Bibir Seokjin mengulas senyuman tipis ketika akhirnya ia sampai ke rumah, dengan perasaan sedikit tak sabaran, ia melangkah keluar mobil dan berjalan cepat memasuki rumah sambil menggulung lengan kemejanya sampai ke siku.
Saat akan melewati dapur, Seokjin melambatkan langkahnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dapur dan akhirnya ia menemukan Yoora yang tengah berdiri membelakanginya.wanita itu sama sekali tidak menyadari kehadiran Seokjin lantaran tengah sibuk memasak.
Seokjin lantas berdehem pelan, membuat Yoora langsung berbalik. Ia pun tersenyum hangat sebelum melepas sarung tangan oven dari kedua tangannya.
"Kau sudah pulang?" Ucapnya heran lantaran Seokjin akhir-akhir ini selalu pulang lebih awal, padahal biasanya pria itu selalu pulang saat malam.
Yoora kemudian perlahan mendekat untuk membantu Seokjin membawakan jasnya,namun pria itu langsung menolak dan memilih untuk membawanya sendiri.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Seokjin ketika menyadari banyak bekas tepung di celemek dan juga di pipi Yoora.
"Aku sedang membuat cupcake." Jawab Yoora, lagi-lagi ia menunjukkan senyum manisnya. Membuat Seokjin sempat kehilangan fokus.
Beruntung bel rumah berbunyi,jadi Seokjin bisa dengan cepat mengalihkan pandangan dari bibir merona Yoora yang- sialan! Seokjin benar-benar membenci dirinya sekarang!
"Biar aku saja." Ucap Seokjin ketika melihat Yoora sudah menoleh ke arah pintu utama. "Kau lanjut saja memasaknya. Beritahu aku jika cupcake nya sudah matang."
Yoora pun mengangguk pelan, membiarkan Seokjin berlalu, sedangkan ia kembali ke dapur untuk melihat cupcake buatannya. Sementara itu, Seokjin yang baru saja membuka pintu langsung dibuat terkejut saat melihat Nara berdiri di sana dengan wajah datarnya.
"Hai, Seokjin."
"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya Seokjin dengan suara nyaris berbisik. Ia lantas segera menutup pintu dan menarik Nara agar menjauh dari pintu.
"Memangnya kenapa? Apa aku salah mengunjungi kekasihku yang tidak punya kabar seminggu belakangan?" Nara berdecih kesal, kedua tangannya bersedekap di depan dada dan matanya melirik sinis pada pintu yang tertutup. "Sepertinya pernikahanmu berjalan lancar, sayangku."sindirnya.
Seokjin menggeram tertahan, mengerti jika ucapan Nara itu bermaksud menyindirnya. "Aku sibuk. Itu sebabnya tidak bisa mengunjungimu."
"Bahkan Sampai menelpon pin tidak bisa? Bukankah itu keterlaluan,jin?"
Nara mengepalkan kedua tangannya erat kesal dengan Seokjin yang perlahan terasa begitu jauh.
"Kau sendiri yang menyuruhku untuk menunggu kan? Tapi kenapa rasanya kini kau jadi menjauh?" Ucap Nara dengan mata berkaca-kaca, hal itu membuat Seokjin seketika merasa bersalah.
Seokjin lantas menghela nafas panjang sambil menyugar rambutnya ke belakang. Ia membasahi bibirnya sebelum menatap Nara dengan pandangan lelahnya.
"Baiklah aku minta maaf. Maaf sudah mengabaikanmu."lalu tersenyum agar Nara berhenti marah padanya. "Bagaimana jika kita pergi sekarang? Kau ingin berbelanja?"
"Bukan itu yang aku inginkan sekarang Jin!" Tolak Nara. "Aku ingin kau membuktikan ucapanmu waktu itu. Kau sendiri yang bilang jika akan bercerai dari wanita itu setelah anak kalian lahir! Tapi baru beberapa bulan kau sudah seperti ini"
"Bukan seperti itu, Nara aku-"
"Seokjin cupcake nya sudah-"
Yoora yang berdiri di pintu yang sedikit terbuka, seketika menghentikan ucapan saat melihat Seokjin tengah bersama dengan wanita yang menemuinya dihari pernikahan waktu itu. Ia seketika memasang wajah bersalahnya. "Ah maaf." Lalu kembali menutup pintu dan berjalan menuju dapur sekaligus bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...