9

891 73 4
                                    

Beberapa macam contoh undangan dengan berbagai warna tersebar di hadapan Yoora yang hanya bisa terdiam kaku di tempatnya. Beberapa kali ia menatap pada contoh undangan yang disodorkan Ny Kim padannya, tapi tidak ada satu pun yang ia pilih lantaran bingung harus memilih yang mana semua undangan itu terlihat cantik Dimata Yoora, beberapa ada yang dihiasi dengan Glitter dan beberapa ada yang terlihat elegan dengan sebuah pita disisi undangan.

"Bagaimana, Yoora? Kau pilih yang mana?" Tanya Ny Kim untuk yang kedua kalinya ia tampak tidak sabar menunggu jawaban dari Yoora. Bahkan sepertinya ia yang begitu antusias dengan pernikahan ini

"Saya tidak tahu harus memilih yang mana. Semuanya terlihat cantik."

Ny Kim tersenyum tipis, mengerti sekali dengan apa yang dirasakan oleh Yoora. Dan ia sama sekali tidak keberatan jika harus menunggu Yoora memilih undangan.

"Pilih saja yang paling kau suka, Yoora. Tidak perlu merasa ragu." Ucap Ny Kim sambil mengusap Bahu Yoora pelan.

Yoora mengangguk pelan lalu kembali menatap contoh undangan itu satu persatu. Dan akhirnya ia pun memilih salah satu undangan yang menurutnya terlihat indah, dan memberikannya pada Ny Kim karena tidak ingin membuat Ny Kim menunggu terlalu lama "S-saya pilih yang ini saja."

"Pilihan yang bagus Yoora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pilihan yang bagus Yoora." Ny Kim tersenyum puas ketika menatap undangan pilihan Yoora itu. Ia lantas memberikan undangan itu pada salah satu pengawalnya dan menyuruhnya untuk mencetaknya hari itu juga, tidak peduli meski ia harus membayar mahal.

Setelah pengawalnya pergi, Ny Kim pun kembali menatap Yoora. "Untuk gaun pernikahan, kapan kau siap,sayang?"

"Secepat ini?" Tanya Yoora ragu, berada di sini saja Yoora masih merasa tidak percaya. Apa lagi mengetahui jika sebentar lagi ia akan menikah, Yoora semakin tidak percaya dengan apa yang terjadi dihirupnya ini.

"Lebih cepat lebih bagus, sayang. Kau sama sekali tidak keberatan kan?"

Yoora menggeleng pelan. "Sama sekali tidak, Eomma." Karena hanya dengan cara inilah anaknya bisa hidup dengan baik di kemudian hari.

"Baiklah, kalau begitu besok Eomma akan menyuruh Seokjin menemani kita untuk memilih gaun, sekaligus mencari jas untuk pernikahan kalian juga. Tidak apa-apa kan?"

Yoora menanggapinya hanya dengan anggukan pelan karena ia tidak tahu harus berbicara apa, ia hanya bisa berharap semoga ia sanggup menjalani pernikahan itu sampai batas waktu yang sudah ditentukan oleh Seokjin.

•••••

Beberapa kali Seokjin menghela nafas lantaran jengah dengan Ibunya yang terus terusan menyodorkan beberapa jas Padanya, entah untuk yang keberapa kalinya. Mungkin ini sudah yang ke kedelapan kalinya? Mungkin. Kadang Seokjin bingung dengan tingkah ibunya itu, sebenarnya siapa yang akan menikah di sini? Sementara orang yang akan menikah dengannya justru hanya berdiri diam dibelakang ibunya.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang