42

615 61 0
                                    

Untuk kesekian kalinya, mimpi buruk itu kembali menghampiri Yoora,. Membuatnya langsung terbangun Dengan nafas terengah dan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.

Ia lantas terdiam sejenak untuk menenangkan dirinya sebelum menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam, itu artinya ia sudah tidur sekitar dua jam yang lalu.

Yoora kemudian menghela nafas panjang sambil mengusap wajahnya pelan dan memilih keluar dari kamar untuk mengambil minum. Ketika langkahnya hendak memasuki dapur, Yoora mendengar pintu rumahnya terbuka. Dengan wajah berkerut bingung, Yoora pun mengurungkan niatnya ke dapur dan memilih untuk melihat siapa orang yang mengetuk rumahnya.

Dan ternyata itu adalah Seokjin, yang datang dengan senyum lebar sambil membawa banyak belanjaan di kedua tangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yoora lelah.

Ia pikir hari ini Seokjin tidak akan kemari seperti hari-hari sebelumnya. Tapi ternyata tebakan Yoora itu salah karena ternyata pria itu tetap kembali. Bersama dengan senyum lebar seolah tidak terjadi apa-apa pada mereka.

"Aku membawa bahan-bahan masakan untukmu, karena kemarin aku lihat kulkasmu kosong."

"Tapi kau tidak perlu melakukan semua ini, jin. Aku bisa membelinya sendiri."

"Aku tahu kau bisa membelinya sendiri, tapi aku sudah terlanjur membelinya. Haruskah aku membuangnya?" Ucap Seokjin sambil menggoyangkan belanjaan di kedua tangannya, membuat Yoora menghela nafas panjang sebelum menyuruh pria itu masuk.

Entah kenapa rasanya tingkah Seokjin semakin menyebalkan dari hari ke hari, ada saja hal yang membuat pria itu selalu ke rumah Yoora yang pada akhirnya membuatnya harus menginap di sana lantaran hujan deras yang datang tiap menjelang malam.

Padahal Yoora yakin Seokjin tersiksa harus tidur di sofa kecil Yoora, tapi tetap saja Seokjin kembali, tak peduli berapa kali pun Yoora mengusirnya secara halus.

"Kau sudah makan malam? Atau kau ingin aku—"

"Tidak perlu." Sela Yoora Cepat.

Seokjin diam-diam tersenyum miris lalu melanjutkan kesibukannya menyusun bahan-bahan masakan dengan rapi. Setelah selesai, ia lantas segera menutup lemari pendingin sebelum berbalik menatap Yoora yang masih berdiri di belakangnya. Suasana mendadak canggung ketika mereka bertatapan.

Refleks Seokjin pun mengusap belakang lehernya sembari memikirkan topik apa yang harus ia bahasa dengan Yoora.

"Umm... Bolehkah malam ini —"

"Berhubung kau ada disini, ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu." Sela Yoora Cepat, tanpa menunggu Seokjin menyelesaikan ucapannya.

Kening Seokjin sontak mengernyit. "Tentang apa?"

Yoora tidak langsung menjawab, melainkan menatap Seokjin sejenak sebelum menghela nafas panjang.

"Bisakah kau tunggu di ruang tamu?" Ucap Yoora sebelum berbalik meninggalkan Seokjin dan masuk ke kamarnya.

Menuruti ucapan Yoora, Seokjin lantas berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sana, menunggu Yoora yang masih berada dikamar. Entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak, apa lagi ketika melihat bagaimana tatapan Yoora yang semakin hari semakin tak bisa Seokjin tebak apa artinya..

Tak berapa lama Yoora kembali sambil membawa sebuah map coklat di tangan kanannya. Wanita itu pun duduk di depan Seokjin, meletakkan map coklat itu di atas meja untuk diberikan pada Seokjin.

"Apa ini?"

Sayangnya Yoora tidak menjawab, membuat perasaann Seokjin semakin tidak tenang. Lantaran Yoora yang tidak kunjung menjawab, Seokjin pun segera membuka map coklat di hadapannya dan membacanya sejenak.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang