- 33 -

3.6K 229 44
                                    

I was all alone with the love of my life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I was all alone with the love of my life. She's got glitter for skin. My radiant beam in the night. I don't need no light to see you. Shine, It's your golden hour.
- JVKE -

"Jadi, kenapa?"

Itu kalimat pertama yang keluar dari bibir Deacon saat kami duduk santai di sofa sambil menikmati Pizza dari Tony's yang akhirnya kami pesan sendiri.

"Kenapa aku sangat ingin hamil?" Tanyaku.

"Aku sudah tau itu. Kau menceritakannya di malam pertama kita bertemu." Deacon menggigit pizza kejunya.

"Lalu?"

"Kenapa kau membohongiku, Pumpkin."

Aku menghela nafas, "Karena aku tau, kau tidak akan setuju."

Deacon mendenguskan tawa, "Apa kau bahkan bertanya padaku?"

Aku diam sejenak, lalu menggeleng. "Maafkan aku..."

Deacon menarik nafas, lalu menghela nafas sambil mengelap tangannya dengan tissue. Ia menatapku seakan hendak mengatakan sesuatu, tapi ia berakhir dengan menunduk lama. Terlihat frustasi dengan keputusan sepihak yang aku buat.

"Maaf karena aku menutupi semua darimu." Ujarku bersungguh - sungguh. "Aku sangat egois dan jahat."

"Kau tau..." Deacon mengangkat kepalanya dan menatapku, "Kau bisa memilih lelaki manapun di kapal pesiar itu, kenapa aku?"

"Karena kau tipeku." Ujarku cepat.

Kalimat itu keluar begitu saja dengan lancar tanpa memikirkan konsekuensinya. Rasanya seperti aku baru saja mengungkapkan perasaanku padanya.

"Tapi kau tetap menolakku di akhir liburan kita."

Aku menggigit bibirku bingung, "Deacon, aku-"

"Maaf..." Ujarnya memotong kalimatku. Aku langsung terdiam, "Aku seharusnya tidak membahas itu lagi."

Aku seketika terdiam. Aku rasa sudah waktunya aku menjelaskan alasanku menolaknya. Tapi belum sempat aku menjelaskan alasanku padanya, Deacon sudah memajukan tubuhnya ke arahku.

"Izinkan aku melakukan satu hal." Ujarnya.

"Apa?" jawabku cepat.

"Izinkan aku menemanimu sampai kau lahiran."

Aku mengerjapkan mataku berkali - kali, "Apa? Kenapa?"

Deacon mengernyitkan keningnya lalu tertawa, "Karena janin di perutmu anakku juga."

"Bagaimana dengan Gigi?"

"Itu akan menjadi urusanku, sekarang apa kau mau memberikanku izin?"

Aku dengan cepat mengangguk. Sebuah pertanyaan yang dengan sangat mudah bisa aku jawab.

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang