- 31 -

3.5K 231 62
                                    

Now I wish we'd never met

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now I wish we'd never met. 'Cause you're too hard to forget. While I'm cleaning up your mess. I know he's taking off your dress.
- 5 Seconds of Summer -

Aku keluar dari ruang Radiologi dan disambut oleh Deacon yang duduk di kursi tunggu bersama Keluarga Samuels.

"Davina, kami mencarimu kemana - mana." Ujar Kate khawatir.

"Yeah, untung kami bertemu Dokter ini."

"Bagaimana hasilnya?" Tanyaku cepat ke arah Deacon.

"Hasilnya baik, tidak ada pembengkakan." Deacon menjawab seraya menunjukkan senyumnya.

"Oh syukurlah..."

"Mr and Mrs. Samuels, kalian seharusnya langsung pulang saja. Kasihan anak-anakmu menunggu terlalu lama." Kataku cepat.

Kate mengangguk, "Kami khawatir, kau jatuh cukup kencang." Keduanya langsung bangkit dan mengenakan tas.

"Jangan lupa kabari kami soal rumahnya."

"Tentu." ujarku tersenyum lebar.

Aku mengangguk dan melambai pada keluarga yang begitu setia menemaniku itu. Lalu segera beralih pada Deacon setelah keluarga Samuels menghilang di pintu keluar.

"Hei, terima kasih karena menemaniku. Ini pertama kalinya aku melalukan pemindaian CT." Ujarku cepat, "Aku agak takut dan khawatir." Menutup kalimat sambil bergidik.

"Tak masalah." Jawab Deacon tenang.

"Kau tidak akan terkena masalah karena menemaniku disini? Siapa yang menjaga bagian emergency jika kau disini."

"Shift-ku sudah selesai satu jam lalu."

"Oh," Ujarku singkat.

Jadi ia memilih menemaniku dibandingkan tidur setelah shift panjang? Ia masih sebaik yang aku kenal.

"Ayo aku antar ke bagian apotek."

"Kau yakin? Kau sungguh terlihat lelah." Aku menatap wajahnya. Senyum lebar tak dapat menutupi kelelahan yang tergambar jelas di wajahnya. Tapi ianterus berjalan dan aku mengikutinya, kami berjalan menuju area yang lebih ramai di bagian depan Rumah Sakit.

Deacon menoleh padaku, "Aku mau mengantarmu, apa boleh?"

Aku menatapnya. Terima kasih pada hak 10 senti di sepatuku, aku tak perlu menengadah saat menatapnya.

"Aku akan senang sekali." menunjukkan senyum lebar

Well, well, well. Gayung bersambut, kata berjawab.

Kami pun berjalan beriringan. Menjaga jarak tapi terasa dekat karena Deacon terus menemaniku. Setelah memberikan resep kepada salah satu petugas, kami memilih duduk di salah satu deretan kursi yang tersedia,

"Jadi, bagaimana kabarmu?" Tanyaku sambil menunggu.

Deacon mengangkat kedua tangannya, "Bagaimana menurutmu?"

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang