16

806 61 7
                                    

Hari libur dimanfaatkan Seokjin dengan bersantai dirumah sambil membaca buku di perpustakaan pribadinya membiarkan waktu berlalu begitu saja. Ketika menyadari ia sudah terlalu lama menatap buku, Seokjin lantas melepas kaca mata dan mengistirahatkan matanya sejenak.

Seokjin kemudian memilih keluar dari perpustakaan untuk mengambil minum. Ketika melewati dapur, ia mengernyit saat melihat Yoora yang tengah sibuk di dapur bersama 2 orang pelayan.

Seokjin tidak tahu apa yang akan mereka lakukan sampai tidak menyadari kehadiran Seokjin Disana. Ia pun berdehem pelan sebelum mendekat dan mengambil minuman di lemari pendingin.

“Tuan butuh sesuatu?” tanya salah satu pelayan yang kini berdiri didepan Seokjin.

“Tidak, aku bisa sendiri.” Seokjin melirik Yoora yang saat ini masih belum menyadari kehadiran Seokjin.

Wanita itu masih saja sibuk mencicipi adonan kue yang ia buat. Wajahnya yang mungil tampak lucu bahkan saat ada tepung yang mengotori pipinya.itu membuat Seokjin tersenyum miring ketika melihat Yoora yang terlihat mempesona ketika menguncir rambutnya dan memperlihatkan leher indahnya, membuat Seokjin kembali mengingat malam itu. Namun saat sadar apa yang ia pikirkan, Seokjin seketika mendengus, mengusir pikiran gila yang menghampirinya itu. Astaga! Apa yang baru saja ia pikirkan?!.

Seokjin berniat untuk kembali ke perpustakaan, tapi bunyi pecahan kaca terdengar dari arah dapur menghentikan langkah. Ia pun segera berbalik lalu menghampiri Yoora yang berdiri kaku ditempanya.

“Apa yang terjadi?!” Seokjin menatap kedua pelayannya yang tengah membereskan pecahan kaca.

“ma—maafkan saya, tuan. Saya tidak sengaja—”

“cepat bereskan sampai bersih. Dan jika masih ada serpihan kaca sedikitpun, aku akan memecat Kalian berdua!” ancam Seokjin. Ia kemudian beralih menatap Yoora. Menatap wanita itu dari atas sampai ke bawah untuk mengecek keadaannya. “apa kau terluka?”

Yoora menggeleng pelan, sedikit takut setelah melihat Seokjin membentak para pelayan. “aku baik-baik saja ” jawabnya pelan sambil memainkan jarinya.

Seokjin lantas menghela nafas pelan sebelum mengamit tangan Yoora dan mengajak wanita itu untuk duduk dikursi makan setelah itu ia kembali ke hadapan Yoora lagi.

Yoora yang melihat itu lantas mengernyit saat melihat Seokjin membawa kotak P3K. "Ak-aku tidak terluka."

Dengusan pelan dari Seokjin. Pria itu pun mengamit jemari Yoora, menunjukkan beberapa luka goresan yang ada Disana.

"Lalu ini apa?"

"Itu hanya luka karena tergores pisau, dan itu tidak Terlalu sakit."

"Mulai sekarang aku tidak akan mengizinkanmu ke dapur lagi...."

Yoora langsung membelalak. "Tapi kenap—"

"Jika aku melihat tanganmu masih terluka seperti ini" lanjut Seokjin sambil membersihkan tepung yang ada di pipi Yoora dengan tangannya.

"Baiklah." Yoora menghela nafas lega disertai senyuman tipis. Ia kemudian mengangguk. "Aku janji tidak akan terluka lagi."

"Bagus. Karena selama menjadi bagian dari keluarga Kim, kau harus tampil sempurna agar tiy ada yang membicarakanmu. Mengerti?" Ucap Seokjin sambil memasangkan plester luka pada telunjuk Yoora.

"Iya,aku mengerti."jawab Yoora pelan "kalau begitu, boleh aku ke dapur lagi? Kue ku belum jadi."

"Ala yang kau buat kali ini " tanya Seokjin yang masih betah berlama-lama berjongkok dihadapan Yoora. Entah kenapa rasanya ia merasa nyamy dengan posisi ini karena ia bisa melihat wajah Yoora dari dekat.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang