Kesunyian membayangi permukaan air dangkal yang terlihat tak berujung. Di tengahnya, Louis tetap tercekik di antara kumpulan ketajaman dari kristal yang menggerogoti tubuhnya tanpa henti. Kristal-kristal indah itu terhampar mengintari tubuhnya, seakan menjadi penanda akan kekuatan yang pernah dimilikinya. Sinar cahaya tak terlihat, tetapi sebuah benda bulat yang jauh di kejauhan terlihat seperti titik terang yang memecah kehampaan di sekitarnya.
Di kehampaan yang tak terkira itu, Louis hanya mampu merenung dan terus merenung, terjebak dalam penyesalan yang mencekiknya. Tanpa cahaya, tanpa harapan, dan tanpa kepastian, Louis terus terpuruk dalam kesendirian dan penyesalan yang menghantui dirinya.
"Apakah aku ...?"
"Louis!" teriak seseorang berlari dengan pecahan suara air yang dibawanya.
Rambut dan mata birunya hidup seperti bersinar dalam kegelapan. Angin menerpa kepalanya, membawa rambut itu berkibar-kibar. Dia melihat Louis yang terduduk dalam posisi yang sangat menyakitkan. Siapa yang tahu berapa banyak kristal yang berhasil menusuk tubuhnya, tidak dapat dilepaskan ataupun melawan balik.
Berada di hadapan sekumpulan kristal itu, Lilya tidak dapat melepaskan tangan dari mulutnya yang terbuka. Matanya melotot tajam kepada sosok yang dihormatinya, kini terjebak dalam penjara kristal kecil ini. "Louis, apa yang terjadi denganmu?"
"Aku ini bodoh. Jika saja aku tidak ada, mungkin mereka tidak akan mendapatkan akhir yang telah menjadi kenyataan ini." Louis membalas, tetapi tidak membalas Lilya, melainkan berbicara sendiri.
"Jika saja aku tidak ada, mungkin Lino tidak pernah mati seperti ini."
"Louis." Kedua tangan Lilya memegangi bahu kristalnya.
"Aku hanya ingin semuanya berakhir bahagia, tanpa pertumpahan darah sedikit pun. Hanya saja aku mengingkari ucapan aku sendiri." Kristal itu jatuh, mengeluarkan telinganya dari penutup keras tersebut. Napas Lilya ditarik, perutnya mengempis.
"Aku masih belum ...."
Lilya mendekat ke arah telinga Louis yang telah terbuka.
"Ingin mati."
"Louis!"
Seluruh air tenang berguncang, tidak tenang terhadap semua yang baru saja dilontarkan Lilya. Tubuh Louis berguncang. Matanya yang menatap ke bawah melihat ke sana kemari dalam kecepatan tinggi. Lilya bergerak mundur, memasang cahaya yang dikeluarkan Stellar kepada permukaan kristal yang menyelimuti Louis.
"Lilya ...." Suara yang memikat kuping untuk berkedut terpanggil dari Louis.
Turunan air membasahi matanya. Kedua kaki melangkah mendekat, kedua tangan dibuka. "Bertahanlah, aku akan ... melepaskanmu."
Lilya memalun Louis, mencoba mengeluarkan kristal pada Louis yang dapat melukai kulitnya sendiri. Kristal hitam tajam itu retak dari tubuh Louis. Dari dalamnya muncul gertakan sehingga membuat retakan itu membesar, mengeluarkan bagian tubuhnya yang lain. Mata Louis menajam, area pergelangan tangannya bergerak. Seiring itu terjadi, Louis menggerang kesakitan dengan segala kristal yang dipaksa keluar oleh Lilya.
Area kening Louis terbuka, Lilya menempelkan keningnya dengan kening Louis? "Bertahanlah ... Louis."
Retakan dari seluruh kristal tubuhnya membesar. Jatuhan kristal memecah air tenang menjadi bertemu dengan kekayaan material keras tersebut. Area tangan terbuka, Lilya langsung menariknya dengan sangat erat. Gerutu dari mereka berdua mengisi kekosongan dan kehampaan yang ada di dunia gelap ini. Kristal di sekitar Louis semakin berjatuhan dan tubuh Louis perlahan tertarik keluar.
"Sekarang!" Lilya berteriak.
Louis tertarik, tetapi itu sama sekali tidak cukup untuk mengeluarkannya. Bercak merah membasahi tangan Lilya yang mengenggam Louis. Kristal itu melekat keras, menyulitkan Lilya. Tanpa disadari, Stellar memercikkan cahaya yang sangat terang dari sebelumnya. Dari dalam lensa, kumpulan cahaya itu tertembak lurus yang secara langsung membelah kristal sehingga melepaskan Louis dari dalamnya. Lilya menatap sinar terang itu, seperti sebuah tembakan laser yang dapat membelah apa pun yang dilaluinya. Tidak ada belokan yang terpicu, membuat sinar itu menjadi sebuah senjata yang dapat menembus apa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stellar Temporis - Sarnova
FantasyDisclaimer - Cerita ini "Sunshine and Rainbow" Stellar Temporis Vol 1 Demi-Human, sekelompok ras hibrida menyerupai manusia. Keberadaan mereka di dunia membawa sebuah pengaruh kepada manusia yang hidup bersama mereka. Akan tetapi, tidak semua manusi...