12

894 66 5
                                        

Pagi itu Yoora terbangun dari tidurnya karena terganggu dengan suara berisik yang berasal dari kamar mandi. Wanita itu lantas segera turun dari ranjang, berjalan pelan menuju kamar mandi dan berhenti di depannya.

Tangannya yang sudah terangkat untuk mengetuk pintu kamar mandi, tapi tidak jadi ia lakukan ketika pintu sudah lebih dulu terbuka. Seokjin muncul dari sana dengan wajah lemas dan sedikit pucat, lalu berjalan melewati Yoora begitu Saja

Seokjin berdiri di tengah ruangan dengan ponsel di telinga. Wajahnya terlihat kesal sekali, mungkin karena tidak mendapat jawaban dari seseorang yang ia telpon. Pria itu lantas berdecak sebelum melempar ponselnya ke sofa dan menyusul duduk Disana sambil menenangkan perutnya yang bergejolak sejak tadi. Ketika hendak berbaring disofa, ia akhirnya menyadari jika Yoora masih berdiri di depan kamar mandi dengan tangan memilin baju tidur, sementara mata bulatnya itu menatap Seokjin.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Seokjin dengan kening berkerut dalam. Entah kenapa ia merasa kesal melihat Yoora yang hanya diam sejak tadi, sial! Kenapa ia jadi sensitif seperti ini?!

"Umm..kau baik-baik saja?" Dengan langkah ragu, Yoora pun mendekat dan berdiri di samping sofa dengan jarak dua langkah.

"Apa menurutmu aku terlihat baik-baik saja?" Seokjin mendengus sebelum memilih berbaring menghadap pada sofa dan memejamkan matanya.

Yoora berdiri diam di tempatnya, mendadak bingung harus melakukan apa. Jadi dari pada terlihat bodoh, ia lantas memilih masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

•••••

Usai mandi dan berganti pakaian, Yoora melongokan kepalanya ke kamar guna mencari keberadaan Seokjin. Tapi ternyata pria itu tidak ada di mana-mana, padahal sebelumnya Seokjin tertidur disofa. Yoora kemudian melangkah keluar, duduk di depan meja rias yang entah sejak kapan penuh dengan peralatan make up mahal dan mewah.

Yoora pun mencoba membuka salah satu make up itu, mencium aromanya yang terasa segar lalu memakaikannya ke wajah sedikit demi sedikit. Meski tidak terlalu pandai berdandan, setidaknya Yoora merasa sedikit bangga memakai make up itu walaupun hasilnya tidak membuat wajahnya berubah jadi cantik seperti wanita kebanyakan.

Kadang Yoora itu dengan wanita diluar sana yang bisa dengan lihai memakai make up, tidak seperti dirinya yang bahkan memakai eyeliner saja tidak bisa.

Setelah selesai mengoleskan lipstik dibibirnya, Yoora lantas tersenyum tipis ketika melihat pantulan dirinya yang terlihat lebih segar, tidak sepucat tadi. Ia kemudian merapikan semuanya sambil sesekali menatap pantulan dirinya yang terlihat lebih berisi dari beberapa hari yang lalu.

Ini semua juga berkata Ny Kim yang selalu memaksanya untuk terus makan agar kandungannya sehat. Dan Yoora merasa sangat berterima kasih sekali, karena meski Seokjin tidak busa menerima kehadirannya, masih ada Ny Kim dan Tn Kim yang mau menerimanya.

Ketukan pelan pada pintu kamar membuat Yoora tersadar dan segera berjalan ke arah pintu.ketika menemukan Ny Kim berdiri Disana dengan senyum hangatnya, mau tak mau Yoora jadi ikut tersenyum, apa lagi saat Ny Kim memeluknya singkat dan mengajaknya turun ke restoran untuk sarapan.

Para tamu undangan yang juga menginap di hotel ini tampak menyambut Yoora dengan hangat. Beberapa dari tamu itu merupakan keluarga besar Seokjin, mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahan nya bersama Seokjin disertai pelukan hangat dan sedikit nasihat.

Yoora hanya membalasnya dengan senyuman sopan.lalu pandangannya terhenti pada seokjin yang duduk diam diujung meja dengan tatapan tajamnya.

Pria itu tampak tidak suka melihat Yoora yang tampak begitu akrab dengan keluarganya meski baru saja saling mengenal. Apa lagi saat Yoora dengan polosnya tersenyum sambil mengucapkan terima kasihnya. Seokjin seketika mendengus pesan dari Nara yang baru saja mausk ke ponselnya.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang