Nara masih berbaring miring, membelakangi Seokjin yang duduk di pinggir ranjang dengan kepala tertunduk dan kedua tangan meremas rambut, Nara tidak tahu apa yang pria itu pikiran, tapi yang jelas ini pasti berhubungan dengan batalnya kejadian beberapa saat lalu
Entah kenapa saat Seokjin hendak melepaskan celananya, tubuh Nara justru mendorong pria itu menjauh hingga terjatuh dari ranjang. Dan sudah sejak beberapa menit yang lalu mereka diam tanpa suara seperti ini, membiarkan sesuatu dalam diri mereka perlahan padam.
Nara juga tidak mau bersusah payah berbalik karena ia tidak mau jatuh dengan begitu mudah pada seokjin. Tidak! Ia masih sangat marah dengan pria itu karena sudah menyembunyikan rahasia sebesar itu.
Damn! Nara masih tidak percaya jika Seokjin akan berbohong padanya mengenai semuanya. Lalu setelah ini bagaimana? Nara tidak tahu harus berbuat apa disaat ia masih sangat mencintai Seokjin. Pria itu... adalah cinta pertamanya juga pria pertama yang menyentuhnya.
"Kau mencintaiku, Jin?" Tanya Nara setelah keheningan yang panjang berlalu, ia mencengkram erat selimutnya, bersiap untuk jawaban yang akan Seokjin berikan.
"Nara.. kenapa kau bertanya seperti itu? Kau tentu sudah tahu jawabannya." Ucap Seokjin sambil menatap punggung Nara dengan perasaan bersalahnya.
"Cukup jawab saja!"
"Ya! Aku mencintaimu."
Mendengar hal itu tentu membuat Nara sedikit merasa lega, tapi ia tidak langsung menunjukkannya karena ia masih meragukan ucapan Seokjin itu, apa lagi baru beberapa waktu yang lalu pria itu berbohong padanya.
"Jika kau mencintaiku." Nara bangun untuk menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kenapa kau berbohong tentang pernikahanmu? Kau bilang pernikahan itu terjadi karena paksaan ibumu , bukan Karena wanita itu hamil."
Seokjin menghela nafas y sebelum akhirnya bergeser mendekat pada Nara . Ia menatap wanita itu dengan pandangan meminta maafnya. Berharap Nara bisa berhenti marah,
"Aku tidak tahu caranya memberitahumu "
"Jadi kau lebih memilih untuk membohongiku?"
" Bukan seperti itu." Seokjin meremas rambutnya frustasi. " Ini semua terjadi tiba-tiba."
"Jelaskan semuanya padaku, jin dimulai dari pertama kali kau bertemu wanita itu sampai akhirnya pernikahan itu terjadi."
Karena tak ada pilihan lain, Seokjin lantas memilih untuk menjelaskan semuanya pada Nara selama mendengar Seokjin berbicara Nara terlihat beberapa kali menghela nafas sambil mengalihkan pandangannya untuk menghindari Seokjin.
Sedikit pun ia tidak menyela meski itu juga melukainya, dan ketika pria itu selesai bercerita, Nara sudah tidak tahu harus berbuat apa selain menunduk sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
"Nara.. katakan sesuatu."
Nara langsung menepis tangan Seokjin ketika pria itu hendak menyentuhnya, ia lantas menatap pria itu dengan sedih.
"Aku tidak tahu harus berkata bapa lagi, Jin. Aku tidak pernah berpikir jika semuanya akan serumit ini m"
"Maafkan aku." Seokjin memohon sambil menggenggam erat tangan Nara.
"Bisa kau tinggalkan aku sendiri, jin? Aku perlu waktu untuk berpikir."
"Kenapa harus seperti ini? Tidak bisakah kita menyelesaikan semuanya baik-baik?" Seokjin menatap kedua mata Nara bergantian "aku tidak ingin meninggalkanmu sendiri"
"Tapi aku perlu waktu untuk berpikir jin agar aku tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini." Bertahan atau melepaskanmu . Nara melanjutkan ucapannya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomansaKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...