Aku ingin menyelamatkan Louis, bagaimanapun caranya.
Cahaya matahari yang remang-remang menyusup ke antara dedaunan pohon yang terjatuh di permukaan tanah hutan yang terbakar. Asap dan debu masih menggantung di udara, menahan asap hijau terang untuk turun.
Di sekitar sana, hanya puing-puing yang menyisakan bekas kehancuran. Cabang-cabang pohon yang terpotong dan dedaunan yang kering bergelayutan di udara, menandakan kekuatan pertempuran yang memporak-porandakan hutan itu. Jejak-jeka kehidupan yang biasa bermain-main di antara pepohonan, sekarang sudah tidak ada lagi. Telah melarikan diri sejak guncangnya tanah.
Pada atas tanah yang hangus, hanya tersisa pohon-pohon yang menjulang tinggi, tetapi mereka rusak dan terbakar. Ranting-ranting kecil yang sebelumnya bercambah di tanah kini telah hancur dan berguguran, tidak lagi menjadi tempat penuh kehidupan bagi sekitarnya.
Di balik aroma pembakaran yang menyengat, terdengarlah suara-suara kerusakan lingkungan yang sangat menyayat hati. Bunyi gemerisik daun kering yang tergulung-gulung dan terbakar memenuhi hutan. Hanya suara angin yang berhembus pelan yang mengganggu kesunyian di hutan yang kini sunyi dan kosong.
Dalam kehancuran itu, seorang gadis tergeletak dalam posisi kepala menyentuh tanah. Badan dipenuhi luka bakar, bekas-bekas api yang telah membakar kulitnya. Di depannya terdapat seorang ramping dan tinggi, berjalan secara pelan untuk mendekatinya. Bara api dari penutup kepalanya berseteru dengan panasnya sekitar hutan. Pedang digenggam erat kemudian disangga di atas pundak.
"Ayolah Lily, ke mana nyalimu yang sebelumnya?" tanya Shax bergurau.
Benar-benar sebuah keajaiban bagi Lilya untuk bertahan hidup hingga saat ini. Raganya menipis, mengingatkannya pada luka yang dia dapatkan di Kritia. Sungguh, itu adalah memori yang tidak dapat dilupakan oleh Lilya. Shax tidak dapat dia kalahkan, tidak jika dia dapat menggunakan Azuria. Namun sekarang dia tidak tahu bagaimana cara menggunakan busur ini. Anak panah itu tidak dapat dia lepaskan, sesuatu membuat tali busur itu tidak dapat ditarik. Oleh karena itu, Lilya harus menghindari serangan Shax hingga menjerumuskannya jauh ke dalam hutan. Pada akhirnya, terjadilah pengejaran yang telah menimpa seisi hutan dengan api.
Lilya perlahan mengangkat raga, terbatuk-batuk menghirup pahitnya asap di sekitarnya. Yang dulunya hutan yang dipenuhi dengan udara segar, kini menjadi wujud kemurkaan seorang iblis. Api ini akan merambat, terus merambat hingga terpaan angin terhenti dan mendatangkan hujan. Lilya tahu sejak langit telah mendung, menunggu saat-saat itu terjadi. Hanya saja keinginan itu tidak kunjung terkabulkan.
"Mengapa tidak mau hujan? Apa yang menahan langit untuk runtuh?" Lilya bergumam, terdengar oleh Shax.
Langkah Shax terhenti. "Jadi, kau menyadarinya juga ya?" Shax bertanya, membuat Lilya menelengkan wajah yang dipenuhi luka.
"Apa maksudmu?" Lilya bertanya balik, Shax mengecilkan bara apinya.
Tiba-tiba Stellar Lilya bercahaya, diikuti suara detikan jam yang bergema. Garis api biru memercik dari dalam api merah di sekitar, memunculkan seekor kuda hitam dengan rambut berbara api birunya. Shax menoleh, membuat Terminus tertunduk.
"Terminus?" Kepala Terminus sedikit tergerak.
Mereka berdua sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata, selain menatap satu sama lain menghiraukan keberadaan Lilya. Perasaan kesal terpicu di dalam Lilya, tetapi dia yakin kalau mereka kini tengah berbicara dengan telepati. Ditambahi dengan fakta bahwa Lilya tidak dapat melakukan apa-apa untuk menghadapi Shax membuat dominasi yang dimiliki dia semakin menjadi-jadi menghancurkan mentalnya.
"Begitu ya," ucap Shax sekejap. Terminus melangkah mundur, mendadak menghilang oleh sebuah suara detikan jam.
Pandangan Shax kembali terpaku pada Lilya. Wajahnya telah berkamuflase dengan api sekitsr, menyulitkan Lilya untuk melihat jelas di mana kepalanya berada. Bola mata api yang lebih cerah dimunculkan, menegakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...