Kejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...
Keluar dari kamar mandi dengan mengendap-endap, Yoora sedikit terkejut saat menemukan Seokjin masih berada di kamar, padahal tadinya ia pikir Seokjin akan segera pergi ketika ia memilih berlama-lama di kamar mandi.
Akhirnya yoora pun mendekat secara perlahan sambil meremas ujung bajunya, lalu memilih untuk duduk di ujung ranjang.
Melalui pantulan kaca, Seokjin tersenyum tipis saat melihat Yoora yang hanya diam.
"Aku pikir kau kau tidak akan keluar" ucap Seokjin sambil merapikan kerah kemeja yang ia kenakan. "Untung saja aku tidak segera mendobrak pintunya." Ia terkekeh pelan sebelum berbalik dan mendekat pada Yoora.
Seokjin berdiri di hadapan Yoora, mengusap pelan puncak kepala wanita itu dengan pelan. "Jangan lupa untuk sarapan, Mina sudah membuatkan sarapan untukmu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau akan pergi?" Tanya Yoora pelan. Ia memperhatikan pakaian Seokjin yang begitu rapi. Benaknya mulai bertanya, apakah Seokjin akan bertemu dengan kekasihnya? Lalu mengenai ucapan Seokjin waktu itu, benarkah jika ia berbohong? Atau mungkin —
"Aku hanya ke kantor, Yoora. Jangan berpikir yang macam-macam." Ucap Seokjin ketika memperhatikan Yoora yang diam dengan kening berkerut dalam. Lagi-lagi ia terkekeh lantaran gemas melihat wajah Yoora yang mengernyit.
Menyadari apa yang tengah ia pikirkan, Yoora segera menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran yang membuatnya tidak nyaman itu dan segera menjaga jarak dari Seokjin. "K-kalau begitu.... Hati-hati di jalan." Ia pun segera berbalik hendak keluar kamar, namun Seokjin malah menahan tangannya.
Pria itu tidak melakukan apa-apa, hanya menyandarkan keningnya di bahu Yoora sambil sesekali menarik nafas panjang. Yoora yang tadinya hendak menjauh, langsung mengurungkan niatnya dan memilih membiarkannya saja sampai Seokjin akhirnya menjauh.
"Terimakasih."
Yoora lantas berbalik untuk mengetahui apa yang sebenarnya tengah terjadi. "Apa semuanya baik-baik saja?"
"Tapi kenapa sepertinya kau tidak sedang baik-baik saja?" Ditambah lagi Yoora menemukan kantung mata yang menghitam di mata Seokjin, membuat Yoora sedikit kasihan dengan pria itu. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Seokjin?"
"Aku berterima kasih karena kau sudah mengkhawatirkan ku, tapi sungguh semuanya baik-baik saja."
Takut jika ia akan menggangu privasi Seokjin, Yoora pun memilih untuk tidak bertanya lagi. "Baiklah, kalau begitu aku akan keluar." Ucapnya sebelum berbalik, meninggalkan Seokjin yang hany bisa menghela nafas panjang.
•••••
Menghabiskan waktunya dengan duduk di gazebo belakang rumah sambil menikmati udara yang sejuk, Yoora kemudian memilih untuk berdiri dan menyirami tanaman yang dibelikan Ny Kim untuknya waktu itu. Dengan raut bahagia, Yoora menyentuh kelopak bunga di depannya dengan pelan.