- 27 -

3.1K 227 87
                                    

Hello, it's me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello, it's me. I was wondering if after all these years you'd like to meet.
- Adele -

"Miss Magnusson, ada kurir yang mengirim ini untukmu."

Aku yang tengah menyuap Taco, cepat - cepat menggigitnya dan menyambut petugas bersih - bersih yang membawakan paketku.

"Thank you Libby." Ujarku seraya bangkit dan menerima sebuah paket dengan bungkusan kertas coklat.

"Oh, kau seharusnya mengikat rambutmu saat makan nak. Saus taco itu bisa mengotori rambutmu... Atau kemeja putih bersihmu itu." Libby mengernyitkan keningnya.

Aku langsung menatap kemejaku dan tertawa padanya, "Jangan membuatku takut Libby."

Wanita paruh baya yang terlihat kuat itu tersenyum lebar lalu pergi. Setelah mengelap tanganku dengan tissue, aku membuka bungkusan itu, sebuah kunci apartemen dengan gantungan kunci inisial huruf H menghiasnya.

"Pasti nomor unitnya." Ujarku, mengecek kembali website 461 Dean, dan benar saja. Lantai 18, unit H.

Aku melirik jam tanganku dan menghabiskan taco-ku dalam satu suapan besar terakhir. Lalu membuang sampahnya dan berjalan ke restroom untuk merapihkan riasanku. Beruntung aku tidak terlalu berpakaian santai hari ini.

Kemeja satin putih dengan kerah lebar yang dimasukkan ke dalam celana abu - abu sepanjang mata kaki, dilengkapi dengan Converse Jack Purcell berwarna senada dengan kemejaku.

Rambutku? Oh, dia sudah menawan apa adanya. Aku memilinnya dan menjepitnya dengan jepitan berbahan plastik dari Asos berwarna pink. Mencoba mendapat gambaran jelas dari wajahku dengan menyingkirkan dulu rambut panjangku. Aku mengeluarkan cream blush-ku dan menepuknya perlahan di apple of my cheek. Sedikit highlighter di tulang pipi, tulang hidung, puncak hidung dan tulang alisku. Lalu menutupi semuanya dengan loose powder transluscent. Terakhir, aku mengjias bibirku dengan lip gloss untuk kesan segar. Setelah puas dengan riasan wajahku, aku cepat - cepat kembali ke mejaku.

"Boss, aku pamit pergi." Ujarku, mengenakan jaket tweed bermotif chevron kecil berwarna hitam dan putih di atas kemejaku.

"Janji temu Debby?"

"Yep,"

"Okay, hati - hati."

"Tentu." aku melambaikan tanganku padanya dan pamit pada teman kerjaku yang lain.

Aku menenteng tasku dan berjalan keluar kantor. Lalu berjalan di trotoar sambil menarik bagian depan rambutku ke belakang dan menjepitnya. Rambut panjangku yang tebal langsung ditiup angin sore yang kencang.

Kantorku berada di area timur di jalan 94th street. Dari sana aku berjalan menuju stasiun subway menuju Brooklyn yang berada di 96th street, di pintu pojok barat daya.

Setah menempelkan kartu kereta bawah tanahku ke sensor, pintunya terbuka dan membuka jalan untukku, aku dengan cepat melewati pintu itu dan langsung menuju peron yang akan membawaku ke Brooklyn.

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang