Jake melenguh pelan saat netra terbuka perlahan dan menampakkan sebuah ruangan gaya klasik eropa yang begitu megah, Jake berusaha beranjak namun seluruh badannya ngilu serta keram di saat bersamaan apalagi bagian perutnya.
"Eungh..... ayah?" Saat nyawa terkumpul sempurna Jake tersadar sesuatu bagaimana bisa dia ada di tempat ini harusnya ia berada di kamar mandi, tidak mungkin ayahnya mau berbaik hati meringankan hukuman meskipun Jake adalah anak kandungnya.
Mata Jake membulat ketika dia tidak bisa melihat kakinya yang kebetulan keram kesemutan, perutnya membesar bulat hingga tidak bisa melihat bagian kaki lagi.
"Loh?! Ini apa? Aku kena penyakit?!" Tangannya hinggap di atas perut lalu merasakan gerakan di sana, mata Jake berkaca-kaca tidak lama isakan keluar dari mulutnya.
"Aku penyakitan? Ini sakit apa hiks.... "
Sambil menangis Jake mengedarkan pandangannya sekitar ruangan dan tangisannya langsung berhenti di gantikan raut wajah bingung.
Memaksakan diri berdiri dengan perut buncit yang hampir meledak itu Jake bersusah payah mengelilingi ruangan asing tersebut, sejak kapan kamarnya berubah begini kamar Jake memiliki design modern.
"AYAH!! " Jake memanggil sang ayah, jujur ini membingungkan dimana dia sekarang, ruangan ini jauh dari kesan yang ayahnya suka.
Jake mencari pintu keluar dan dapat buru-buru pria cantik bertubuh mungil itu menuju ke arah pintu.
Dugh!
"Arrgghh!! Apa tadi? Ada yang dorong perut di dalam!" Tangan putih Jake memegang perutnya mata makin membola.
Ada gerakan kecil di dalam perutnya Jake tiba-tiba ingin kencing ketika bagian bawah perutnya seperti ada rambut yang bergerak semangat.
Jake menangis, dia merutuki nasibnya yang tragis dari sering di bully, di pukul dan di siksa ayah sekarang ada penyakit bersarang dalam perutnya hanya dalam satu malam, dan dia terbangun di tempat asing, Jake tidak sanggup hidup begini lagi.
Kakinya lemah Jake merosot terduduk di lantai, "hiksss..... aku menyerah..... "
Kemudian Jake berdiri mencari keberadaan kamar mandi saat kandung kemihnya semakin penuh, lagi-lagi pria itu kesusahan membawa diri sendiri akibat bobot perut yang dia bawa.
Masuk kamar mandi Jake terperangah, kamar mandi apa bisa jadi semewah ini? Klasik sangat menenangkan untuk berendam sambil menonton televisi di depan sana, ini bukan rumahnya Jake tahu kalau dia anak orang kaya tapi tidak sekaya ini.
"Ugh... tunggu... " sudah di ujung dia tergesa-gesa.
Melewati kaca besar Jake berhenti kemudian memindai keadaan tubuhnya, dari wajah jantungnya berdetak kencang ini memang dirinya tapi... tidak mungkin wajahnya semulus ini! Hidung Jake tidak semancung ini, Jake mengingat jelas kalau bagian pipi kirinya ada beberapa jerawat batu, sekarang? Wajahnya cantik sekali.
Lalu Jake makin mendekat pada cermin, perhatiannya ada pada rambut yang memanjang berwarna coklat madu, sejak kapan dia berani mengecat warna rambut apalagi memanjang begini, dan satu lagi Jake merasa dia terlihat dewasa.
Jake beralih kebawah perut buncitnya dengan segera pria cantik itu menyingkap piyama kebesaran yang ia pakai, dan terlihat urat-urat perut nampak jelas juga pusarnya menonjok ke depan.
Nafas Jake tercekat, "A-aku hamil?" Ucapnya terbata-bata.
Ada gerakan halus didalam perut menguatkan keyakinannya Jake mengelus perutnya lembut.
Dugh!
"Ada apa ini ......"
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
Viễn tưởngEND "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...