- 26 -

3.2K 217 46
                                    

And I know it ain't pretty, when our hearts get broke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And I know it ain't pretty, when our hearts get broke.
- Rudimental -

Aku tengah berjalan keluar lift apartemen saat ponselku berdering. Setelah menyapa petugas keamanan, aku pun mengangkat ponselku

"Hei Shel, aku baru saja keluar gedung apartemen."

"Oke, aku sudah di 59th street. Kau mau apa? Biar aku pesankan lebih dulu."

Aku menggumam lama, "Orange pressed juice and Buttermilk waffle." Ujarku, menyebutkan menu yang sama yang selalu aku makan akhir - akhir ini. Aku sudah mengucapkan selamat tinggal pada Egg Benedict dan beberapa makanan setengah matang yang tak lagi bisa ku konsumsi semenjak hamil.

"Okay, hati - hati. Jangan membalas chat sambil berjalan. Kau tidak mengenakan sepatu hak tinggi kan?"

Aku tersenyum lebar, "Oke, mama." lalu kami menutup sambungan telefon.

Pagi ini aku dan Shelby berjanji untuk bertemu, hari Jumat adalah hari yang kami tetapkan untuk menghabiskan pagi dan sarapan bersama. Karena hari Jumat biasanya kantor lebih lengang dan pekerjaan kami tidak terlalu padat, jadi kami bisa mengobrol cukup lama.

Hari ini kami memilih untuk sarapan di Sarabeth's, sebuah kedai yang berada di sebrang Central Park. Aku berjalan di trotoarnya dan melihat lambang Ritz Carlton yang familiar di sudut jalan, tepat di sebrang Sarabeth's. Seketika kembali teringat pada liburan tiga bulan lalu yang masih membekas di ingatanku setiap momennya

Aku berjalan mendekati kedai dan bisa melihat Shelby yang begitu mencolok dengan kemeja satin berwarna terakota, rambut brunette terangnya diikat kebelakang dengan wajah yang dibingkai oleh beberapa untaian rambut ikal. Ia masih mengenakan kaca mata berbingkai tebal dengan motif kulit kura - kura, saat aku hampir sampai ia langsung melepaskan kaca matanya itu dan menarik kursi untukku.

Setelah saling menyapa dan bertukar pelukan, kami pun duduk berhadapan di bagian luar tempat makan itu.

"Oh, kau tampak segar." Ujar Shelby cepat, memuji senyum lebarku yang dihias lip gloss berwarna pink nude.

"Tidak sesegar warna bajumu tentu saja." Balasku, mengambil kaca mata miliknya dan mengenakannya, "Aku sungguh butuh kaca mata ini, kau sangat menyilaukan."

Senyum Shelby menghilang, "Tapi kau agak terlalu kurus."

"Oh, semua orang membahas itu akhir - akhir ini. Aku tak mengerti bagaimana lagi aku bisa mengembalikan berat badanku."

"Sudah berapa kilo kau turun?"

"Satu kilo bulan ini, total hampir enam kilo." Jawabku lesu.

"Tapi kau merasa baik - baik saja ya kan?"

Aku mengangguk antusias, "Semua baik - baik saja. Kanting janinnya berkembang dengan baik, kau lihat sendiri kan."

"Dokter Rhee memberikanmu obat mualnya ya kan?"

My Baby DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang