43

643 61 10
                                    

Untuk Seokjin......

Aku tahu mungkin sedikit berat untuk mengucapkan selamat tinggal secara langsung padamu, itu sebabnya aku memilih untuk menulis surat ini sebelum pergi. Sebelumnya aku ingin berterima kasih karena kau sudah memperlakukanku dengan baik selama berada di rumahmu, walaupun terkadang pertengkaran yang lebih mendominasi.

Tapi tidak apa-apa, aku tahu kau pasti memiliki niat baik di balik marahmu padaku.

Aku juga meminta maaf padamu karena sudah lancang Hadir dan mengganggu hubunganmu dengan kekasihmu. Andai saja aku bisa memutar waktu, aku lebih memilih untuk tidak bertemu denganmu agar tidak menjadi penghalang antara kau dan kekasihmu, Seokjin.

Aku benar-benar wanita yang jahat karena sudah merebut mu, bahkan dengan tidak tahu malunya, aku justru merasa nyaman dengan perhatianmu.

Sekali lagi terimakasih, Seokjin karena kau sudah hadir dihidupku dan mengajariku arti bersabar. Setelah ini aku harap kau hidup dengan baik dengan kekasihmu. Untuk semua  kesalahanmu, aku akan mencoba untuk memaafkanmu dan melupakan semuanya. Dan aku sangat berharap yang terbaik untukmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku, karena aku akan baik-baik saja.

Aku pergi ya, Jin. Jaga dirimu baik-baik. Jangan terlalu sering bekerja hingga larut malam, jangan terlalu banyak minum kopi dan jangan lupakan anak kita. Aku menitipkannya padamu, kunjungilah dia saat kau tidak sibuk.

Sampai bertemu lagi, Seokjin.

Yoora:)

•••••

Ternyata semua sudah terlambat.

Ketika mengentikan mobilnya di depan rumah Yoora, Seokjin sudah menemukan rumah itu dalam keadaan yang sepi dan sunyi seperti tidak ada penghuninya. Ketukan pun mulai menghantam Seokjin hingga membuat kedua ujung jarinya terasa dingin. Dengan cepat ia lantas segera mendekat dan berdiri di depan pintu rumah Yoora.

"YOORAA! BUKA PINTUNYA."

Seokjin terus menggedor-gedor pintu rumah Yoora sambil sesekali memutar knop pintu, berharap bahwa pintu di hadapannya itu akan terbuka seperti biasanya dan Yoora akan muncul dengan ekspresi terkejutnya.

Namun seberapa keras ia menggedor pintu rumah Yoora, tetap saja tidak ada jawaban dari dalam sana. Seokjin juga sudah mencoba untuk mendobrak pintu itu, tapi tidak berhasil karena kondisi tubuhnya yang masih sedikit lemah. Ia bahkan mengabaikan kedua tangannya yang memerah dan sedikit terluka karena menggedor pintu rumah Yoora.

"Aku mohon, Yoora. Buka pintunya, kau pasti ada di dalam sana kan?" Pinta Seokjin lirih.

Tanpa sadar ia sudah meneteskan air mata, hal yang tidak pernah ia lakukan semenjak neneknya meninggal. Dan kini ia kembali menangis karena kepergian wanita yang ia cintai.

Seokjin masih berdiri di depan rumah Yoora saat tiba-tiba saja seseorang memanggilnya, Seokjin pun menoleh, menatap bingung pada wanita paruh baya yang mendekat padanya.

"Kau mencari Yoora?" Tanya wanita itu. Dan Seokjin langsung ingat jika wanita itu adalah tetangga Yoora yang sempat ia lihat beberapa hari yang lalu. "Dia sudah pergi sejak tadi."

"Apa anda tahu ke mana Yoora pergi?"

Wanita itu menggeleng pelan. "Tidak tahu, saat aku tanya, Yoora hanya bilang ingin pergi yang jauh."

Kedua bahu seokjin sontak lemas setelah mendengar hal itu, ia pun mengucapkan terima kasih pada wanita itu sebelum memilih untuk masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah sakit menemui Hoseok, barang kali pria itu tahu ke mana Yoora pergi.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang