Episode 26 - Mata Air Thoria

16 4 5
                                    

Lilya telah berada di bawah tebing, tepat berada di samping genangan air tenang dari air terjun luas di hadapannya. Di bawah air terjun tempat dia berada adalah danau luas yang sangat menyentuh hatinya. Air terjun ini adalah gemerlap indah yang tersembunyi di tengah kehijauan hutan. Seperti mimpi yang muncul dari ketidaksadaran, air terjun mengalir dalam riak gemerlap yang membawa keindahan yang mempesona. Suara gemuruh yang terdengar ketika air jatuh dari ketinggian yang menjulang seperti suara ribuan nada yang menyatukan harmoni alam.

Terminus melangkah terlebih dahulu ke dalam air. Sentuhan kaki panasnya dengan air yang sejuk menciptakan siklus uap tanpa henti dari air yang berjumlah tak terbatas. Dia menurunkan kepala, meminum air yang ada di air terjun tersebut. Tegukan air dalam kapasitas yang cukup ditarik hingga masuknya air dapat dipantau jelas oleh Lilya. Merasa heran, Lilya mendekat ke air hingga dia merasa angin berhembus ke arahnya, dingin tetapi dalam batas sewajarnya.

Dia berjongkok, semakin dekat dengan permukaan air. Jemari Lilya didekatkan menyentuh partikel air. Sentuhan dengan air tenang itu menyejukan pikirannya. Lilya meratap ke arah di mana air turun dari terjunan tajam dari atas tebing, berjarak sangat jauh dari mereka. Tidak menyangka dia dapat merasakan semua ini di saat Louis yang sangat dia pedulikan telah kehilangan akalnya dengan tenggelamnya dia di dalam Inversion miliknya sendiri. Namun, semua itu dilupakan sesaat Lilya tiba di tempat membahagiakan ini. Merasakan angin yang semakin berhembus tenang, Lilya menarik rambut biru terangnya ke belakang telinga, menguak telinganya dengan angin yang menyentuh dan membuat dia semakin melupakan segala yang membebani kepalanya.

Jemari diayun ke sana kemari membentuk ombak kecil pada permukaan air. Untuk berjaga-jaga, jemari didorong secara langsung bertemu dengan dasar danau. Air danau ini dangkal, sangat dangkal membuat Lilya ingin segera membuka sepatu hingga kaos kakinya dan menginjak air yang sejuk ini. Akan tetapi, keindahan air dari air terjun ini tidak seindah yang dipikirkannya. Bisa saja air ini mengandung zat-zat kimia berbahaya dari lingkungan sekitar. Terminus mungkin kebal terhadap zat apa pun yang dicernanya, tetapi tidak berlaku bagi Lilya.

Lama-kelamaan, rasa bahagia Lilya berubah menjadi rasa ingin tahu. Dia merasa pernah berada di tempat ini, melakukan sesuatu bersama seseorang. Mengingat saat itu Lilya masih kecil, dia berpikir bahwa saat itu dia pasti bersama kedua orang tuanya, bersama menikmati keindahan Hutan Bytn yang tersembunyi ini. Air terjun ini memiliki nama, dan Lilya jelas sekali mengingat nama tersebut. Stellar bercahaya tanpa sepengetahuannya.

"Harmonica Fall," gumam Lilya merenung.

Percikan air terdengar di dalam kepalanya, bersama dengan tawa sebuah keluarga yang sangat senang saat bermain di tempat ini. Satu orang anak perempuan dengan kedua orang tuanya saling melengkapi dan melakukan apa pun untuk mempererat hubungan mereka sebagai keluarga yang harmonis. Endapan pada hati Lilya menjadi rapuh, merasakan ingatan yang kembali mengisi kepalanya.

Terminus mengangkat kepala, menoleh pada Lilya yang berwajah muram selagi melihat pancaran dirinya di permukaan air. Tak menyangka bahwa terdapat satu tetes air jatuh dari mata Lilya ke permukaan air yang mulai bergelombang akibat permainan jarinya yang tak kunjung berhenti.

Lilya melemaskan mata, berhenti memainkan jarinya dalam air. "Aku pernah berada di sini, bersama mereka berdua. Sekarang ... semua itu hanyalah kenangan belaka. Sesekali, aku ingin mengajak Louis ke sini, melihat betapa megahnya pemandangan air terjun ini," gumam Lilya sendirian, mengingat segala yang terjadi pada masa lampaunya.

Pancaran panas dari Terminus beradiasi memecah fokus Lilya, seketika mengarahkan Lilya untuk menatap langsung kepadanya. Kuda hitam itu menunduk, mendekatkan diri untuk disentuh Lilya. Berada di sekitar Terminus kadang membuatnya cemas akibat kurangnya informasi dan sulitnya membaca raut wajah kuda iblis ini. Hanya saja Lilya tidak ingin memikirkan itu lebih jauh, berkemungkinan Terminus bisa saja gelisah dan menyerang tanpa sebab. Dia tidak akan selamat dari serangan tersebut, kekuatan Stellar tidak berguna terhadapnya.

Stellar Temporis - SarnovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang