Episode 32 - Satu Kesempatan

15 4 7
                                    

Shax melompat mundur, tidak sebelum melepaskan sebuah serangan terpisah dari pencapit api yang beranjak dari belakangnya. Louis mengangkat kedua cakar ke depan wajah, memblokir serangan tersebut.

Terminus berhenti menarik Lilya, disambut oleh decitan sepatu zirah Shax yang berada di samping mereka. Kilatan cahaya bersama suara gemuruh menyambar perpohonan sekitar, disadari Shax yang menoleh. "Petir menyambar, tetapi hujan tidak mau turun."

Lilya melotot pada Shax, ingin dia melakukan sesuatu. "Apa kau punya semacam pedang yang bisa kugunakan ... untuk menusuk kristal di dalam sana?"

Pandangan Shax sedikit mendongak. "Tentu." Shax menarik sesuatu dari dalam simbolnya, saat itu juga diletakkan ke dalam pandangan Lilya.

Mata Lilya seketika melebar, tercengang sekaligus tertegun. "Senjata Louis!"

Dalam genggaman tangan Shax, sebuah pedang yang pernah Lilya lihat memancarkan cahaya yang mengalahkan api Shax. Sebuah kristal segitiga terpasang pada gagang, mengeluarkan berbagai partikel cahaya dari dalamnya. Akan tetapi, Lilya hanya dapat melihat kesurutan dalam jumlah energi yang dimilikinya. Terasa seperti, cahaya itu mulai memudar untuk selamanya menghilang.

Pedang itu diturunkan, hingga tercapai dalam gapaian Lilya. "Sayang sekali Terminus tidak dapat membereskannya, tetapi dia berhasil mengeksposnya dengan tembakan cahaya pembisu dari busurmu. Pakailah Creatornes untuk menusuk kristal itu. Hanya ini satu-satunya cara menghancurkan kristal Eclise, dihancurkan oleh pembuatnya sendiri."

Lilya mengenggam Creatornes. Namun, tiba-tiba dia terjatuh bersama dengan pedang itu ke bawah. Bobot yang amat berat ini sungguh menyulitkan Lilya untuk mengangkatnya. Sinar terang yang dipantulkan dari bilah pedang itu. Dengan hati berdebar, Lilya mencoba mengangkat pedang itu, namun beratnya membuatnya terhuyung ke belakang. Dia mencoba lagi dan lagi, tetapi pedang itu terus saja menolak untuk terangkat dari tanah.

Shax melirik Louis, tidak melihat ada suatu pergerakan yang terpicu. Sembari mendekati Lilya, dia menengok Terminus yang berada di belakang akar hitam Louis, bersiap menyerangnya lagi. Saat dia memalingkan pandangan, sebuah suara keras terpicu dari arah Louis. Diiringi suara percikan dari sentuhan benda keras, Shax menunduk kepada Lilya yang masih mencoba untuk mengangkat Creatornes.

"Bagaimana kau percaya kalau Creatornes bisa menghancurkannya?" tanya Lilya yang berdesis hingga kedua kakinya berdecit dengan rerumputan lembab.

Shax menatap kosong Lilya. Semburan api keluar jelas. "Nak, aku bertarung melawan Louis lebih banyak dari yang kau tahu."

Guncangan tanah menggetarkan posisi Lilya dan Shax saat ini. Terminus terdorong memasuki pandangan Shax yang serentak menarik keluar Terminite dari dalam simbol merahnya. Sesuatu segera beranjak dari dalam tanah. "Aku akan mengulur waktu, cepat angkat Creatornes!"

Tempat kakinya berpijak retak, bersama dengan tumpuan kaki zirahnya yang melayang ke depan. Aliran api dari Terminite menjulur keluar nyaris turun dari genggamannya. Shax mengangkat, kemudian menebasnya ke depan di mana Louis tiba dan menahan serangan tersebut.

Creatornes bukanlah senjata yang serta-merta dapat digunakan oleh siapa pun, sama halnya dengan Azuria yang dapat digunakan oleh Lilya seorang. Karena itu sangat disesalkan Creatornes bukanlah senjata Lilya, sehingga tidak ada kejadian di mana dia dapat menggunakan kekuatan yang terkandung di dalamnya. Lilya menyadari ini, tetapi dia butuh Creatornes untuk menghancurkan kristal itu pada Louis.

Hendak mengerahkan seisi tenaga yang terkandung, Lilya menyadari ada kilatan cahaya yang beranjak dari Stellar. Tangan kanan dilepas dari genggaman dua tangan Creatornes, meraih Stellarnya yang hangat. Lensa itu bersinar terang, mengindikasikan sesuatu.

Stellar Temporis - SarnovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang