29

739 51 1
                                    

Keheningan yang melanda sejak beberapa menit yang lalu membuat Yoora sedikit canggung dengan keadaan ini. Beberapa kali ia bahkan terlihat memainkan pinggiran gelas dengan jarinya, membuat Seokjin diam-diam melirik untuk melihat apa yang di lakukan oleh Yoora.

Seokjin juga sebenarnya tidak suka suasana hening seperti ini, tiba-tiba saja ia malah menahan Yoora disini. Padahal wanita itu sudah akan kembali ke kamar. Entahlah, Seokjin tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Akhirnya ia pun mengehela nafas panjang untuk menarik perhatian Yoora.

"Kau mengantuk?" Tanya Seokjin.

Yoora menggeleng pelan. "Tidak."

"Maaf." Ucap Seokjin setelah beberapa saat hening. Ia lantas memiringkan tubuhnya untuk memudahkan dirinya berbicara pada Yoora. "Maaf karena lagi-lagi aku membuatmu menangis dan terluka, maaf."

"Tidak perlu meminta maaf. Lagi pula aku sudah baik-baik saja." Ucap Yoora lalu menyesap pelan minumannya.

Sementara Seokjin terdiam sejenak, merasa tidak habis pikir dengan Yoora yang selalu memaafkannya semudah ini. Bagiamana bisa wanita itu merasa baik-baik saja setelah apa yang Seokjin lakukan selama ini? Jika jadi Yoora, Seokjin Mungkin akan memilih pergi dari pada harus bertahan.

"Semudah itu kau memaafkan aku?"

Kening Yoora lantas mengernyit bingung. "Maksudmu?"

Seokjin membasahi bibirnya pelan, lalu memandang Yoora dengan tatapan tak percayanya. "Maksudku... setelah apa yang aku lakukan padamu selama ini, bagaimana bisa kau bisa memaafkanmu semudah ini?"

Yoora lantas mengehela nafas panjang sebelum meletakkan gelasnya ke atas meja. "Memangnya aku harus bagaimana? Bahkan untuk marah pun aku tidak berhak, Jin aku justru merasa malu karena sudah merebut tempat kekasihmu. Seharusnya kalian yang ada dirumah ini, bukan aku." Ia menundukkan kepalanya ketika perasaan bersalah itu muncul.

"Yoora dengar!" Seokjin memegang kedua bahu Yoora pelan, meminta wanita itu agar menatap matanya."hubunganku dan dia sudah berakhir. Sekarang tidak ada lagi tentang dia dihubungan ini."

Mata Yoora seketika membelalak. "A-apa? bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Kau-"

"Karena aku mulai tertarik padamu."

Seketika nafas Yoora tercekat mendengar ucapan Seokjin barusan. Mati-matian ia berusaha melepaskan diri dari Seokjin, tapi pria itu justru semakin erat memegangi bahunya.

"Se-seokjin... lepaskan."

"Aku tertarik padamu, Yoora. Kau dengar itu kan?" Tanya Seokjin lagi. Lalu ia melepaskan cengkeramannya di bahu Yoora, berharap wanita itu akan menjawab pertanyaannya. Tapi yang ia dapat justru keterdiaman dari Yoora."Jawab aku, Ra."

Yoora menggeleng pelan "Tidak bisa, seokjin. Ini...ini pasti hanya sebuah kesalahan."

"Aku serius, Yoora." Seokjin ganti menggenggam tangan Yoora, tapi wanita itu justru menghindar dan segera berdiri.

"Maaf, Seokjin. A-aku mengantuk, jadi... selamat malam!" Ucap Yoora canggung lalu bergegas pergi bersama perasaann yang tidak ia mengerti.

TBC


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiiiiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiiiiiii...

Selamat membaca semoga kalian suka

Jangan lupa vote dan commentnya

JINLHA 💜

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang