- 32 -

3.5K 258 60
                                    

Wish I could press rewind

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wish I could press rewind. And rewrite every line. To the story of me and you
- Rihanna -

"Thank you Davina, untuk bantuanmu. Kami suka 101 Apartment. Lingkungannya, jaraknya ke Fordham dan fasilitasnya. Aku akan tanya anakku apa ia juga setuju." Ujar Caroline, klien yang aku temui hari ini.

"Tentu, bagaimana dengan The Aldyn?"

"Yang di sebrang sana?" Tanyanya, tangannya mengarah pada arah barat.

"Yeah, ada unit kosong disana. Apartemennya tidak semewah 101 memang, tapi tidak buruk sebagai pilihan lain selain disini."

"Tentu. Kapan kita bisa bertemu? Aku sungguh membutuhkan apartemen dalam waktu cepat."

"Aku akan memberikanmu kabar paling lambat nanti malam. Bagaimana?"

"Setuju. Baiklah, aku agak buru - buru. Aku tunggu kabar darimu."

"Tentu."

Aku mengantar klienku ke pintu, setelah berpamitan aku langsung berlari ke tasku yang berada di sofa dan mengeluarkan susu kotak dari sana.

Sejak setengah jam yang lalu aku terus menerus mengeluarkan keringat dingin, kepalaku pusing dan beberapa kali aku nyaris kehilangan pandangan.

Akhir - akhir ini rasa mual yang datang mulai berkurang, digantikan sakit kepala dan rasa lapar yang sering sekali datang. Selajn itu, aku terus memikirkan tentang apa yang Deacon ucapkan padaku.

Semua yang ia ucapkan benar, dan aku sungguh merasa bersah. Berkali-kali aku mencoba kontaknya, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghubunginya lagi, tapi rasanya aku tak bisa.

Setelah mengecek kembali unit di 101, aku bersiap pulang. Berharap bisa langsung kembali ke rumah, tapi ada beberapa formulir yang harus aku submit ke bagian legal.

Sebagai kompensasi kelaparanmu, mama punya biskuit di kantor untukmu. Ayo, sekarang kita pesan Uber dan bersiap kembali bekerja nak!

Dua puluh menit kemudian aku tiba di kantorku. Setelah mampir ke pantry untuk membuat teh hangat, aku berjalan ke mejaku dan langsung membuka biskuit.

Oh, biskuit dan teh chamomile hangat adalah booster terbaik disaat kelaparan melanda tiba - tiba.

Dengan cepat jemariku mengetik di atas papan keyboard dan langsung mengirim email yang dibutuhkan tim legal kami. Aku lalu mengambil ponselku dan menghubungi salah satu pemilik apartemen di The Aldyn, bertanya apa unitnya bisa dilihat besok.

Sedetik kemudian, ada pesan masuk dari Josh. Josh mengirimkan sebuah gambar, aku langsung membukanya dan ternyata foto boks makanan dari resto Italia kesukaanku.

Davina Magnusson
Tony's! untukku?

Josh
Yep, jam berapa kau pulang?

Davina Magnusson
Tergantung seberapa jauh jarakmu dari sini.

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang