Kabut merah bangkit menghiasi langit yang tak pernah cerah di sebuah dunia yang menerimanya di atas langit. Danau air merah bergelembung tanpa sebab yang jelas, meski itu adalah sebuah pertanda akan kehidupan di bawah danau. Semua itu menghiasi sebuah gereja yang terpasang kokoh di tengah-tengah danau, sendirian dengan segala misteri yang terkandung di dalamnya.
Gerbang masuk gereja dibuka oleh dorongan angin kencang yang selalu mengisi angkasa. Terpasang beberapa kursi panjang menghadap podium di ujung gereja. Cahaya merah terang memasuki jendela lebar yang ada di samping gereja, memberikan pencahayaan aneh kepada siapa pun yang masuk ke dalamnya.
Sepasang mata merah bercahaya dari dalam sebuah bayangan. Berbagai cermin memutari seseorang yang memiliki mata tersebut. Sembari disinari oleh cahaya merah di belakang jendela, ia bersandar dan memejamkan mata dengan tanganndisilangkan di depan dada.
"Empat tahun, empat tahun aku tertidur, dan sekarang ...." Ia mengangkat sebuah toples. Kepalan tangannya menyangga toples tersebut dari bawah dan jemari yang menyangga seluruh permukaan bawah toples.
Sandaran pada jendela dilepaskan. Hybrid melangkah mendekati podiumnya. Sembari berjalan itu, sekitarnya mulai bergerak dengan sendirinya membentuk sesuatu di dekat podium. "Semoga aku ingat cara melakukan ini."
Hybrid duduk memandang sebuah cermin yang menampilkan dirinya sendiri. Tidak ada yang aneh pada dirinya sendiri tapi ia merenung di hadapan cermin itu cukup lama sampai sesuatu terlintas di dalam kepalanya. Ia berbalik dan berdiri dari cermin itu, memikirkan waktu yang telah terjadi sesaat ia tertidur seusai menyelamatkan Lilya dari Kritia.
Mengenakan sebuah pakaian putih dengan kera yang menutupi lehernya, Hybrid mengetuk area dadanya. Terdengar suara ketukan keras dari dalam, tidak seperti dada orang normal. Aliran luka berada di seluruh lengan kiri telah mengering, tetapi tetap mengeluarkan uap. Cakar pada tangan kanannya masih ada selama ia menahan toples berisi jiwa Lilya yang terus meronta-ronta ingin melarikan diri. Kedua tanduk pendeknya keluar di antara kepalanya, menunjukan identitasnya sebagai iblis.
Jiwa terperangkap itu dipantau lebih dekat oleh Hybrid yang menurunkannya di atas podium. Cakarnya diluruskan, membentuk sebuah cakar yang dapat menikam siapa pun yang dilaluinya. Menggunakan tangan kiri, Hybrid membuka toples berisi jiwa Lilya dan menusuk jiwa itu dengan tangan kanannya.
Kepalanya bergerak tidak beraturan saat ia menusukkan jiwa itu dengan tangannya itu. Keberadaan dirinya mendistorsikan ruang gereja menjadi kacau balau. Kursi yang tertata rapi itu berubah menjadi tidak beraturan dan berantakan. Semua itu terjadi hanya karena ia menusuk jiwa tersebut.
Banyak informasi yang dapat diambil dari tusukan itu, membuatnya tersenyum senang. Akhirnya ada sesuatu yang benar-benar membuatnya dapat mengeluarkan senyuman ini setelah sekian lama. Ini bukanlah senyuman yang biasa dikeluarkannya, ini senyum yang diinginkan saat sesuatu yang ia lakukan telah membuahkan hasil.
Namun sesuatu menggores rasa senang yang dimilikinya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang salah. Dia merenung dan merenung, mencoba mengungkap apa yang terjadi. Saat itulah, Hybrid mengalihkan pandangannya ke cermin di sampingnya. Dan di saat itu juga, ia melihat bayangan dirinya sendiri perlahan bergeser di dalam cermin itu.
"Ilfrit?" tanya Hybrid kepada siapa pun yang ada di balik cermin.
Dari yang awalnya sedikit bergerak, kini sosok yang dikatakan sebagai Ilfrit itu bergerak lebih leluasa seolah-olah dunia lain ada di balik cermin tersebut. Hanya saja, itu bukanlah yang sedang terjadi, tidak di dunia miliknya. Sosok sama persis seperti Hybrid itu memiliki gaya rambut yang sedikit berbeda ketimbang miliknya sendiri. Poninya menutupi mata kanannya, sisannya sama persis.
"Sekarang, kau ingin memulai sesuatu yang aku rasa akan berdampak besar?" tanya Ilfrit menahan dagunya.
"Bagaimana kau tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...