6

1K 76 2
                                    

Nara terbangun dari tidur cantiknya saat merasakan seseorang mengecupi bahunya hingga kebelakang leher. Ia kemudian berbalik dan tersenyum ketika menemukan Seokjin disana. Pria itu berbaring miring dengan satu tangan menyangga kepala, sementara tangan lain digunakan untuk memeluk perut Nara.

"Morning"Sapa Seokjin lalu mencuri satu ciuman dibibir Nara, melumatnya sejenak lalu menatap wanita didepannya itu " Bangunlah, aku akan buatkan sarapan". Ia segera turun dari ranjang, mengabaikan ketelanjangannya dan masuk ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri, sementara Nara masih terduduk diatas ranjang dengan tangan menggenggam selimut yang melilit ditubuhnya, ia mencebik kesal saat melihat keadaan kamarnya yang berantakan dengan baju baju berserakan disisi ranjang dan juga selimut yang kusut diujungnya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu?" Tanya Seokjin yang baru saja keluar dari kamar mandi.pria itu mendekat, duduk disisi ranjang sambil mengeringkan belakang kepalanya dengan handuk.

"Seharusnya aku yang tanya! Ada apa denganmu? Kau tidak pernah mabuk sebelumnya, tapi semalam kau mendatangiku dengan keadaan kacau"

Tubuh Seokjin menegang, ia kemudian menatap Nara dengan pandangan serius."ada hal yang ingin aku katakan padamu."

"Tentang apa?"

"Nanti aku ceritakan, sekarang bersihkan dirimu lalu kita sarapan." Seokjin langsung berdiri dan keluar kamar tanpa menunggu balasan dari Nara , membuat Nara sedikit bingung sebenarnya apa yang terjadi dengan Seokjin?

°°°

Selesai sarapan Seokjin sudah mempersiapkan diri untuk memberitahu Nara apa yang terjadi dengannya, jadi ketika Nara sedang sibuk membereskan piring bekas sarapan dan meletakkannya di wastafel, Seokjin hanya duduk sambil mengawasi.

Begitu Nara selesai meletakkan piring kotor ke wastafel, wanita itu kembali duduk didepan Seokjin dengan tangan terlipat dimeja. Ia menatap Seokjin, menunggu pria itu untuk bicara " jadi apa yang sebenarnya terjadi?"

Seokjin kemudian menghela nafas panjang sambil menggenggam gelas di tangan, ia lalu membasahi bibirnya sebelum mengucapkan kata yang membuat Nara ikuta terdiam.

"Aku akan menikah."

Nara menatap Seokjin dengan pandangan tak mengerti berusaha mencari maksud ucapan pria itu dari matanya api tidak ia temukan apa pun Disana selain tatapan menyesal.

"Maksudmu apa ,Jin?"

"Ibuku memaksa menikah dengan wanita pilihannya." Seokjin memilih untuk tidak menceritakan tentang kehamilan Yoora pada Nara , karena menurutnya itu tidak penting, toh ia juga tidak yakin jika itu anaknya.

"Menikah?!" Nara menggeleng pelan dengan tatapan tak terbaca, kedua matanya tampak kaca-kaca. "Lalu bagaimana denganku,jin? Kau akan meninggalkanku begitu saja?"

Seokjin menggeleng , ia menarik tangan Nara dan menggenggamnya erat. "Aku tidak akan meninggalkanmu, Nara?"

"Tapi kau tetap akan menikah dengan wanita pilihan ibumu?"

"Aku tidak bisa menolaknya, ibuku mengancamku." Nara menarik tangannya Lalu memalingkan wajahnya. "Tinggalkan aku sendiri, jin. Aku butuh waktu."

" Tidak, Nara . Dengarkan aku dulu." Seokjin kemudian berjongkok didepan Nara , meminta wanita itu untuk menatapnya sebentar. " Aku memang akan menikah, tapi aku sama sekali tidak mencintai wanita itu,aku hanya mencintaimu "

"Jadi kau ingin aku bagaimana? Kau ingin membuatku menjadi seorang selingkuhan?"

"Bukan seperti itu, aku hanya ingin kau tetap disisiku Nara, aku akan mencari cara agar bisa bercerai dari wanita itu, dan kita bisa kembali bersama."

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang