Kayanya ini rada dramatis deh...
.Jake mengerutkan keningnya karena pintu gerbang tak kunjung terbuka untuk mereka, apakah ayah Jaeyun sudah tidak mengharapkan anaknya lagi? Heeseung berbohong padanya? Kalau benar berbohong Jake kirim pembunuh bayaran nanti pada pria tinggi itu.
Dan tidak lama suara danton terdengar menyiapkan pasukannya, jantung Jake berdebar.
"Sayang sebaiknya kita pulang atau senapan menghadang kita disini." Jake pun rasa begitu, namun jantung ini berdegup kencang airmata tiba-tiba mengalir, ini reaksi alami tubuh Jaeyun.
Tentara berbaris didepan gerbang membentuk formasi indah yang menyejukkan mata, Jungwon saja sudah memekik girang, dan Sunghoon hanya pasrah.
"Ayaaah .... " pria tua diantara para tentara itu mirip sekali seperti ayah Jake didunia terdahulu, kerinduan Jake dan Jaeyun jadi satu lalu membuncah direlung jiwa.
Sunghoon menatap istrinya yang menangis melihat sosok gagah nan kuat di usia senja itu, rasa bersalah memenuhi hatinya betapa jahat ia dulu memisahkan dua orang saling sayang ini, hubungan darah tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.
Pria tampan itu menggenggam tangan sang istri dan mencondongkan tubuh mengecup pelipis pria cantik tersebut, "Maaf sayang .... aku jahat."
Jungwon tidak memahami situasi malah menyuruh pak supir membuka kaca mobil.
"Halo antel tentala!! Ini palk jungwon!!"
Ayah Shim menahan air matanya karena sosok imut itu mirip menantunya, namun kepribadian tak jauh berbeda dari anaknya.
"Buka gerbang!!" Ucap pria itu begitu tegas dan lantang.
"Siap jenderal laksanakan!!"
Jake menangis pilu pria tua itu sangat mirip ayahnya, hanya saja lebih tua, "Ayaaah .... "
Mobil yang keluarga perdana menteri tumpangi itu masuk ke dalam area mansion, dan jalan masuk diblok oleh para prajurit gerbang dikunci.
"Turun tuan kecil!!" Jake merasakan dadanya makin sesak panggilan itu, panggilan yang ayahnya sematkan saat dia masih sangat kecil.
Jake terisak dan turun dari mobil Jungwon ikut juga, anak itu menggenggam tangan mamamya, Sunghoon hanya menunggu aba-aba lalu babak belur kalau sial hari ini.
Tangisan Jake terdengar menyakitkan Jungwon saja merasakan betapa dalam kesedihan mamanya.
"Hei anak ayah! Sudah jadi ibu! Kenapa baru pulang anak pintar?! Tidakkah kau tahu ayahmu yang tua ini menunggu kedatangan putra kecilnya sepanjang hari?! Kalau ayahmu ini bisa menunjukkan hati pada kau semua sudah tak berbentuk lagi! Ayah sangat menyayangimu dan mencintai anak kecil yang dulu sering menangis di tinggal keperbatasan." Wajah pria tua itu sudah penuh air mata beliau berteriak dengan suara bergetar.
Sunghoon memalingkan wajahnya perasaan sesak mendengar itu, bayangkan itu terjadi padanya Jungwon tidak pernah bisa pulang ke rumah anak imut itu tidak mau pulang ke rumah, bagaimana kabarnya saat ini.
Jake berjalan perlahan menghampiri ayahnya sambil terus menangis, langkah pria cantik itu sangat pelan.
"Ayah..... rindu sekalii ... " pria tua itu berlari dan memeluk erat tubuh mungil berbadan dua tersebut.
"Anak ayah .... " semua melihat pemandangan haru itu, seorang ayah yang ditinggalkan hampir bertahun-tahun telah bertemu anaknya kembali.
Tapi terlalu fokus pada Jake dan sang ayah, mereka tak sadar kalau Jungwon memeluk kaki kakeknya yang masih tampan di usia senja itu.
"Glenpa hiksss ... ini mama uwon .... "
Jaeyun mengapa hidupmu sempurna sekali, batin Jake, dari keluarga terpandang, jenius, cantik dan tampan, dikaruniai anak pintar seperti Jungwon, ayah yang menyayanginya, Jake iri bolehkah dia egois untuk berada disini selamanya? Kehidupan Jaeyun terlalu sempurna Jake ingin sepertinya.
"Aku rindu ayah .... " dadanya bergemuruh saat tangan kasar ayahnya menyapu air matanya.
Tuan Shim menatap ke arah mobil beliau mengisyarakatkan Sunghoon keluar dari mobil dan mau tak mau pria itu keluar dia pasrah dihajar atau dilumpuhkan dengan senapan.
Jungwon diangkat salah satu sepupu Jake yang menjadi prajurit tentara, anak itu dibawa pergi bersama beberapa pelayan menyisakan Jake, Sunghoon dan tuan Shim beserta pasukan.
"Kau belum minta restu padaku perdana menteri!" Sunghoon berjalan penuh keberanian menuju pria tua itu, layaknya seorang pria gagah itulah yang Sunghoon lakukan.
Tubuh Jaeyun ditarik kebelakang nya tuan Shim tersenyum formal melihat pria tampan itu menuju mereka tanpa keraguan, seperti yang diharapkan orang paling disegani rakyat ini bertanggung jawab atas janjinya beberapa tahun yang lalu.
Jaeyun menyandarkan kepala dipunggung tegap sang ayah dan menghirup aroma tubuh familiar dipenciumannya, bahkan bau tubuh mereka sama.
"Adik ayo ikut kakak," seorang pria memakai seragam lengkap itu mengelus pipi Jake, namun pria cantik itu menggelengkan kepalanya.
"Mau ayah .... jangan ganggu ... " hati tuan Shim menghangat anak ini masih sama manja padahal sudah punya buntut.
Sunghoon berdiri tepat di depan ayah Jaeyun.
"Maaf kelancangan ku jenderal membawa anakmu tanpa persetujuan kalian sekeluarga, tapi jangan suruh menantumu ini melepaskan Jaeyun, aku sangat mencintai anakmu."
.
Maaf ya baru update aku habis perjalanan jauh ke rumah nenek, jadi gak bisa pegang hp sama gak ada sinyal disana sekarang aku lagi dikota beli mam enak jadi bisa update hehe .... sorry
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
خيال (فانتازيا)END "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...