40

695 60 1
                                    

Setelah ucapan Yoora tadi, Seokjin hanya bisa mematung di tempatnya sambil memandang Yoora dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia lantas menghela nafas panjang sebelum berbalik keluar dari kamar dan mengabaikan panggilan Yoora. Saat ini ia lebih memilih untuk menghindar dari pada ucapannya akan menyakiti Yoora lagi.

Ketika masuk ke dalam ruang kerjanya, pandangan Seokjin langsung tertuju pada foto pernikahannya dan Yoora yang tergantung di dinding. Ia  pun tersenyum sedih, tidak menyangka jika dalam waktu beberapa bulan saja ia mengenal Yoora, wanita itu mampu memporak porandakan perasaannya dalam waktu yang singkat dan menggeser posisi Nara yang sudah lama ia kenal.

 Ia  pun tersenyum sedih, tidak menyangka jika dalam waktu beberapa bulan saja ia mengenal Yoora, wanita itu mampu memporak porandakan perasaannya dalam waktu yang singkat dan menggeser posisi Nara yang sudah lama ia kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengalihkan pandangan dari foto pernikahannya, Seokjin ganti menatap sebuah foto yang ia bingkai dan ia letakkan di atas meja kerjanya. Ia lantas mendekat, mengambil foto itu dengan tangan yang gemetar. Matanya berkaca-kaca saat ia mengusap sudut foto yang menampilkan perkembangan calon bayinya bukan lalu.

Dan Seokjin semakin memaki dirinya ketika menyadari jika bulan-bulan berikutnya ia tidak bisa mengetahui perkembangan calon bayinya lagi.

"Maaf." Bisik Seokjin bersama perasaann bersalah yang lagi-lagi menghantamnya. Ia lantas mendekap fotonitu dengan erat sambil mengucapkan kata maaf secara berulang-ulang.

•••••

Banyak cara yang Yoora lakukan untuk mengalihkan pikirannya agar tidak terpaku pada kesedihannya, salah satunya dengan membuat begitu banyak kue  sampai membuat beberapa jarinya melepuh lantaran menyentuh loyang tanpa pelindung dan anehnya, Yoora sama sekali tidak merasakan sakit. Sepertinya ia mulai gila ketika berpikir jika rasa sakit dihatinya akan berkurang saat ia menyakiti dirinya sendiri.

Kondisi Yoora membuat Mina semakin khawatir dengan majikannya itu. Berulang kali ia mencoba membujuk Yoora agar tidak melukai dirinya sendiri, tapi sayangnya semua usaha Mina sia-sia karena Yoora tetap akan memikirkan cara lain untuk melukai dirinya.

Jadi untuk itulah Mina langsung memberitahu Seokjin dan menceritakan semuanya mengenai kondisi Yoora itu.

Setelah mendengar cerita Mina, Seokjin pun bergegas keluar dari ruang kerjanya lalu berjalan cepat menuju dapur untuk menemui Yoora. Ketika berada di ambang pintu dapur, Seokjin terpaku saat melihat betapa banyak kue yang dibuat oleh Yoora, beberapa ada yang gagal dan beberapa lagi ada yang berhasil.

Seokjin lantas berjalan mendekat, menggenggam tangan Yoora pelan untuk menghentikan wanita itu agar tidak menyentuh loyang tanpa pelindung.

"Sudah cukup, Yoora. Tolong jangan melukai dirimu lagi." Lirih Seokjin.

Hatinya ikut sakit ketika melihat kedua telapak tangan Yoora yang sudah memerah. Ia lantas membawa Yoora ke dekat wastafel dan menghidupkan keran untuk menyiram telapak tangan Yoora dengan air.

Yoora hanya diam tak berekspresi, membiarkan Seokjin mengobati tangannya yang terluka. Ia bahkan tak mengeluh ketika Seokjin mengeringkan tangannya dengan handuk bersih.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang