Pagi-pagi sekali Yoora terbangun karena rasa mual yang melandanya, wanita itu langsung berlari ke kamar mandi, berjongkok di dekat closet dan memuntahkan isi perutnya. Ia meringis sakit saat kepalanya tiba-tiba pusing, padahal biasnya ia tidak pernah seperti ini. Yoora kemudian menekan flush ketika dirasa mualnya berkurang dan berniat untuk berdiri, tapi tubuhnya yang lemas membuatnya tidak bisa menopang berat tubuhnya. Andai tidak ada orang yang menahannya, Yoora tidak tahu akan berakhir bagaimana dia nanti
"Kau baik-baik saja.?"
Ternyata itu Seokjin, pria itu menatap Yoora dengan kening berkerut dan langsung menggendong wanita itu menuju ranjang. Perlahan ia baringkan tubuh Yoora di ranjang dan memastikan posisinya nyaman. Sekali lagi, ia menatap Yoora untuk mengetahui apa yang terjadi dengan wanita itu. "Apa kau sakit?"
Yoora menggeleng lemah." Saya baik-baik saja. Hanya sedikit mual biasa yang terjadi pada ibu hamil."
"Aku akan memanggil dokter." Seokjin bersiap untuk keluar kamar, tapi Yoora menahannya. Pria itu pun kembali menghadap Yoora. "Apa lagi?"
"Tidak usah memanggil dokter, saya baik-baik saja"
"Tapi wajahmu pucat!" Suara Seokjin sedikit meninggi karena Yoora yang terus berkata baik-baik saja, padahal nyatanya wanita itu tidak sedang baik-baik saja. Lihat saja, tubuh mungilnya justru membuatnya semakin terlihat lemah seperti itu. " Ingat kau sedang mengandung anakku! Jadi lebih baik kau menurut saja. Jangan merepotkan orang lain dengan tingkahmu itu.".
Mendengar ucapan Seokjin itu, Yoora pun melepas genggamannya, membiarkan Seokjin berlalu keluar kamarm sementara dirinya malah terlihat menyedihkan dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Hah! Hormon kehamilan benar-benar membuat Yoora menjadi orang yang cengeng.
••••••
Setelah diperiksa dan diberi obat anti mual oleh dokter, Yoora pun langsung tertidur pulas setelahnya. Wanita itu tampak sangat tenang dalam tidurnya meski sesekali keningnya akan berkerut dan membuat seokin jadi bertanya-tanya, apa yang dimimpikan oleh Yoora?
Pria itu lantas menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi. Punggungnya terasa kaku karena sejak Yoora tertidur, ia memilih untuk duduk disamping ranjang wanita itu, Seokjin sendiri tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini. Ia hanya merasa ingin terus berada di samping Yoora ,sambil sesekali menatap Perut wanita itu yang ada di balik selimut.
"Kau tidak berangkat kerja Jin?" Tanya Ny Kim masuk ke kamar Yoora dan duduk dipinggir ranjang. Bibirnya mengulas senyum tipis saat melihat Seokjin sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Yoora. "Yoora akan baik-baik saja, jadi lebih baik kau berangkat ke kantor "
"Baik-baik saja bagaimana? Dia bahkan hampir jatuh tadi".
"Kau khawatir?"
Seokjin tediam sejenak, ia mengusap wajahnya lalu memilih berdiri. " Dia mengandung anakku, aku hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada anakku".
"Bukankah kemarin kau bilang itu bukan anakmu? Kenapa sekarang kau mengakuinya?"
"Aku akan berangkat ke kantor, pastikan untuk tidak meninggalkan Yoora sendirian , Eomma." Ucap Seokjin sebelum berlalu keluar kamar.
Ny Kim hanya bisa menggeleng geli melihat tingkah anaknya itu. Ia kemudian mengusap lembut kening Yoora, berharap Yoora mampu bertahan bersama putranya yang keras kepala itu.
••••••
Ponsel yang bergetar diatas meja kantor, menyadarkan Seokjin dari lamunannya. Pria itu lantas melirik ponselnya, menghela nafas panjang saat melihat nama Nara di sana. Ia pun segera menjawab panggilan dari Nara itu agar tidak memperpanjang masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...