Kejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...
Yoora berdiri diam di depan ruang kerja Seokjin yang sejak kemarin masih tertutup dengan pria itu yang ada di dalamnya. Entah apa yang dilakukannya di dalam sana sampai membuatnya tidak keluar,tapi Yoora sedikit khawatir karena Seokjin belum makan apa pun sejak kemarin. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Seokjin?.
Akhirnya dengan gerakan ragu, Yoora memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerja Seokjin sambil berdoa dalam hati agar suasana hati pria itu baik baik saja. Demi Tuhan! Yoora terlihat seperti mempertaruhkan nyawanya di sini.
Lalu tak berapa lama,pintu terbuka dan Seokjin muncul dengan raut wajah datarnya. Yang otomatis membuat Yoora menelan ludahnya.
"Ada apa?" Tanya pria itu dengan suara serak. Sepertinya Seokjin baru bangun tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melihat seokjin yang hendak menutup pintu, Yoora pun bergegas menahannya, meskipun setelahnya ia langsung mundur selangkah ketika Seokjin menunjukkan raut wajah kesalnya. "Tunggu dulu."
"Apa lagi?" Seokjin menghela nafas kasar, membuka kembali pintu ruang kerjanya lantaran takut bisa melukai Yoora..
"Kau marah padaku?" Tanya Yoora langsung. Ia tidak tahu ini hanya perasaannya atau bukan, tapi Yoora merasa jika Seokjin marah padanya.
"Marah? Untuk apa?"
"Kau pasti marah karena aku mengganggumu bersama kekasihmu kemarin."
Seokjin membelalak matanya, menatap Yoora dengan pandangan tidak percaya, Astaga! Bagaimana bisa wanita ini berpikir jika ia marah karena hal sepele itu? Padahal nyatanya Seokjin hanya kesal karena reaksi Yoora yang bisa dibilang biasa saja? Entahlah Seokjin tidak bisa menjelaskannya.
"Maaf karena sudah mengganggumu kemarin. Seharusnya aku tidak —"
"Kau ini bicara apa? "Seokjin berdecak, mengamit tangan Yoora untuk mengajak wanita itu menuju meja makan. Persetan dengan ia yang belum membasuh wajah sekali pun, Seokjin tidak peduli.
Sampai di meja makan, mereka berdua hanya sarapan dalam diam, Yoora yang duduk di sebelah Seokjin, perlahan melirik pria itu yang tengah fokus menghabiskan pancake nya dengan cepat, berbeda sekali dengan Yoora yang baru sanggup memakan Lima suapan.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Seokjin mengangkat pandangan, menangkap basah Yoora yang seketika membelalak malu, "apa ada sesuatu di wajahku?"
Yoora mengangguk pelan, ia lantas menggerakkan tangannya untuk membersihkan sudut bibir Seokjin yang terkena remahan pancake "sudah bersih"
Seokjin berdehem singkat sambil memundurkan tubuhnya agar sedikit menjauh dari Yoora. "Terimakasih"
"Sama-sama" Yoora tersenyum tipis lalu berniat lanjut menghabiskan pancake bagiannya. Tapi tiba-tiba ia teringat hal yang ingin ia bicarakan pada seokjin sejak kemarin. Ia pun kembali menghadap Seokjin setelah meletakkan sendoknya.