Episode 23 - Ecosonar

15 4 3
                                    

Disertai guncangan hebat yang menggoyangkan seisi hutan, Lilya melompat tinggi melewati kejaran serigala yang sedari tadi mengejarnya. Pendaratan dilakukan secara payah, membuatnya terguling dan terhenti saat dipertemukan dengan batang tebal sebuah pohon. Sembari mengangkat kedua tangan untuk membangkitkannya, Lilya berhenti; melihat ke belakang. Dua ekor serigala langsung melompat hendak menerkam sikunya. Gigi tajamnya dari mereka membuat detak jantung Lilya berdebar-debar tidak dapat menahan sesak pada dadanya. Dia tidak dapat bergerak, tidak sempat untuk menghindari keduanya. Lilya menutup mata, ketakutan kepada hasil yang akan didatangkan padanya.

Dalam dunia penuh kekosongan itu, Lilya mendengar sebuah suara yang sama seperti sebelumnya. Sesuatu terjatuh dan menyentuh tanah, berkemungkinan terguling. Matanya ingin melihat langsung apa yang telah terjadi, membuatnya membuka penglihatan yang awalnya takut tersebut.

Di saat dia membuka mata, sebuah pedang telah terlempar dan mengenai dua ekor serigala itu sekaligus. Lilya melirik ke samping, mendapati bahwa sesosok pria berkacamata dengan pakaian dan rambut serba cokelatnya telah tiba; memberinya bantuan untuk melarikan diri. Louis telah memberinya jalur untuk melarikan diri, tetapi dia selalu saja menjadi orang yang harus dilindungi olehnya.

Hendak untuk menghampirinya, sebuah suara gesekan daun terdengar jelas di atas nya. Lilya mendongak, mencari sumber suara tersebut. Mata biru cerah yang tengah menengok ke atas itu mendadak terdiam, melihat dua orang Huntress bangkit tengah membidiknya menggunakan busur silang yang mereka miliki. Saat mulutnya terbuka akibat rasa gigil pada punggungnya, mereka menembakkan dua buah panah ke arahnya. Tembakan itu terlepas dari dalam tali penyangga yang dimiliki, melesat cepat ke arahnya.

"Ahh!" geram Louis melompat dan memantulkan salah satu dari panah menggunakan Creatornes. Namun satu panah berhasil melewati pengamatannya, melaju lurus ke arah Lilya.

Beruntungnya panah itu tidak mengenainya, tetapi tetap membuat hati Lilya tergores akibat pengalaman dekatnya dia dengan kematian. Tidak ada yang mengisi diri Lilya selain rasa akan kematian luar biasa yang ingin membawanya jatuh. Kedua tangan memegang Stellar, halonya gemetar hebat sembari berputar tak terkendali.

Kaki Louis mendarat di depan Lilya, membelakanginya yang kesulitan untuk berdiri kembali. Lutut Lilya gemetar, tidak berani untuk melakukan apa pun selain menatap tanah subur di bawahnya. "Aku tidak bisa ...." Lilya berucap dengan napasnya yang tersedu-sedu.

Dalam satu helaan napas, sebuah pisau kecil jatuh mendekati tangan Lilya yang mengepal mengenggam tanah. Mata pisau itu dapat dikatakan sebagai tajam berdasarkan dari sudut yang dimilikinya. Perlahan Lilya ingin menggapai pisau tersebut, tetapi dia enggan untuk mengenggamnya. Di sisi lain, terdengar suara perkelahian di atas pohon tempat dua Huntress itu berada. Sesuatu sedang terjadi dan Lilya tidak berniat untuk melihat ke atasnya.

Suara dahan patah pada semak-semak yang ditimpa dua tubuh yang penuh darah. Dari cuplikan cahaya angkasa, Creatornes menghilang untuk kesekian kalinya untuk Louis. Tidak ada suara lain selain desisan Lilya untuk menggunakan pisau yang telah diberikan olehnya. Dia takut, untuk menggunakannya, meskipun itu telah lama dimiliki dia.

"Angkat tubuhmu!" Louis berteriak kepadanya, seketika membuat Lilya tertegun dengan teriakan tersebut.

Tangan kanan dikepal, diangkat ke depan kepala Lilya dalam posisi menghadap atas. "Jangan biarkan orang lain melihat sisi lemahmu! Percayalah, kau tidak akan mau tahu bagaimana hasil yang akan kau hadapi nantinya."

Kedipan mata terjadi beberapa kali, membuat Lilya dipastikan terdiam oleh ucapan Louis. "Tidak perlu takut. Keluarkan semua yang telah kau pelajari."

"Tapi kau tidak mengajarkanku apa-apa soal berta—"

Suara gemuruh terjadi dari sekitar mereka, pertanda bahwa kerumunan Huntress dan serigala mereka akan segera kembali. "Gunakan instingmu Lily! Kau pasti bisa melakukannya!"

Stellar Temporis - SarnovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang