"Louis!"
Kabut hijau disapu oleh ayunan kaki yang sangat gesit berseteru dengan tanah. Louis dan Lilya berlari tanpa henti menghindari siapa pun yang dimaksud Louis. Melompati beberapa rintangan seperti dahan besar hingga dataran yang tidak rata dilakukan hingga Lilya mempertanyakan alasan Louis melakukan ini.
Tangan Lilya ditarik oleh Louis melalui tangan kanannya yang sangat erat sekali mengenggamnnya. Tidak ada yang mengisi kepala Lilya selain perasaan yang tidak tenang melihat perubahan emosi yang ada pada Louis yang tidak berbicara sama sekali saat dia ditarik keluar rumah. Dia baru saja berniat untuk memasakkannya sesuatu, tetapi Louis muncul di hadapannya dan langsung Halo di atas kepalanya nampak memancarkan cahaya yang meredup.
"Louis ke mana kau membawaku?" Lilya menjerit kebingungan.
Meskipun dengan jeritan singkat, Louis tetap tidak menjawabnya. Berkali-kali dia memintanya untuk melepaskan tangannya, tetapi semua usaha itu sia-sia. Louis tidak mendengarkan ucapannya sedari tadi. Dari belakang Louis yang menariknya, hanya tatapan kosong yang mengisi matanya. Sesuatu ada yang salah dan itu dipastikan tidak bagus.
Dia menekuk kaki dan menarik Louis, menghentikan Louis akibat tekanan yang diberikan Lilya. "Louis berhenti!"
Kaki Louis berhenti pada satu hentakan kuat, menepis asap hijau di bawah kakinya. Suara gesekan daun tak lagi terdengar, bahkan angin yang menyertai mereka berdua menghilang secara misterius. Louis terdiam, melirik Lilya yang menekan mulut, kedua alis turun memberi ekspresi kesal.
"Kau tidak marah padaku kan?" Lilya meremas genggaman tangan Louis.
Tidak ada reaksi yang dikeluarkan Louis saat tangannya diremas Lilya. Wajah Louis tetap membeku tanpa penggantian ekspresi yang signifikan darinya. Ia tersenyum, meskipun wajahnya tetap datar, tetapi Lilya percaya akan pemikirannya mengenainLouis sekarang.
"Kau tidak mengerti Lily. Ini ... di luar nalarmu sendiri."
Kedua tangan Lilya diletakkan di menyentuh dada, area Stellar berada. "Tingkahmu aneh Louis. Perkataanmu, sangat berbeda dari yang sering kudengar." Lensanya bercahaya.
Louis mengangkat tangan, dipenuhi dengan bulu kuduk yang telah berdiri tegak. Kacamata yang mengendur itu dinaikkan kembali hingga cahaya tertangkap mengisi seluruh area matanya. Wajah datarnya berubah menjadi lebih ekspresif, perlahan memberi rasa lega pada Lilya.
"Aku tahu aku tidak mengerti tingkahmu saat ini, tetapi aku ingin mengerti. Apa yang sebetulnya terjadi yang kau tidak dapat beri tahu kepadaku?"
Keraguan dalam hatinya membuat Louis tidak dapat memberitahu Lilya mengenai pengalaman yang terjadi seusai akhir cerita yang saat itu ia ceritakan kepada Lilya melalui proyeksi Stellarnya. Lilya belum tahu kelanjutan dari akhir Lino. Dia tidak perlu tahu itu, begitu juga dengan masalah dalam diri Louis sendiri. Hanya saja, di sisi lain darinya, ia ingin menceritakan kelanjutan yang telah lama ia pendam.
"Banyak hal yang telah terjadi, bahkan di hutan yang berada dalam zona damai dari perperangan. Tidak ada yang berani mengusik tempat ini, karena siapa pun yang mencoba, akan binasa," jelas Louis membuat Lilya menelengkan kepala tidak mengerti.
Tunggu, itu adalah sebuah petunjuk dari Louis. Telengan kepala Lilya terhenti pada tarikan yang membuat posisi kepalanya kembali seperti semula. Lilya memegang dagu dengan tangan, menunduk sejenak sembari memikirkan apa yang telah dia dapat dari Louis. Apakah yang diartikannya sebagai, seseorang baru saja berada di rumah mereka saat itu dan Louis baru saja menyelamatkannya dari sesuatu? Jika itu benar, maka dialah yang salah karena sudah membuat situasi semakin rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...