- 25 -

3.5K 204 52
                                    

I've been hoping somebody loves you in the ways I couldn't

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I've been hoping somebody loves you in the ways I couldn't. Somebody's taking care of all of the mess I made. Someone you don't have to change
- Hailee Steinfeld -

3 Bulan kemudian.

Aku tengah memasukkan salah satu rumah yang akan aku jual secara eksklusif di website kantorku saat Debby, teman kerjaku, melintas sore itu. Seketika aroma kopi panas yang baru saja ia buat di pantry menyeruak ke udara di sekitarku, mengirim sensasi memuakkan pada tubuhku.

Crap!

Aku langsung mendorong mundur kursiku dan berjalan secepat mungkin ke ruangan belakang, toilet. Aku masuk ke bilik dan berlutut ke toilet. Menumpahkan semua makan siangku yang baru setengah diproses oleh asam lambungku.

Setelah rasa mual itu menghilang, aku keluar toilet dan menatap wajahku di cermin wastafel. Menyeka air mata yang keluar di ujung mataku dengan tissue yang kulipat rapih, tidak mau sampai tissue itu menghancurkan eyeliner wing berwarna biru yang kubuat susah payah pagi ini sambil menahan mual.

"Davina, Oh my... Maaf aku lupa aroma kopi membuatmu mual akhir - akhir ini. Kau baik - baik saja?" Debby seketika menghampiriku di dalam toielt wanita, kami berdua berjalan kembali menuju ruangan kami yang terdiri dari 10 orang.

"Tidak apa - apa, jangan khawatir."

"Aku akan membelikanmu makanan. A toast maybe? Pastry? A hot tea?"

"Tidak perlu, sungguh. Jangan repot - repot."

"Kau terlihat kehilangan banyak berat badan, kau sudah mengecek ke Dokter?"

Aku mengangguk.

"Lalu, apa doktermu sudah memberikan diagnosisnya?"

Aku mengangguk, "Aku baik - baik saja, sungguh. Aku tidak mengidap life-threatening disease." ucapku, menutupnya dengan senyum.

"Baiklah..." Ujarnya, dari ekspresinya terlihat ia seakan ingin bertanya lebih lanjut tapi menahannya. Debby pun memilih pergi kembali ke kursinya dan menyeruput minuman di gelas dengan lambang kantor kami.

Sepertinya kalian sudah bisa menebak apa yang terjadi denganku ya kan?

Ya, aku hamil.

Menurut dokter kehamilanku berumur sebelas minggu, dan karena aku takut sesuatu terjadi pada kehamilanku sebelum anak ini benar-benar lahir, aku memutuskan untuk menutupinya dari orang kantor. Setidaknya sampai kehamilanku sungguh - sungguh terlihat dan tak lagi bisa ditutupi. Walaupun begitu, aku yakin beberapa teman kantorku -seperti Debby misalnya- bisa menyadari perubahan pada diriku. Sebagai sesama wanita, aku yakin ia pasti tau aku hamil. Syukurlah ia bukan tipe teman kantor yang sangat ingin tau urusan orang lain dan mendesak jawaban dariku.

Aku memang sangat senang dengan kehamilanku ini. Tapi rasa mual yang terus menerus datang ini sungguh merepotkanku. And it's not just morning sickness. It's evening sickness and also afternoon sickness. It's all day and all night sickness.

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang