Di saat Lilya menengok tangan Shax, seluruh tubuh bergerak dengan sendirinya, mencoba untuk menerima tangan tersebut. Ada sebuah gaya yang memaksanya untuk melakukan itu. Sangat sulit, Lilya tidak dapat menghentikan gerakan tangan yang pelan-pelan mendekat dengan tangan Shax. Bola matanya melirik kepada api Shax, semakin membesar seiring tangan dia mendekat. Apa yang akan terjadi ketika dia memegang tangannya?
"Jangan terima tangan itu!" Sebuah percikan cahaya melesat ke arah Shax.
Shax menoleh dan menerima serangan cahaya dari kirinya. Akibat dari itu membuat ledakan yang mengisi seluruh tempat Lilya berada dengan asap abu-abu tebal. Terhalang oleh asap, Lilya tak lagi melihat tangan Shax yang awalnya ada di depan matanya. Perlahan-lahan, Lilya dapat menggerakan tubuhnya lagi. Akan tetapi, Shax telah menghilang dari hadapannya, entah di mana ia sekarang berada.
Asap di sekitar bergumpal erat, mencekik lehernya seakan napasnya tertahan lagi. Sesak, itu yang dapat dipikirkan Lilya; mencoba mencari jalan keluar di antara dataran tidak rata hutan Bytn ini. Asap itu menghalangi penglihatannya dengan jelas, lama-lama membuat matanya kesakitan dengan akses secara langsung tanpa penghalang. Mata Lilya dipejam, memberikan kegelapan pada penglihatannya.
Kali ini dia tidak dapat meraih apa pun dari dalam Stellar, dia membutuhkan konsentrasi penuh sekaligus membayangkan apa pun yang ingin diambil di dalamnya. Di dalam gelapan untuk tidak membuat matanya tersiksa, dia tidak dapat melakukan itu sejak kacamata tidak sempat dia bawa saat ditarik Louis. Namun Lilya dapat melakukan hal lain, hal yang tidak dapat dilakukan tanpa menutup matanya.
"Ecosonar!" Lensa Stellar bercahaya, mengaktifkan gelombang sehingga Lilya dapat melihat melewati asap.
Melalui Ecosonar, Lilya membayangkan pembatasan dalam penglihatannya. Dia merata kegelapan di sekitar penglihatannya, membiarkan seluruh kemampuan luar biasa itu tertutup untuk sekarang. Dengan kedatangan gelombang selanjutnya, yang hanya dilihat Lilya hanyalah pandangan layak matanya sendiri, tetapi hanya gelombang suara yang dapat dia dengar untuk melihat sekitar. Berkat suara dari luar, itu membuat sekujur hutan serta isinya terlihat sangat jelas oleh Lilya.
Pertempuran diisi dengan suara yang sangat jelas dari sekitar Lilya. Kupingnya berbelok menghadapi sumber suara yang terus menerus bergerak ke sana kemari. Suara besar terdengar, berasal dari pohon yang roboh di kanannya. Dua orang tengah berkelahi dalam tempo yang sangat cepat, bergerak merobohkan perpohonan di sekitarnya. Sebuah pohon jatuh mengenai salah satu orang tinggi dan berbadan besar tanpa kepala, tetapi ada sebuah perisai tak terlihat yang membuat pohon itu tidak dapat menimpanya. Seharusnya pohon itu sangat besar dan dapat membunuh siapa pun yang tertimpa, lantas mengapa pohon itu tidak dapat menghancurkan perisai tembus pandang itu?
Suara itu semakin kuat, membuat dia tidak dapat tenang untuk menjaga gelombang untuk terus ada. Fokusnya terpecah sedikit demi sedikit, melepaskan kekesalan pada napas yang dikeluarkan. Pada akhirnya Lilya mematikan Ecosonar, membuka mata yang telah diberkahi dengan keluarnya dia dari asap yang telah menghilang.
Dari kanannya, Lilya meratapi kobaran asap yang keluar dari kejauhan. Bekas p-bekas dari pertempuran mereka berdua telah membuat banyak dampak buruk di hutan ini, tidak menutup kemungkinan di tempat lain terjadi hal yang sama.
Louis terhempas, terjatuh di hadapannya. Dalam posisi terbaring, ia mengeluarkan suara geraman yang amat menyakitkan seperti rasa sakit yang didapat telah dilontarkan padanya juga. Kejutan akan Louis yang tiba tidak berhenti hingga di sana. Pupil Lilya mengecil, melihat dari kumpulan debu yang bertebaran di sekitar mereka, tepatnya pada bagian lengan Louis.
"Louis tanganmu!" teriak Lilya dalam gumamnya.
Lengan kiri Louis kini lebih pendek. Bagian tempat jemarinya dulu berada telah menghilang bersama dengan lengan bawah yang tak lagi sempurna. Louis berlumuran darah miliknya, mendesis akibat sakit yang amat mengerikan. Kini Louis buntung, tidak lagi dapat menggunakan tangan lain selain tangan kanannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...