Setelah Yoora menyebutkan alamat rumahnya, tidak ada lagi percakapan yang tercipta diantara Seokjin dan Yoora dan Hanya suara alat petunjuk Jalan yang sejy tadi berbunyi untuk mengisi keheningan.
Seokjin sebenarnya sudah mencoba untuk membuka obrolan, tapi Yoora hanya menjawab dengan angguky dan gelengan.
Untungnya beberapa saat kemudian mereka sampai di alamat yang disebutkan oleh Yoora. Seokjin lantas terdiam di tempatnya, menatap rumah sederhana di hadapannya yang tampak tidak terurus dengan rumput rumput tinggi yang tumbuh di dekat pagarnya.
Ia kemudian beralih menatap Yoora yang sudah akan membuka bagasi mobil, tapi Seokjin sudah lebih dulu turun dan membantu Yoora membawakan barang-barangnya yang tidak begitu banyak. Hal itu membuat Seokjin berharap Yoora tidak akan lama berada di sini.
Menurunkan koper dan tas punggung milik Yoora, Seokjin pun melangkah masuk ke dalam rumah mengikuti Yoora yang berjalan lebih dulu di depannya.
Suara pintu kayu yang berdebu itu sedikit berderit ketika di dorong. Bahkan bagian dalam rumahnya pun membuat Seokjin mengernyit lantaran melihat debu yang berterbangan setelah lampu dihidupkan. Ia pun segera meletakkan tas dan koper yang ia bawa sebelum mendekati Yoora yang tengah menghidupkan seluruh lampu di rumah itu.
"Yoora..... Kau yakin akan tinggal di sini?" Tanya Seokjin.
Bukan untuk mengejek atau pun menghina, tapi untuk memastikan jika Yoora akan baik-baik saja dirumah ini. Seokjin hanya takut terjadi sesuatu dengan Yoora karena kondisi rumah yang tidak terurus.
"Sebelumnya aku memang tinggal di sini bersama Appaku." Jawab Yoora sambil menekankan kata 'Appa'. Lalu ia pun berbalik dan melangkah menuju dapur.
"Tolong jangan salah paham." Seokjin mengikuti langkah Yoora dan mengamit tangan wanita itu agar menatapnya. "Maksudku, kau bisa menempati rumah ini setelah dibersihkan. besok aku akan memanggil orang untuk membersihkan rumah ini. Jadi untuk sementara kau bisa kembali ke rumah kita." Menyadari Yoora yang tidak menyukai usulannya, Seokjin pun segera meralat ucapannya. "Atau kau bisa menginap di hotel dulu. Bagaimana?".
"Tidak usah. Aku bisa membersihkan rumahku sendiri."
"Tapi, Yoora..."
"Kau bisa pergi jika tidak menyukainya, Jin. Karena aku sama sekali tidak butuh bantuanmu."
Seokjin terdiam selama beberapa saat, menatap Yoora yang sudah mengambil alat penyedot debu dan mulai mengelilingi rumah. Seokjin lantas menghela nafas panjang sebelum menggulung lengan kemejanya lalu merebut alat penyedot debu tadi dari tangan Yoora dan menggantikan tugas wanita itu membersihkan debu.
"Seokjin kau tidak perlu —"
"Tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak keberatan." Ucap Seokjin lalu menunjukkan senyum hangatnya, hal yang sangat jarang ia tunjukkan kepada siapapun selain keluarganya.
Melihat bagaimana Seokjin yang terus berusaha untuk menyakinkan nya, membuat Yoora hanya bisa menghela nafas panjang dan memilih untuk mengerjakan hal lain yang bisa membuatnya memikirkan hal lain.
Sayangnya sepertinya itu bukan hal mudah, karena Seokjin selalu saja mengganggu nya dan akhirnya membuat Yoora tidak melakukan apapun."
•••••
Akhirnya setelah berperang dengan debu dan mencoba memperbaiki keran air yang justru membuat air semakin menyembur, Seokjin pun bisa bernafas lega setelah semua ruangan terlihat bersih.
Ia lantas mengistirahatkan tubuhnya di sofa milik Yoora untuk beberapa saat. Niatnya hanya ingin beristirahat sejenak, tiap Seokjin justru tertidur.
Yoora yang baru saja kembali dari dapur dan menemukan Seokjin tertidur pulas dengan lengan menutupi sebagian wajahnya, hanya bisa menggeleng pelan sebelum berbalik ke kamar, mengambil selimut dan juga baju ganti untuk Seokjin karena Yoora yakin pria itu pasti tidak nyaman jika tidur dengan baju yang sudah basah oleh keringat.

KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...