Dengan ponselnya yang berada di telinga, Seokjin hanya diam mendengarkan ucapan dari seseorang yang ada di seberang sana.
Sesekali ia akan mengangguk sebelum melirik ke arah Yoora yang masih tertidur pulas di ranjang, lalu kembali menatap sebuah foto yang ia pegang erat di tangan kirinya.
Kemarahan terlihat jelas dei wajah Seokjin, hanya saja ia berusaha dengan kuat menahannya meski rasa ingin menghajar orang itu masih ada. Ia lantas menghela nafasnya panjang sebelum meremas foto itu menjadi tak terbentuk dan membuangnya ke kota sampah.
"Baiklah, terus awasi pria itu. Dan laporkan semuanya padaku." Ucap Seokjin sebelum mematikan sambungan.
Setelah itu Seokjin pun berjalan mendekati Yoora, menatap wajah wanita itu dengan lekat sambil terus berpikir. Sebenarnya apa hubungan Yoora dan pria bernama Hoseok itu? Kenapa mereka tampak begitu dekat? Apa mungkin mereka —
Semua pemikiran Seokjin itu buyar ketika merasakan ponselnya bergetar, Seokjin langsung mengernyitkan dahi Ketika melihat nomor yang tidak dikenal disana. Ia berniat untuk menjawab panggilan itu, tapi urung ia lakukan karena Yoora yang terbangun.
Seokjin lantas segera memundurkan langkah untuk menjaga jaraknya sambil menunggu Yoora benar-benar membuka matanya. Dan seperti yang ia pikirkan, Yoora terlihat terkejut ketika melihat Seokjin berdiri di samping ranjang.
"Se-seokjin... Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yoora sambil menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Tidak ada. Tadinya aku ingin membangunkan mu, tapi ternyata kau Sudah lebih dulu bangun." Ucap Seokjin dengan satu tangan ia selipkan disaku. "Bangunlah, Mina sudah menyiapkan sarapan untukmu."
Yoora mengangguk pelan, ia kemudian meneliti pakaian Seokjin yang sudah begitu rapi, sementara Yoora sendiri masih terlihat begitu berantakan.
"Kau akan pergi?"
"Iya, aku akan ke kantor untuk meeting pagi ini."
"Oh baiklah, kalau begitu hati-hati."
Seokjin tidak langsung menjawab, ia hanya diam sambil menatap Yoora dengan sedikit bingung. Ia kemudian menunduk kan wajahnya hingga sejajar dengan wajah Yoora.
"Katakan sekali lagi."
Entah kenapa Seokjin suka sekali mendengar ucapan Yoora barusan membuatnya merasa jika wanita itu mengkhawatirkannya.
"Ap-apa?"
"Ucapanmu barusan, bisa kau katakan lagi?"
"Hati-hati... Di jalan?"
Seokjin lantas tersenyum hangat sebelum memajukan wajahnya untuk mengecup cepet kening Yoora. Ia lantas terkekeh pelan ketika melihat wajah syok Yoora.
"Aku pergi dulu. Dan jangan lupa aktifkan ponselmu." Ucap Seokjin sebelum berbalik dan menghilang di balik pintu kamar.
Sementara Yoora masih terdiam di tempatnya dengan tangan memegangi keningnya. Astaga! Apa yang baru saja terjadi?.
•••••
Nyatanya Seokjin tidak benar-benar pergi ke kantor karena di tengah jalan tadi ada seseorang yang tak ia kenal menelponnya dan mengajaknya untuk bertemu karena ada hal penting yang harus dibicarakan.
Tadinya Seokjin tidak ingin ambil pusing lantaran merasa tidak mengenal orang itu, tapi ketika nama Nara disebut, Seokjin pun memilih untuk memutar balik mobilnya menuju ke tempat yang dijanjikan.
Jadi disinilah Seokjin berada sekarang, duduk si sebuah kafe dengan secangkir kopi hitam di depannya, sambil menunggu orang di hadapannya itu berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...