Genangan besar dan kecil beranjak seusai hujan. Satu titik air jatuh dari permukaan melengkung daun yang berjejer, jatuh di dalam kumpulan wujud cair lainnya. Tampilan seorang anak gadis bertemu di antara genangan, bersama dua orang dewasa yang memegang kedua tangannya. Permukaan bergelombang dipenuhi tanah yang basah, membuat jejak mereka tertinggal seusai melewatinya.
"Bagaimana Lily, apa kau merasakan sesuatu?" tanya pria dewasa di sampingnya. Ekor serta kupingnya bergerak selama mereka berjalan.
"Kita hanya berjalan menuju Desa Lorien. Aku tidak merasa berdebar-debar," jawab Lilya menunduk menghela napas.
Sosok wanita berambut biru di sampingnya mengelus kepalanya. Lilya berbalik, melihat senyuman dari perempuan tersebut. "Jika kau berada di sini sendirian, mungkin akan lebih menegangkan."
"Tapi kan Ayah sudah mengantisipasinya," jawab Lilya menelengkan kepala.
Kuping Lionel naik, senyum Eleanor hilang saat itu juga mereka berhenti. "Maksudmu?" Mereka berdua bersontak bertanya kepada anaknya, saling melirik satu sama lain.
"Maksudku, aku pernah mengintip Ayah menggunakan pelindung kristal yang biasanya terletak di meja Ibu. Entah mengapa aku bisa merasakan sebuah sensasi yang nyaman saat berada di dekatnya." Eleanor melirik Lionel tajam, alisnya turun mencengkam.
"Mengintip itu tidak baik Lily." Ayahnya menepuk dahi sendiri, melepaskan tangan Lilya.
"Ibu, mengapa namaku Lilya?" Gadis itu berpaling pada ibunya, meninggalkan ayahnya sendiri dalam pemikiran dalamnya tentang apa yang baru saja terjadi.
Eleanor menekan dadanya, menarik napas dan menghembuskannya. "Ibu tidak pandai memberi nama, begitu juga dengan Ayahmu. Ibu mendapatkan nama itu dari seseorang yang sangat ku hormati dulu saat masih remaja."
"Seseorang yang bahkan lebih kuat dari Ayah?" Semangat memenuhi Lilya yang melompat kegirangan. Hal itu membuat ayahnya terdiam sejenak.
"Kau membahasnya?" Lionel bertanya sekejap, wanita itu mengangguk.
"Kemampuan wanita itu dalam menggunakan busur sangat luar biasa, diriku yang saat itu terpukau melihat kemampuannya. Semoga kau bisa menjadi sepertinya juga, Lily. Namun aku tidak akan memaksamu jika kau tidak menyukainya."
Mendengar ekspetasi besar dari Sang Ayah membuat Lilya menunduk sejenak sembari mengepalkan tangannya. "Aku ... akan berusaha."
Dalam benaknya, Lilya berandai-andai tembakan busurnya tidak pernah meleset sekalipun. Namun itu tidak akan mudah dicapai apalagi sesekali dibutuhkan sebuah tembakan yang meleset untuk mencapai sebuah kesempatan akan sesuatu. Dia memegang dagu, berpikir sejenak masuk ke dalam lamunannya. Ayahnya seperti sangat mengagumi wanita itu, jika saja dia bertemu dengannya, dia ingin berlatih menggunakan busur secara maksimal darinya.
Angin menepis beberapa daun jatuh mengenai genangan air. Saat itu juga pandangan Lilya menyadari ada sebuah keanehan pada salah satu semak-semak yang berserakan di dekat perpohonan Hutan Bytn. Matanya dapat melihat dengan jelas, tonjolan aneh yang lebih kontras ketimbang serakan daun dalam kumpulan daun-daun tersebut.
Sebuah satu helai rambut mencuat di atas kepala bulat. Hijaunya rambut nyaris menyerupai daun di sekitarnya. Lilya pertama kali mengetahuinya, disusul oleh Lionel hingga Eleanor. Sepotong helai hijau yang tak biasa dan selalu naik itu menjadi petunjuk bagi Lilya untuk mendekati semak-semak. Hati Lilya berbunga-bunga karena penasaran dengan apa yang mungkin ada di baliknya. Semakin dekatnya dia dengan semak-semak itu, semakin mudah bau khas dari daun tercium masuk ke dalam hidungnya.
Eleanor hendak menghampiri Lilya. "Lily-" Lionel menghentikan usahanya. "Biarkan, aku tahu siapa itu dan aku bisa menjaminnya."
Semak itu berbunyi gesek-gesek, terdengar jelas pada kuping yang berkedut itu. Sebuah tawa ceria mengiringi benda yang bergerak itu, Lilya semakin heran. Dalam sekejap mata, sebuah bayangan hijau menyembul dari balik dedaunan. Lilya berteriak, melompat kejut saat melihat sosok kecil dengan rambut hijau yang mirip dengan warna dedaunan di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...