dan waktu menunjukkan pukul 10 malam. Kami menghabiskan semua makanan di meja bersama sambil mengobrol soal keluarga kami.
Deacon menceritakan kenangan paling tak terlupakan dan berbagai kisah konyol bersama dua saudara perempuannya. Membuatku sangat iri dan berharap aku juga memiliki saudara yang seru seperti yang Deacon miliki.
Lamunanku dibuyarkan oleh suara Deacon yang menguap dan melintas di hadapanku. Ia kembali mengenakan kaus tanpa lengan dan celana pendek sepaha, menunjukkan rambut halus di kedua kakinya yang begitu kontras dengan kulitnya.
Aku dengan cepat membersihkan mulutku dan berkumur, lalu meraih kotak perawatan kulit dan mengaplikasikan pelembab pada wajahku.
Setelah selesai, aku berjalan ke depan dan mematikan semua lampu di kabin. Sementara Deacon mengecek pintu balkon dan mengecek pintu masuk. Kami sudah begitu nyaman dengan keberadaan masing - masing sampai sudah memiliki tugas sendiri - sendiri, seakan kami sudah lama tinggal bersama padahal kami beberapa malam tidur bersama.
Aku membuka kimonoku dan memasuki selimut, tak lama Deacon ikut bergabung dan langsung menoleh ke arahku.
"Sleep tight Davina."
Apa aku sudah bilang aku suka bagaimana namaku bergulir keluar dari bibirnya? Aku juga suka bagaimana namanya terasa di lidahku.
Deacon...
"Davina?"
Lamunanku seketika terpecah, "Ya?"
"Kau memikirkan apa?"
Aku menoleh ke arahnya dan menatap mata gelap yang dipayungi alis tebal itu. "Kau..." Tanpa menunggu respon Deacon aku beringsut ke arahnya dan menciumnya. Mencari ketenangan lewat sentuhan bibir kami.
Ciuman kami kali ini terasa lembut dan tenang, tidak seperti ciuman kami sebelumnya yang naik dengan cepat dan berakhir dengan melucuti pakaian masing - masing. Kali ini, tiap pagutan terasa lebih intim dan tiap helaan nafas terasa lebih hangat.
Ciuman kami begitu lambat sampai akhirnya kami mengambil jarak dan menatap ke dalam mata masing - masing. Tak ada dorongan untuk menyentuh titik - titik sensitif Deacon seperti yang biasa aku lakukan. Begitu juga dengan Deacon, ia bahkan hanya menatap mataku dengan tatapannya yang penuh atensi.
Aku lalu menidurkan kepalaku di bantalnya, sebelah tangannya mengelus punggungku pelan, kedua mata kami masih terus saling memandang sampai mataku terasa berat kemudian tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Daddy
Romance[+21] ✨steamy romance story✨ Davina berharap segera memiliki anak di umur yang terus bertambah. Alih - alih mendapatkan anak, ia malah mendapati kekasihnya selingkuh. Padahal ia sudah merencanakan liburan romantis di kapal pesiar. Tidak mau rugi, ia...