Waktu makan siang Sunghoon lagi-lagi heran tumben Jaeyun tidak ada dimeja makan. Namun Sunghoon tersenyum lega tidak akan ada yang mengganggu acara makannya lagi.
Tapi ada yang berbeda selera makannya mendadak hilang tidak ada ocehan cerewet Jaeyun menanyakan tentang banyak seperti, pekerjaannya hari ini dan kabar lain.
"Dimana nyonya kalian?" Sunghoon bertanya pada salah satu pelayan yang menghidangkan makanan dipinggannya.
Pelayan itu tampak berpikir, "Oh nyonya tadi bermain air di halaman belakang bersama tuan muda, tuan, " Sunghoon naik pitam mendengarnya, bermain katanya? Berapa umur Jaeyun sekarang jadi bermain hal kenakan begitu.
Dilain tempat Jake tergelak kencang bersama Jungwon, bajunya basah kuyup, perut buncit berisi bayi miliknya tercetak jelas membuat Jake terlihat menggemaskan.
"Mama pupi nda mawu mandi!" Jungwon menarik paksa puppynya untuk memakai sabun pel lantai.
"Jangan kak uwon harusnya pakai sabun mandi yang biasa kak uwon pakai, sana suruh kakak pelayan ambil sabunnya."
Jake menikmati bagaimana bermain seperti anak kecil, kandungannya bukan jadi masalah yang penting bahagia sekaligus menghilangkan rasa sakit melihat wajah ayah Jungwon.
"Tata peyayan uwon minta cabun mandi buwat pupi tacian nda mandi .... " Jake cekikikan dibawah selang air mengalir.
"Baik tuan muda," pelayan itu tertawa saat berbalik badan sungguh mereka menggemaskan sekali.
Jake bahagia disini bersama Jungwon dalam hati bertanya-tanya kapan ia kembali kedunia aslinya, kalau boleh Jake memilih disini saja bersama Jungwon. Hatinya terlanjur menyayangi anak balita ini.
"Nyonya anda dipanggil tuan besar .... " seketika kebahagiaan Jake terenggut wajahnya langsung masam.
Mata Jake menajam, "Katakan pada tuan kalian aku sibuk!" Pelayan tadi mengangguk hormat dan kembali kedalam mansion.
Jungwon badannya sudah penuh tanah. Namun Jake biasa saja dia sekarang malah menyiram perutya yang menendang, "Makanya cepet lahir dek, biar kakakmu ada temen main kalo aku udah gak ada."
Woof woof woof
"Astaga ..... " Kelakuan random mereka jadi tontonan pelayan dan juga .... Sunghoon.
Sunghoon menggeram marah bisa-bisanya Jaeyun meninggalkan tugasnya sebagai istri malah bermain seperti anak-anak, pria itu menuju tempat sumber air selang yang Jake dan Jungwon pakai lalu mematikannya.
Dapat Sunghoon lihat Jake beserta anaknya berdecak sebal.
"Ayo kak uwon kita bersih-bersih!"
Dari kejauhan Jake melihat Sunghoon dekat kran air, maka dari itu dia masuk kedalam mansion bersama Jungwon.
"Dasar tua bangka! Memangnya aku menganggunya?"
Jake menggerutu sambil menggandeng tangan Jungwon, balita itu ikut menggerutu dengan suara bayinya entah pada siapa ia marah padahal Jungwon tidak melihat sang ayah ada disana. Tapi melihat ibunya marah anak itu menggerutu dan meniru apa yang Jake katakan.
"Dasay tuwa banka! Memanna uwon meganuna?" Salah satu tangan Jungwon berkacak pinggang mengikuti Jake.
"Awas saja orang itu!" Jungwon menatap ibunya lagi kemudian membeo, "wawas oyang itu!" Mereka tidak sadar jika langkah kaki mereka membekas dilantai dan itu sangat kotor sampai Sunghoon yang tadi mengikutinya tidak bisa menahan marah.
"Berhenti bersikap kenak-kanakan Jaeyun."
Jaeyun berbalik baju basah kuyupnya menitikkan banyak air hingga lantai tempatnya berpijak basah, Jungwon sama sekali tidak berani melihat ayahnya karena biasanya ibunya akan marah padanya jika ada sang ayah. Jaeyun sering memukul Jungwon dihadapan Sunghoon untuk menuntaskan rasa kesal pria itu pada balita tak berdaya tersebut.
Biasanya Sunghoon datang kekamar Jungwon untuk melihat perkembangan putranya dalam bidang akademik melalui kertas ujian, buku tugas dan jika Jungwon mendapatkan nilai dibawah seratus, maka siap-siap tubuh mungilnya dipukuli sang ibu atas permintaan ayahnya.
"Aku hanya menemani anakku bermain, apa salahnya?" Jawab Jake ketus.
Sunghoon menatap istrinya tak percaya, "Kau! Park Jungwon kembali kekamar! Aku harus beri pelajaran pada ibumu ini."
"PELAYAN! BAWA TUAN MUDA KALIAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
FantasiEND "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...