Ponsel yang berdering nyaring di dekat sikutnya itu memaksa Seokjin untuk menoleh dan mengecek siapa yang menelpon. Tapi bahunya langsung merosot ketika tahu jika ternyata ibunya yang menelpon. Padahal ia sempat berharap jika itu telpon dari-ah lupakan!
Dengan sedikit malas Seokjin pun segera menjawab panggilan itu.
"Ha-"
"Dimana kau?!"
Belum sempat Seokjin menyelesaikan ucapannya, Ny Kim sudah lebih dulu menyela dengan nada marahnya. Mendengar itu Seokjin hanya bisa menggeram pelan, sebelum kembali menempelkan ponselnya ke telinga.
"Ada apa lagi, Eomma?"
"Aku sedang berada di rumahmu, dan pelayan mengatakan kau tidak pulang ke rumah selama berhari-hari sekarang katakan di mana kau sekarang?!"
"Aku ada di kantor, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Tidak usah banyak alasan, pulang sekarang!"
Seokjin mengehela nafas panjang. "Tapi Eomm-"
"Pulang atau aku akan menjemputmu sekarang!"
"Fine! Aku akan pulang, tapi setelah aku menyelesaikan pekerjaanku." Ucap Seokjin pada akhirnya. Dan panggilan pun langsung diputuskan oleh Ny Kim begitu saja.
Setelahnya Seokjin hanya bisa menggeram kesal dan segera berdiri untuk mencuci muka. Ia berdiri di depan wastafel, menatap penampilannya yang terlihat sedikit berantakan lantaran belum sempat untuk tidur dari semalam, Seokjin lantas berdecak pelan, memilih untuk mandi agar penampilannya terlihat lebih segar dan tidak menyedihkan seperti ini.
•••••
Ny Kim tersenyum lebar setelah berhasil menyuruh Seokjin untuk segera pulang. Ia kemudian berbalik, menatap Yoora yang duduk di sofa sambil memainkan jarinya. Ny Kim pun segera mendekat dan duduk di samping menantunya itu.
"Wajahmu terlihat sedih. Apa semuanya baik-baik saja, sayang?"
Yoora yang tidak sadar jika Ny Kim menatapnya, langsung menggeleng pelan dan merubah ekspresi wajahnya jadi tersenyum.
"Tidak ada apa-apa, Semuanya baik-baik saja. Aku.... Hanya sedang melamun tadi."
Ny Kim menatap Yoora sedih sambil mengusap puncak kepala menantunya itu perlahan. "Apa Seokjin memperlakukanmu dengan baik?"
"Iya, Eomma. Seokjin memperlakukanku dengan sangat baik." Ucap Yoora dengan senyum tipisnya.
Ia sebenarnya tidak bermaksud untuk berbohong kepada Ny Kim, tapi Yoora hanya tidak ingin semuanya semakin rumit jika sampai Ny Kim sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Yoora... Kau tidak perlu menutupi fakta mengenai sikap buruk Seokjin terhadapmu."
Mendengar hal itu sontak saja Yoora sedikit terkejut. "M-maksudnya apa, Eomma?"
Ny Kim tersenyum sedih dengan kedua mata yang tampak berkaca-kaca. "Mina Sudah mengatakan semuanya padaku. Dia bilang kau sering menangis di dalam kamar. Apa itu benar. Nak?"
"A-aku...." Yoora menundukkan wajah untuk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Entah kenapa mendengar pertanyaan dari Ny Kim membuat dadanya tiba-tiba sesak. Ia bahkan sedikit kesulitan untuk menelan ludah yang terasa seperti kerikil. "Aku... Sungguh tidak apa-apa, Eomma." Ucap Yoora yang berbanding terbalik dengan apa yang matanya tunjukkan. "Semuanya baik-baik saja," lalu tanpa permisi air matanya menetes, tapi Yoora langsung menghapusnya cepat.
"Yoora...." Ny Kim menggenggam tangan Yoora yang berada dipangkuan sebelum mengusap bekas air mata dipipi menantunya itu. "Jika semuanya baik-baik saja, kenapa kau menangis?"

KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...