Beberapa Minggu setelah kejadian menyakitkan yang coba ia lupakan itu, Yoora merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Akhir-akhir ini Yoora sangat gampang sekali lelah dan dia juga mudah sekali mengantuk dan tertidur saat bekerja, tak jarang itu membuat nyonya kang sering menegurnya belakangan ini.
"Yoora kau baik-baik saja?" Tanya Mi-Young ketika melihat tengah Yoora memijat tengkuknya. Dan seperti biasa, wanita itu akan tersenyum dan mengatakan baik-baik saja meski wajahnya terlihat sedikit pucat.
"Wajahmu pucat,lebih baik kau istirahat saja, biar aku yang menyelesaikan semuanya."
"Tidak usah, aku sungguh baik-baik saja."
"Tapi, Yoo-"
Ucapan Mi-Young terpotong ketika mendengar bel pintu berbunyi, Yoora lantas segera berbalik dan menunjukkan senyum ramahnya pada orang yang baru saja masuk.
"Selamat datang di toko kami." Yoora berucap ramah. Saat sadar siapa yang masuk, Yoora lantas membelalak kaget. "Oh?"
Tak disangka, ternyata pembeli itu adalah orang yang Yoora tolong pada malam itu. Wanita itu juga memasang wajah terkejutnya dan mendekat pada Yoora.
"Kau yang waktu itu, ya? Yoora'kan?" Tanyanya dengan senyum hangatnya, mengingatkan pada mendiang Eomma nya.
"Iya, Nyonya." Yoora tersenyum sopan.
"Aku tidak menyangka akan bertemu kau lagi, waktu itu kau langsung pergi begitu saja."
Yoora meringis pelan. "Maaf Nyonya hari itu saya harus ke rumah sakit untuk menjenguk Appa saya."
Wanita paruh baya itu tampak menyesal, ia menatap Yoora sedih. "Oh maaf aku tidak tahu."
"Tidak apa-apa nyonya"
Mendengar ucapan Yoora, Ny. Kim Lantas berbalik dan menatap deretan kue yang tersusun rapi. Ia kemudian tersenyum sambil menatap Yoora. "Saya akan membeli sebagian kue di sini."
Yoora membelalakkan matanya. "Nyonya ... Serius?"
Ny. Kim mengangguk. "Iya, kebetulan hari ini keluarga besarku akan berkumpul di rumah untuk acara pesta." Ia memasukkan kue-kue pilihannya yang dibawa Yoora lalu memilih kue yang lain. "Kau sudah berapa lama bekerja disini, Yoora?" Tanya Ny.kim sambil terus menyusuri deretan kue.
"Sudah hampir 2tahun."
"Kau sudah menikah?"
Yoora tersenyum tipis. "Belum, saya masih ingin merawat Appa dulu."
"Apa pekerjaannya membuatmu nyaman?" Ny.kim mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin membuat Yoora bersedih.
"Saya nyaman bekerja disini, membuat kue merupakan hobi saya."
Ny.kim tersenyum tipis, berbicara seperti ini bersama Yoora membuatnya mengingat mendiang anaknya yang meninggal beberapa tahun silam. Andai putrinya masih hidup, mungkin umurnya tidak akan berbeda jauh.
"Syukurlah. Jika kau dalam kesusahan, hubungi saya di nomor ini ya?" Ia memberikan selembar kartu namanya.
"Tidak perlu, saya-"
"Tolong diterima ya?"
Melihat tatapan Ny.kim yang sedikit sedih lantas membuat Yoora tak tega,ia pun menerimanya dan memasukkannya ke saku celana.
Setelah itu mereka lanjut memilih-milih kue dan beberapa roti sambil terus mengobrol, sesekali diiringi tawa kecil, lalu ketika ponsel Ny.kim berbunyi dan wanita paruh baya itu menjawab panggilan, obrolan mereka terpaksa dihentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...