- 42 -

3.1K 225 54
                                    

Tell him, Tell him that the sun and moon, Rise in his eyes, Reach out to him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tell him, Tell him that the sun and moon, Rise in his eyes, Reach out to him. And whisper, Tender words so soft and sweet.
- Celine Dion & Barbra Streisand -

Perjalanan menuju Rumah sakitku seharusnya memakan waktu sekitar dua puluh menit. Tapi dini hari ini cukup sepi jadi kami bisa sampai lebih cepat.

Sesampainya di Rumah Sakit, Deacon membawaku ke jalur emergency, ia melompat keluar dari mobil dan membopongku memasuki pintu otomatis dengan lampu merah terang.

"Aku butuh bantuan disini." Teriak Deacon saat memasuki area, seorang perawat mendekat dan membawakan kursi roda untukku.

"Kehamilannya 12 minggu, ia mengalami keram perut parah dan pendarahan. Dokter Rhee yang biasa memeriksanya, aku sudah menghubungi barusan." Ujar Deacon singkat, menjelaskan semua informasi yang perlu diketahui perawat.

"Dokter Rhee sudah berada di jalan, untuk saat ini kami memiliki dokter jaga. Aku akan langsung membawa anda padanya terlebih dahulu." Ujarnya cepat.

"Pumpkin, aku harus memindahkan mobil dulu. Aku akan menyusul kesana setelahnya."

Aku mengangguk, perawat itu pun membawaku pergi menuju ruangan dimana aku biasa bertemu Dokter Rhee. Ruangan yang selalu aku nantikan kunjungannya selama tiga bulan terakhir, yang selalu membawa kebahagiaan bagiku.

Kini rasa mencekam dan takut akan menghiasi kenangan yang kumiliki bersama ruangan ini.

"Miss Davina, anda harus mengganti pakaian anda dengan gaun Rumah Sakit."

Aku mengangguk lemah

Dua orang suster membantuku mengganti pakaianku dengan gaun longgar Rumah sakit dan berbaring di ranjang.

"Selamat malam, aku Dokter O'Hara. Aku akan mengecek kondisi bayimu dulu okay?" Seorang Dokter laki-laki.

Aku mengangguk, tak dapat bicara karena bibirku bergetar menahan tangis. Tak lama Deacon muncul dari pintu yang belum ditutup dan berdiri di dekatku, memegangi tanganku dengan erat.

Dokter muda itu bergerak cepat, ia tak menunggu perawat membalurkan gel lidah buaya ke perutku, ia melakukannya sendiri. Aku langsung bisa melihat gambar anakku di layar USG. Gambarnya tampak bergerak seiring dengan alat pemindai yang digerakkan Dokter jaga ini, tetapi tidak dengan anakku. Lalu Dokter lelaki itu menekan tombol di layar, tombol yang aku tau sebelumnya akan memutar suara detak jantung bayiku, tapi kini tak terdengar apapun.

"Maafkan aku Ma'am..." Dokter lelaki itu menatapku dan Deacon, "Tapi tak ada detak jantung pada janinmu."

Aku kembali terisak, "Tidak mungkin, coba cari lagi. Mungkin alatmu rusak, apa ada mesin USG lain? Kemana Dokter Rhee?"

"Kau mengalami pendarahan dan air ketubanmu pecah." Ujar Dokter itu lembut. "Aku bisa menjalankan tes HcG jika kau menginginkannya" Dokter itu menatap Deacon dan aku bulak balik.

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang