Gak papa kan aku apdet? Jangan lupa komen nanti aku sun kning stu²
.
Jake hari ini akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan check up bulanan kandungannya bersama Jungwon tentunya. Hari ini Jungwon bolos dulu les soalnya mama lebih penting dari apapun baginya, masalah dimarahi ayah ada mamanya yang siap pasang badan.
Namun ketika masuk mobil Jake heran, ada Sunghoon dimobil dikursi pengemudi, "Loh katanya mau rapat, oh kami salah mobil ya? Ayo kak uwon kita salah mobil." Jake menuntun Jungwon, sayang pintu mobil terkunci otomatis.
"Buka kuncinya hoon, aku mau cepat ini, sekalian jalan jalan sama kak uwon."
Sunghoon bergeming, Jake berdecak kesal. "Kalo mau ngantar itu bilang, kamu masih punya mulut kan?" Jungwon mengangguk membenarkan kata mamanya.
"Aku mau tahu perkembangan anakku," Jake ber-oh saja.
"Nanti kamu jangan larang kami main, ya?" Tidak ada balasan dari Sunghoon.
"Sudah cepat jalan!" Ucap Jake.
"Astaga Jaeyun ... " Jake seperti ibu mertua yang kejam.
.
"Perdana menteri ada yang ingin saya sampaikan tentang kandungan nyonya," Sunghoon sedikit tegang.
Dokter kandungan itu menarik nafas lalu menghembuskan perlahan, "Apa nyonya mengeluh sakit pada perutnya?" Sunghoon mana tahu.
"Aku kurang tahu dok," Si dokter tampak frustasi, "Anak anda kekurangan oksigen, saya tidak tahu apa yang dialami nyonya, tapi ini seperti kejadian mati suri kisaran waktu 24 jam lebih, sampai paru-paru nyonya mengempis dan anak anda kekurangan oksigen."
Sunghoon tercekat, "Jaeyun hanya pernah sakit waktu pendarahan itu saja, dok, Jaeyun sempat koma dan anda tahu sendiri."
"Nyonya juga stres berat, tuan." Kalau itu Sunghoon tahu orang setiap hari dia yang membuat istrinya itu stres.
Sedangkan Jaeyun masih takjub melihat hasil usg, ada bayi yang bergantung hidup diperutnya, perut Jaeyun sih lebih tepatnya.
Jungwon duduk dibangku tunggu disebelah Jake, kaki anak itu bergoyang sambil menikmati susu coklatnya.
'Aku selamanya gak ya disini?'
Walau pun dia mati didunia terdahulu tidak ada kepastian juga Jake hidup lebih lama disini, apa mungkin setelah tugasnya selesai dia akan kembali kepangkuan tuhan.
"Kak uwon kalo mama gak ada jaga adek ya? Kak uwon harus bisa jadi kakak yang hebat, nanti bisa belajar bersama," bibir Jungwon melengkung ke bawah.
"Mama mawu temana?" Jake mengelus pipi gembul anaknya.
"Ke rumah tuhan."
"Mama janan tindaltan uwon .... " anak balita itu memeluk lengan ibunya.
'Tapi mama uwon sudah meninggalkan uwon' batin Jake.
Jake takut jika dia hanya sementara disini, "Umur tidak berbau, sayang. Tapi kalo mama beneran gak ada lagi jangan nakal, jadi anak baik buat ayah kamu."
"Apa apaan itu tadi?! Anakmu itu akan selalu jadi nakal, jadi didik sebisa mungkin jangan bicara aneh-aneh."
Baru saja Sunghoon keluar ruang dokter langsung kesal mendengar amanat Jaeyun pada anaknya, hati Sunghoon mendadak gelisah.
"Cih! Kamu saja yang mendidiknya, biar jadi perdana menteri juga, kak uwon mau jadi perdana menteri?"
"Nda cuka! Peldana menteli nda keyen cepelti yayah!"
Sunghoon tidak menanggapi perkataan Jungwon pikirannya mendadak sakit karena perkataan dokter tadi dan juga pilihan tentang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
FantasíaEND "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...