Tangan anak itu terangkat ragu meminta gendong pada orang yang jadi impian selama hidupnya sekarang Jungwon takut ibunya malah memukulnya lagi seperti semalam, anak balita berusia 4 tahun itu sedikit trauma pada Jaeyun sang ibu.
Merasa Jungwon ragu bahkan seluruh pelayan ragu Jake tersenyum manis kemudian mendekati pelayan yang menggendong anak Jaeyun, mungkin Jake tidak tahu cara mengurus anak tapi dia sering ke panti jadi mudah baginya untuk dekat dengan anak kecil.
Jake merasa geli bersikap sok dewasa begini tapi mau bagaimana lagi nanti mereka curiga, "Ayo berangkat sama mama nanti mama tunggu sampai pulang sekolah terus beli es krim mau?" Anak itu mulai luluh.
Lagi-lagi Jake geli karena memanggil diri sendiri dengan sebutan mama ishh.... malu juga ya.
"Emm uwon mawu ..... tati mama malah!" Jake terkekeh pelan.
Jake mengambil paksa anak gembul itu dari gendongan pelayan, pipi gembil Jungwon di kecup berkali-kali.
"Ini mama gak marah? Kita baikan gimana?"
Pelayan terperangah nyonya mereka sangat cantik saat bersikap baik pada tuan muda mereka, tapi sedikit aneh padahal semalam nyonya sangat mengerikan marah pada tuan muda.
"Mawu.... tati mama uwon kith? Mawuu... " Jake mengangguk Jungwon mencium lama pipinya.
"Hikss.... uwon cayang mama..... "
"Mama juga sayang uwon, ayo baby boy kita berangkat!!" Jake ingat ayahnya sering memanggilnya baby boy dan itu panggilan yang paling dia sukai, mungkin Jungwon juga menyukainya.
Jungwon memeluk erat leher sang ibu takut ini hanya mimpi, jika terbangun maka dia sudah puas memeluk mamanya.
Sambil menuruni tangga Jake mengelus punggung sempit Jungwon, "Uwon udah mam?" Jungwon mengangguk singkat.
"Uwon mau bawa bekal?" Jungwon mendongak setelah itu mencium bibir Jake lalu mendusel lagi dileher sang ibu karena merasa malu.
"Uwon mam ciang di cekolah.... mama..... "
Jake tertawa gemas melihat anak Jaeyun yang sangat menggemaskan ini, bagaimana bisa ya Jaeyun kasar pada mahkluk kecil ini kalau Jake bukannya memukul malah ingin mengarungi si anak.
Rumah ini sangat besar dan mewah khas bangsawan, mereka hidup jaman modern memadukan modern dengan klasik menjadikan rumah ini memiliki aura orang terhormat juga derajat tinggi bagi para penghuni.
Suami Jake seorang perdana menteri yang pasti rumah ini atau mansion ini menggambarkan seorang yang di hormati setelah raja, mereka bukan hidup jaman kerajaan tapi sistem pemerintahan parlementer monarki bukan tidak wajar kediaman perdana menteri Park sangat mewah dan megah seperti ini.
Mata bulat Jungwon menatap kagum pahatan wajah Jaeyun sang ibu, tangan mungil itu tidak berhenti memegang wajahnya Jake hanya membiarkan anggap saja ini salah satu cara membahagiakan si sulung Park.
Perut Jake dari tadi kegencet berakhir keram namun melihat Jungwon bahagia begini membuat Jake tidak tega, bukan masalah besar mungkin dia hanya akan menggendong Jungwon sampai mobil saja.
Pemandangan itu menjadi perbincangan hangat oleh para pelayan ada yang senang, tapi tidak di pungkiri ada yang curiga pada nyonya terkenal kejam itu, wajar karena semasa hidup tidak catatan baik yang di tinggalkan Jaeyun, mungkin paras cantik saja menjadi nilai plus ibu Jungwon itu di antara nilai minus sifat Jaeyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mommy [sungjake]
FantasíaEND "Aku dimana?" Jake sangat ingat diharusnya berada dikamar mandi karena sang ayah yang menghukumnya, tapi kenapa dia terbangun disebuah kamar mewah dan dalam keadaan mengandung. Saat keluar kamar para pelayan menunduk hormat penuh ketakutan melih...