.
"Aku tidak akan meninggalkan istriku. Walau diminta sekalipun."
Tuan Shim tersenyum cerah kemudian menepuk keras bahu Sunghoon dan itu sangat sakit kalian tahu, Sunghoon saja menyembunyikan ekspresi wajahnya karena tepukan itu seperti pukulan yang menyiratkan dendam pada bahunya.
"Terima kasih telah menepati janjimu sebagai laki-laki." Sunghoon tersenyum.
Formasi tentara berubah mereka mengangkat ke udara senapan yang mereka bawa menjunjung tingga benda itu ke atas dan lambang keluarga Shim terkibar indah ditengah tengah.
"Aku dulu berkhayal menggiring kalian bersama prajuritku saat menikah, tapi itu tidak tergapai jadi kita lakukan sekarang."
Hati Sunghoon sakit mendengar itu, Tuan Shim bahkan tidak di undang ke pernikahan anaknya sendiri atas keinginan Sunghoon.
"Jenderal kau bisa menghajarku sekarang untuk segala dosaku."
Jake menatap lamat Sunghoon yang terlihat sangat bersalah pada ayahnya raut wajah pria itu tidak bisa disembunyikan lagi.
Justru tuan Shim menggeleng, "Anakku sangat mencintaimu perdana menteri, kalau Jaeyun menangis karena itu aku tidak bisa, cukup banyak air matanya terbuang selama ini," Jake menangis dipunggung sang ayah betapa sayangnya ayah pada Jaeyun.
"Terima kasih ayah ... sudah sayang jeyun ... "
Tangan Sunghoon dan Jaeyun ditautkan oleh pria tua itu.
Tentara membuat jalan untuk dua orang itu, dan jangan lupakan taburan bunga sepanjang mereka berjalan diantara kesatria negeri itu.
"Maaf sayang, aku salah besar selama ini," Jake menggeleng, "Tidak perlu minta maaf," karena semua sudah terlambat, lanjut Jake dalam hati.
Jake malu jujur mana mereka tersenyum cerah sekali seakan terlihat sangat bahagia atas apa yang mereka lihat, Jake merapatkan diri pada Sunghoon dan menyembunyikan wajahnya dilengan pria itu.
Berbeda dengan Sunghoon tersenyum konyol sok tampan walaupun memang tampan, tapi itu terlihat angkuh dan menyebalkan.
"Kita bahagia sekarang," bisik Sunghoon.
Dalam hati Jake miris pada dirinya sendiri, dia tidak bahagia. Jake hanya menggantikan Jaeyun dan membuat kehidupan Jaeyun menjadi lebih baik, bukan Jake tapi Jaeyun.
"Kamu yang bahagia." Gumam Jake.
.
"Glenpa halus tau mama cayang uwon!"
Jungwon duduk dipangkuan sang kakek dan bercerita panjang lebar pada pria tua itu.
Tuan Shim terkekeh, "Cucu tau mama mu dulu umur 8 tahun baru lancar bicara, kata orang kalo dia punya adik mungkin umur 4 tahun pun seharusnya mamamu sudah lancar bicara." Tuan Shim seperti melihat Jaeyun kecil pada Jungwon.
Jaeyun belum lancar bicara Jungwon pun sama, tapi bedanya Jaeyun tidak selancar Jungwon seperti sekarang, mungkin karena sebentar lagi anak gembul ini akan punya adik.
"Tapi mamamu tidak akan punya adik, grandma meninggal saat melahirkan mama uwon, jadi lambat sekali dia bicara sampai diledek teman sebayanya," pria itu terkekeh miris, dulu Jaeyun hanya punya ayah dan sepupu saja.
"Mama nda ada mama?" Wajah Jungwon sedih, "Iya makanya mamamu tidak tahu cara menjadi ibu yang baik dulunya, sekarang dia melebihi kata sempurna."
Jungwon digendong ke ruang makan oleh pria itu itu, dan mereka membicarakan banyak hal.
Tak lama mereka sampai di ruang makan di sana sudah ada Jake yang menyiapkan makan malam, Sunghoon ikut membantu dan satu lagi para sepupu pria cantik itu membuntuti Jake.
"Astaga Yeonjun, Heeseung, Jeno, Erik, kalian!" Pasalnya Jake seperti punya buntut karena empat pria itu mengikuti kemana pun dia pergi, tuan Shim menggeleng.
"Iya mereka mengikuti istriku." Sungut Sunghoon.
Jake mengangguk dengan mengerucutkan bibirnya, "Mereka ganggu terus yah! Sunghoon juga!"
"Maaf yah kami rindu adik." Ujar Yeonjun selaku paling tua di antara mereka berempat.
Tapi perhatian mereka teralihkan pada anak kecil yang berada di gendongan tuan Shim, "Hai anak paman!"
Jake menghela nafas lega, namun tak berlangsung lama perutnya terasa seperti ditusuk-tusuk sampai piring yang ia pegang terjatuh.
Prang!
Seketika juga Jake jatuh pingsan bersamaan dengan piring itu jatuh.
"SAYANG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
FantasyEND "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...