- 37 -

3K 245 63
                                    

A dangerous plan, just this time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A dangerous plan, just this time. A stranger's hand clutched in mine. I'll take this chance, so call me blind. I've been waiting all my life.
- Tori Kelly -

Dari air mancur Urtenmyer kami berjalan menuju Great Lawn, salah satu area piknik yang disediakan di Central Park.

Dari air mancur Urtenmyer kami berjalan menuju Great Lawn, salah satu area piknik yang disediakan di Central Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf soal ini, aku sungguh - sungguh tidak mengira akan bertemu denganmu disini." Ujar Deacon, wajahnya serius.

"Ini tidak disengaja, jadi aku rasa tidak apa - apa ya kan? Lagipula, kita tidak hanya berdua."

"Sungguh? Maksudku, aku bisa mengarang alasan pada keluargaku jika kau mau."

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak apa - apa, lagi pula kakak - kakakmu sudah mendengar cerita tentangku. Pada akhirnya kita akan bertemu saat anak ini lahir." Aku menoleh padanya, "Tapi jika kau merasa ini terlalu awal, kau bisa mengarang alasan. Aku tak keberatan menarik diri."

Deacon menggelengkan kepalanya, "Aku akan menikmati apa yang semesta berikan padaku."

Terima kasih semesta, untuk kebetulan yang menyenangkan ini.

"Bagaimana ceritanya mereka tau soal aku?"

Deacon tersenyum, melirikku sesekali dan melirik kedua keponakannya sesekali. "Menurut mereka aku terlihat berbeda sepulang dari Karibia. Aku terlihat lebih murung dari sebelumnya." Deacon melirikku dengan cepat, "Itu kata Sylvie bukan aku yang mengada-ada."

Marie dan Sylvie pasti sangat khawatir dengan adik kecil mereka.

"Lalu? kau cerita apa saja?"

"Aku bertemu seorang gadis di liburan dan kemudian jatuh cinta padanya, tapi gadis itu menolakku." Deacon tersenyum kecil. "Aku rasa mereka mencoba menjodohkanmu denganku."

Aku tersenyum, menatap kaki kami yang bergerak seirama. "Apa mereka tau kau kembali bersama Gigi?"

"Entahlah."

Aku mengerutkan kening, menunggu respon selanjutnya.

"Gigi tidak pernah mau diajak berkumpul bersama keluargaku. Awalnya aku bisa mengarang beberapa alasan, lama kelamaan keluargaku bisa menyadari sendiri alasan sesungguhnya dan mulai tak menyukainya."

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang