i'm not jaeyun

39.6K 4.9K 261
                                    

.

Jake memarahi dua bocah yang membuat berantakan ruang tamu, Jungwon dan Jongseong langsung membereskan semua mainan mereka, Jake duduk disofa mulutnya tidak berhenti mengomeli dua anak itu hingga salah satu dari mereka duduk dilantai dan memeluk kaki jenjang Jake.

"Maaf mama uwon ajak seongie tadii .... " Jungwon menatap nanar teman satu kelasnya itu.

Sambil mengusap perutnya Jake mengelus surai hitam Jongseong lembut, "Mama tuh marah ya kalian nakal sekali, tadi mama mau bilangin ayah kalian biar dihukum terus dijual ke pasar malam." Jongseong menggeleng panik.

"Maaf mama jual uwon saja dia nakali seongie daritadi .... " Jungwon ikut memeluk sang ibu.

"Maap mama jangan jual uwon ya?" Jake berpura-pura berpikir hingga Jungwon merengek.

"Mama jangan jual uwon nanti nda ada yang sayang seongie lagi iya kan, adek uwon?" Merasa ada yang membela Jungwon kembali tersenyum cerah.

"Iya mama uwon cayang ceongie!" Dasar bocah! Batin Jake ketika rona merah menghiasi pipi Jongseong.



Jake tertawa pelan kemudian mengecup surai keduanya, "Ya sudah bereskan itu sebagai anak baik yang bertanggung jawab jangan sampai ayah datang nanti kalian dihukum, terus makan siang mama monitor dari sini." Kedua anak itu buru-buru membereskan semuanya.



Ketika sibuk memberikan intruksi pada Jungwon dan Jongseong, gelenyar aneh dan Jake meringis memegang perutnya.

"Mama kenapa?!" Jongseong berlari menghampiri mamanya Jungwon dan memeluk pria cantik itu.

"P-perut shhh m-mama sakit .... " Jongseong menangis melihat Jake kesakitan.

Jungwon terkejut mendengar suara tangisan temannya karena anak itu baru saja selesai meletakkan box mainannya dibelakang sofa, saat itu juga Jungwon menangis melihat darah disekitar kaki dan lantai tempat mamanya berpijak.

Jongseong berlari keluar mansion mencoba mencari ayah-nya Jungwon karena mendengar suara deru mobil, Jungwon menyandarkan kepala sang ibu diperutnya dengan dia berdiri disofa dan terus menangis.

"AYAH!! MAMA KELUAR DARAH! ADIK BAYI MAU KELUAR!" Sunghoon reflek berlari setelah mendengar hal itu.

Tangan Jongseong digandeng Sunghoon dan saat masuk ruang tamu jantung pria itu seperti tidak berdetak lagi melihat darah diantara kaki sang istri.

"Kalian tunggu disini ayah bawa mama ke rumah sakit, jangan nakal, jangan main keluar!" Para pelayan berseru panik dan menyiapkan segal keperluan nyonya mereka.

Sunghoon menggendong istrinya yang sudah setengah sadar, dan berlari secepat mungkin diikuti para pengawal.

Bagian pinggul sampai kakinya seperti mati rasa, Jake terus mempertahankan kesadarannya walaupun hampir tidak bisa, tangannya menyentuh rahang tegas Sunghoon dan air mata pria itu mengalir deras disana.

Sunghoon menangis sambil terus berlari menuju mobil, "S-sunghoon .... " tangis Sunghoon pecah.

"Jangan sayang! Jangan tinggalkan aku!" Masuk kedalam mobil Sunghoon mendekapnya erat sambil membisikkan kata-kata penuh cinta.

"Aku sangat mencintaimu, jangan pernah mencoba memyerah sayang, aku, Jungwon dan bayi kita menunggumu, jangan coba menutup mata." Jake membuka matanya, namun tidak bisa mengatakan apapun.

Jake menggenggam tangan Sunghoon erat dan dibalas tak kalah erat dari pria itu, Jake tahu seberapa Sunghoon mencintainya lebih tepatnya mencintai Jaeyun, pria itu menjaganya dan merawatnya penuh perhatian yang tulus.

Dari makan disuapi, kemana pun digendong, tidur dalam dekapan hangat Sunghoon, hingga mandi pun Sunghoon yang memandikannya, Jake merasakan banyak cinta.

Sunghoon menebus dosanya, Jake mengakui itu setiap malam pria itu memohon pengampunan atas dosa yang pernah dia perbuat, dan meminta agar istrinya baik baik saja.

"Lebih cepat! Kau tidak lihat nyonya kalian begini?!" Emosi Sunghoon tidak stabil.

.

Seluruh keluarga Shim berkumpul didepan ruang bersalin Jake, diantara mereka tuan Shim terlihat paling menyedihkan deja vu, itulah yang pria tua tersebut rasakan apalagi melihat Sunghoon menunduk dengan punggung bergetar didalam ruangan.

Tangan pria itu menangkup dan merapalkan banyak doa memohon keajaiban Sang Kuasa, tidak dapat tuan Shim bayangkan anaknya pergi meninggalkannya sebelum dia sendiri wafat.

Didalam sana Sunghoon menangis haru karena dokter dan bidan mengatakan kemungkinan istrinya selamat 40/60, ada kemungkinan Jaeyun-nya selamat Sunghoon semakin percaya diri semua baik-baik saja.

"Perdana menteri anda mau menemani nyonya melahirkan?" Inilah yang Sunghoon takutkan, bagaimana nanti Jaeyun menghembuskan nafas terakhir tepat dihadapannya? Itu yang terburuk, namun istrinya sedang berjuang mau tidak mau Sunghoon juga harus ikut.

"Iya dok."


Para medis menyiapkan alat untuk proses melahirkan nyonya perdana menteri, sedangkan Sunghoon duduk disamping ranjang Jaeyun, "Sayang?" Jake berusaha menetralkan nafasnya agar dapat bicara pada Sunghoon kebenaran dirinya.

"Sunghoon aku bukan Jaeyun." Sunghoon membulatkan matanya tak percaya, dan tertawa miris, "Kamu mau bercanda, sayang? Oh kamu mau ganti nama jadi Jake Shim terus Jungwon, Jhony Shim lalu aku Benjamin Park?" Jake menggeleng lemah.

"Aku tidak bercanda Sunghoon, aku Jake Shim bertransmigrasi ke tubuh Jaeyun saat kamu baru pulang ke rumah setelah hampir beberapa minggu tidak pulang, Jaeyun sudah tidak ada Sunghoon, aku bukan Jaeyun aku Jake." Sunghoon menggelengkan kepalanya dan menangkup wajah cantik sang istri.

"Kamu Jaeyun! Jangan mengada-ngada, DOKTER!" Rahang Sunghoon mengeras, dokter datang bersama bidan dan juga perawat kebetulan mereka siap membantu Jake melahirkan.

CUPP

Sunghoon mengecup kening sang istri dan berbisik, "Jelaskan nanti sayang, kita bercanda nanti saat kamu selesai melahirkan, dasar anak-anak." Jake putus asa ketika Sunghoon tidak mempercayainya.



.

Menuju ending ......

Being A Mommy [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang