keep strong

36.1K 4.6K 191
                                    

.

"Mana yang sakit lagi?"

Sunghoon memijat kaki istrinya yang mulai membengkak dan jujur saja itu malah terlihat menggemaskan.

Mungkin orangnya sudah imut jadi apa saja bentukannya pasti imut, tapi daritadi pria cantik itu tidak berhenti menyuruhnya ini dan itu, serasa jadi babu dirinya begini.

"Haus mau yang dingin tapi gak yang dingin gak panas tapi ada sensasi panasnya," sial minuman apa itu?! Sunghoon meringis dalam hati.

Sunghoon menghela nafas, "Sayang minuman seperti apa itu? Aku baru mendengarnya," Jake mendecih masa perdana menteri tidak tahu? Eh kan dia juga tidak tahu.

"Kok ayah bodoh sih?!" Sunghoon terkejut.

Siapa yang berani mengatakan dirinya bodoh selain istrinya sendiri? Ini pertama kalinya Sunghoon dikatai bodoh seperti itu oleh orang mana istrinya sendiri.

"Sayang  .... kan aku baru tau yang jelas minuman apa?" Jake memalingkan wajahnya.

Sunghoon mengusap kasar wajah tampannya berat juga mengurus istri hamil begini, harus kuat-kuat mental jika.

"Engga jadi mau makan yang kriuk kriuk," kalau ini Sunghoon baru tahu.

"Minum juga coklat yang ada banyak es batu!" Berbelit untung ia pintar, bukan bodoh seperti yang istrinya katakan.

.

Sunghoon menggendong Jake kemana pun pria itu ingin pergi, dokter menyarankan agar kursi roda Sunghoon yang menolaknya sendiri padahal Jake mau saja, Sunghoon mengatakan dia masih sanggup menggendong istrinya.

Kemana pun Jake ingin pergi akan ada Sunghoon bersamanya pria itu selalu ada, Jake menghargai semuanya.

"Mau kemana lagi?" Dalam dekapan Sunghoon dapat Jake rasakan kenyamanan dan kehangatan, ternyata begini ya jika sudah punya suami terima kasihlah pada Jaeyun karena Jake tidak perlu repot menikah untuk punya suami.

Sunghoon bingung karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari sang istri, "Sayang kemana lagi? Ada pikiran? Ada yang sakit?" Jake menggeleng.

"Gak papa cuma mau liat wajah Sunghoon tampan sekali," Sunghoon salah tingkah dipuji istrinya.

"Mau sesuatu ya?" Telinga Sunghoon memerah, tapi berusaha biasa saja.

"Mau nikah lagi Sunghoon." Sunghoon langsung mendatarkan wajahnya.

Tanpa berkata apa-apa Sunghoon membawa tubuh Jaeyun ke kamar pribadi mereka, pria itu berencana mengurung sang istri dikamar.

"Enak saja mau nikah lagi! Tidak ada! Aku saja tidak dapat jatah mau punya suami baru!" Jake tertawa kencang.

"Kamu mau jatah?" Sunghoon mengangguk, "Nanti kalau aku udah melahirkan." Sunghoon seketika menggigit pipi gembil Jake.

"Masih lama sayang .... sekarang ya?" Kepala Sunghoon ditepuk Jake pelan.

"Gak dulu ah, aku kesel!" Namun Sunghoon membaringkan tubuhnya ke ranjang dan mengungkung si cantik itu.

Jake gelagapan saat Sunghoon mengendus lehernya, sedangkan Sunghoon melihat reaksi Jake langsung tertawa dan mengecup kening sang istri.

"Astaga sayang aku bercanda, mana mungkin keadaan istriku tidak sehat begini malah mengedepankan nafsu, aku takut karma datang lebih menyakitkan setelah itu." Sunghoon berbaring disebelah Jake dan menjadikan lengannya bantal untuk ibu hamil itu.

"Aku sedang tidak punya nafsu karena terlalu bersedih." Jake jadi canggung tahu jika membahas hal begini, apalagi dia bukan Jaeyun yang sudah dewasa.

.

Hari demi hari berlalu sekarang kandungan Jake sudah berusia 8 bulan, kakinya semakin membengkak dan sering sakit.

Sunghoon terus berada disampingnya bagaimana pun keadaan Jake bahkan setiap malam terjaga untuk memastikan istrinya baik-baik saja.

"Kontraksi kata dokter, aku yakin anak kita sudah tidak sabar melihat dunia, tapi sayang ada bintang diatas kepalaku tadi saat berada dibalkon." Jake tahu Jaeyun mengabulkan permintaan Sunghoon menjadi bintang yang memperindah malam pria ini.

"Hampir setiap malam ada, aku sering merenung dibalkon bahkan saat hujan ada bintang itu," tangan kekar Sunghoon bertengger dipinggangnya.

Wajah Sunghoon terlihat redup menceritakan itu, hei dia sudah optimis istrinya akan selamat, tapi apa yang ia katakan benar adanya setiap malam ketika dia menangis dibalkon mencoba mengikhlaskan Jaeyun, satu bintang bersinar seakan menatapnya.

Jake tertawa kecil, "Sunghoon aku sedang berusaha kenapa kamu seakan yakin aku akan pergi?" Tangan Jake digenggam pria itu.

"Bukan apa-apa sayang hanya saja karma ini terlalu menyakiti aku, kamu tahu aku sekarang sangat mencintaimu dengan ini tuhan menghukumku karena pernah menyiakan istri yang selalu ada untukku." Sunghoon kembali rapuh kenyataan pahit ini menyiksanya.

Jatuh cintanya sangat terlambat, itu yang Sunghoon katakan pada diri sendiri.

"Sunghoon jangan pesimis aku bilangin juga! Kenapa malah nangis? Liat aku ada kan disini, aku berusaha Sunghoon kembali lagi setelah melahirkan anakmu," Sunghoon memeluk tubuh yang lebih kecil begitu erat.

"Kamu harus menepati itu sayang, atau Jungwon aku jual ke pasar malam dan setelah itu aku membeli mobil baru." Itu Sunghoon katakan karena Jungwon berada diambang pintu baru pulang sekolah.

"YAYAH JAHAT! UWON BALU PULANG UDAH MAU DIJUAL! UWON MALAH! MALAH! MAU JADI MONCTEL! RRWWWWR!! CELANG YAYAH!"





.

Jangan pasrah dong 🤣🤣

Being A Mommy [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang