Episode 9 - Kehidupan Baru

90 9 10
                                    

Disclaimer: Chapter ini gelap (menurut Author) dihimbau untuk mempersiapkan diri

Arc Bytn

Sebuah hutan yang diisi oleh kabut berwarna hijau terang. Pohon-pohon telah menjulang ke atas dengan ranting yang menukik ke atas dan ke bawah dengan tajam telah menurunkan kabut tersebut dari dalamnya. Diliputi sebuah sungai yang mengalir, beberapa angin berhembus menepi rumput pendek di sekitarnya.

Sebuah pantulan dunia merah terpancarkan dari permukaan air yang disinari cahaya matahari. Louis terpindahkan secara instan ke kaki sungai tersebut. Kakinya mendarat mendengar percikan air dan aliran yang deras. Pada pangkuan tangan Louis, Lilya masih berada pada ia, membuatnya dapat bernapas lega. Louis melihat sekitar area, menyadari tempat ia berada saat ini. Sebuah hutan yang diisi kabut hijau yang turun dari kumpulan dedaunan dari atas pohon.

"Hutan Bytn. Sepertinya Hybrid sudah tahu tempat yang ingin aku tuju," ujar Louis tersenyum.

Louis mengendong Lilya di kedua tangannya sembari melangkah ke sebuah pohon. Lilya disandarkan ke batang pohon itu. Dikarenakan Louis yang melepaskan tangannya, Lilya nyaris menjatuhkan kepalanya dari atas menuju bagian akar daun yang memercik ke arahnya. Namun ia dengan cepat memperbaikinya.

Semua telah siap, hanya menunggu Lilya untuk siuman. Beberapa waktu ditunggu Louis seraya mendengar suara kicauan dari atasnya. Ia melihat ke atas. Sekumpulan makhluk bersayap besar dengan kepala tajam tanpa paruh melayang melewatinya dan dengan segera naik ke atas. Louis tidak dapat melihat makhluk itu lagi, tetapi ia tahu akan makhluk itu dan tidak menghiraukannya.

Lilya masih juga belum siuman. Louis memikirkan kembali ucapan dari Hybrid mengenai kondisinya. Kepalanya masih diperban dan tidak ada lagi darah yang membasahi perban tersebut. Dengan segera ia duduk dan mengenggam tangan Lilya, tepat di bagian pergelangan tangannya. Louis memejamkan mata sejenak sembari menyentuh bagian urat Lilya.

"Sedikit, tetapi waktunya tidak banyak. Dia akan mati jika tidak segera kulakukan ... itu." Louis melepaskan tangannya kemudian melebarkan kedua tangannya. Mulutnya terbuka dan mengucapkan sesuatu dari mulutnya itu.

"Creatornes!" Louis membuka mata serta mengangkat tangan kanannya ke atas.

Sebuah broadsword tercipta dari udara terbuka. Bermula dari partikel-partikel cahaya yang berkumpul di kepalan tangan Louis. Ukiran pedang yang tak kalah mengerikannya dengan kebanyakan pedang yang digunakan prajurit pada masanya. Dalam pedang itu, sebuah energi dalam sebuah kristal yang tertempel pada gagangnya mengeluarkan kilauan yang lumayan terang di dalam hutan pada siang hari itu.

Louis mengenggam erat dan menebas udara tanpa maksud yang jelas. Beberapa sayatan tidak terlihat membongkar sebuah batang pohon dan secara langsung memberikan kerusakan berupa sayatan yang menembus batang pohon itu. Louis melihat sekilas pohon tersebut, sama sekali tidak memberikan pertanda akan roboh.

Udara sekitar menyesakkan dada. Dia tertunduk sejenak, meraba area dadanya dengan tangan lain. Louis menutup mata, perlahan merenungkan beberapa patah kata di dalam benaknya.

Mata dibuka. "Lino ...."

Pada bilahnya, pedang itu mengeluarkan partikel yang sama seperti sebelumnya. Kini, partikel itu membentuk sebuah kristal biru yang keluar dari dalamnya. Tiga sudut, tiga ujung tajam dengan sebuah retakan pada intinya. Louis memincingkan mata penuh keraguan selagi kristal itu terbentuk lagi di hadapannya. Dia melirik Lilya, terdiam sejenak membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tidak ...." Suaranya keluar serak dan buram.

Meskipun dengan betapa menakjubkannya kristal itu bersinar melayang di atas tangannya, Louis membuat raut wajah masam, tidak menerima pilihannya untuk menggunakan kristal ini atas apa yang akan dilakukan dia terhadapnya. Napasnya tertahan, begitu juga dengan tubuhnya yang meminta Louis untuk memberikan kristal itu di hadapan Creatornes. Waktu hanya sedikit untuk membuat sebuah pilihan. Louis terdiam di tempat, menatap kilauan dari kristal itu. Wajah masamnya mulai berubah denga alisnya yang menekuk ke bawah.

Stellar Temporis - SarnovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang