i can't

67.4K 7.5K 350
                                    

.

Aku kepingin apdet hehe .... nanti senin aku gak apdet
.

Jake menggandeng tangan Jungwon menuju arena bermain dipusat perbelanjaan Sunghoon mengikuti dari belakang, mereka jadi pusat perhatian seluruh pengunjung seketika rumor perceraian sang perdana menteri dianggap omong kosong saja. Lihat mereka sangat bahagia layaknya keluarga pada umumnya.

Jungwon sungguh menggemaskan memakai baret hat yang pakaikan Jake tadi dimobil, dan tas kecil dipunggungnya, sedangkan Sunghoon begitu gagah dengan setelan jas mahalnya.

Kalau Jake beda lagi, dia memakai hoodie warna nudish serta celana training bak anak muda jaman sekarang. Namun perutnya menyembul mengatakan kalau dia ibu muda yang sedang mengandung.

"Mama yayah itut telus ... " Jake menyadarinya dari tadi, "Kami mau main dulu, kamu bisa pergi cari kopi atau duduk santai." Jake mengusirnya secara halus.

"Tidak, ayo jalan saja aku tidak mengganggu juga, Jungwon sini ayah gendong," Sunghoon menggandeng Jake dan juga menggendong Jungwon.

Blitz kamera seketika membuat mata mereka tidak fokus, Sunghoon berdecak sebal, "Tunggu aku panggil pengawal, " Jake merasa tidak nyaman langsung merapatkan diri pada Sunghoon.

"Mama mata uwon kabul, uuh .... nda liyat!" Jake terus berjalan mengikuti Sunghoon dan tangannya meremat tautan mereka.

Sunghoon menelpon seseorang dan Jake tahu itu kepala keamanan.

"Dalam 10 menit kalian harus sudah ditempat."

Jungwon memeluk leher ayahnya, bersembunyi diceruk leher sang ayah. Bibir anak itu terus bergumam kata takut mengadu pada Sunghoon.

Seumur hidup Jungwon tidak pernah pergi bersama ayahnya dari kecil hingga sekarang, mereka tidak pernah jalan bertiga seperti sekarang jadi hal yang mengejutkan kala ada banyak kamera menangkap pemandangan ini. Jungwon dan Jake panik.

"Jangan takut hei, ini ayah bersama Jungwon," Sunghoon tahu keluarga tidak pernah disorot kamera karena Sunghoon memberikan pengawalan ketat untuk privasinya dan keluarganya.

"A-ayah tenapa meleta mawu kejal? Tita ada calah?" Jake memperhatikan wajah khawatir Sunghoon melihat Jungwon.

'Sepertinya tugasku akan selesai, Sunghoon sudah menyayangi anaknya' batin Jake. Ada rasa tidak rela tapi siapa tahu takdir.

Sunghoon menuntun keluarganya keluar menuju tempat parkir mobil mereka, dan untungnya para bodyguard datang.

"Kita kesana lain kali saja, lihat para wartawan menggila." Ucap Sunghoon pada Jake saat masuk mobil.

"Baik, kak uwon kita main ditaman belakang saja ya?" Jungwon mengangguk saja, tapi dia tidak mau melepaskan pelukannya pada Sunghoon padahal pria itu akan keluar mobil lagi untuk pindah posisi pengemudi.

"Yayah janan yepas duyu .... hikss .... " Sunghoon terdiam lehernya terasa basah.

"Uwon cayang yayah hikss .... uwon nda natal, uwon mawu dicayang yayah cama mayin hikss .... " Jungwon suka aroma maskulin ayahnya, dia merasa aman dan kuat disaat bersamaan.

Jungwon ingin bermain dengan sang ayah yang sangat sulit digapai walaupun mereka serumah. Ada mama dia bahagia dan dicintai. Tapi bersama ayah? Perasaan nyaman dipelukan pria itu membuat Jungwon sangat ingin bermain serta disayang pria yang berstatus ayah itu.

"Uwon halus apa bial yayah cayang uwon hikss .... ayo peyuk uwon yagi hikss.... "

Dada Sunghoon sesak mendengarnya anak ini meminta cinta yang harusnya memang dia dapatkan.

"Janan yepas duyu hikss .... mama uwon cayang yayah hikss .... "

Jake menangis tanpa suara, hei dia juga seperti itu dulu waktu masih kecil mengemis cinta saat dia hanya punya ayah didunia ini, Jake tidak sanggup melihatnya. Satu harapan Jake akan jawaban Sunghoon, semoga pria itu tidak menjawab seperti apa yang ayahnya jawab dulu.

Ayah dulu menjawab jika dia pintar maka beliau akan menyayanginya. Jake akan menangis dan memukul Sunghoon jika pria itu begitu juga.

"A-ayah t-tidak tahu nak, a-ayah tidak bisa," Jake langsung menangis kencang dibahu pria itu sambil menciumi surai hitam Jungwon.

"Jahat kamu, Sunghoon."

.

.

Being A Mommy [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang