5⚠️🔞

1.5K 70 1
                                    

Yoora baru akan turun dari ranjang ketika tiba-tiba saja pintu ruangan tempat ia dirawat terbuka. Wajah panik Ny Kim adalah hal pertama yang Yoora temukan, ia lantas kembali duduk disisi ranjang, menunggu Ny Kim yang tengah mendekat ke arahnya.

"Kau mau kemana? Keadaanmu belum benar-benar pulih." Ucap Ny Kim membantu Yoora berbaring, tak lupa pula ia menyelimuti tubuh Yoora.

" Ehmm... Saya harus pulang._

" Tapi dokter belum memperbolehkanmu untuk pulang, Yoora." Ny Kim menggenggam hangat tangan Yoora. "Tolong turuti ucapan dokter, kandunganku Masih sangat lemah."

Mendengar ucapan Ny Kim itu, membuat Yoora sedikit terkejut dan segera melepas genggaman tangan Ny Kim untuk memeluk perutnya sendiri. Ketakutan mulai menyelimutinya, ketika menyadari dengan siapa ia berbicara. Orang di depannya ini bisa saja akan berusaha menyingkirkan bayi dalam kandungannya, Karena Yoora sadar siapa dirinya. Ia hanya perempuan miskin yang menyedihkan.

Ny Kim tersenyum sedih saat melihat ekspresi takut Yoora, perlahan ia kembali menggenggam tangan Yoora meski pada awalnya wanita itu menolak. "Jangan takut,aku tidak akan berbuat jahat padamu Yoora," Ny Kim menghela nafas panjang. "Sekarang bolehkah aku bertanya?".

Yoora lantas mengangguk pelan untuk mengizinkan Ny Kim berbicara.

"Apa... Kau mengenal anakku, Yoora?"

" Tidak!" Jawab Yoora cepat, dan Ny Kim menyadari jika Yoora berbohong.

"Apa dia ayah dari bayimu, Yoora?"

"Nyonya...saya..." Mata Yoora mulai berkaca-kaca, ia kemudian menunduk lalu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya dan Mulai terisak, mengingat bagaimana saat pertama kali ia terbangun di ranjang yang asing bersama pria yang menganggapnya seorang pelacur. Ya Tuhan! Hati Yoora masih sangat sakit untuk mengingat tentang hari itu."saya bukan pelacur."lirih Yoora.

Ny Kim berdiri dari duduknya lalu menarik Yoora keperluannya. Ia mengusap lembut punggung Yoora berusaha untuk menenangkan tangis Yoora. "Maafkan putraku, Yoora. Aku berjanji akan membuatnya bertanggung jawab?"

"Ap-apa?" Yoora perlahan mengurai pelukan, memandang Ny Kim dengan tatapan tak mengerti. "Bertanggung jawab?"

"Iya, aku akan menyuruhnya menikahimu."

"T-tapi saya tidak bisa memaksanya untuk menikah dengan saya." Ucap Yoora. Ia tidak bisa membayangkan jika ia harus menikah dengan pria yang melukai harga dirinya. Yoora tidak akan sanggup

"Aku mohon, Yoora demi bayimu"

"Saya.. tidak tahu harus bagaimana. Bisakah tinggalkan saya sendiri dulu? Saya butuh waktu untuk sendiri." Ucap Yoora pelan.

"Baiklah aku akan memberi mu waktu," Ny Kim
Tersenyum hangat sambil mengusap punggung tangan Yoora pelan. "Aku harap kau menyetujui pernikahan ini, Yoora"

Yoora hanya diam, tak mengeleng dan tak juga mengangguk, akhirnya Ny Kim pun memilih keluar dan menutup pintu secara perlahan.

Tangis Yoora kembali pecat setelah Ny Kim keluar, ia pantas berbaring miring menghadap jendela,lalu menarik selimut hingga ke kepala dan menangis tanpa suara Disana.

"Eomma.. Appa.. aku harus bagaimana?" Lirih Yoora pelan.

Suara pintu yang terbuka kembali membuat Yoora harus membekap mulutnya sendiri untuh menahan tangisan.
Yoora merasakan seseorang berdiri dibelakangnya,tapi Yoora tidak tahu itu siapa karena seseorang itu hanya diam saja.

Hingga suara pintu kembali terdengar, Yoora baru berani menurunkan selimut dari wajahnya. Ia bernafas lega
Karena sudah tidak ada siapa-siapa Disana. Yoora lantas mengubah posisinya jadi menatap langit-langit kamar. Terdiam beberapa saat untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang