23

808 65 3
                                    

Seokjin masih duduk dipinggir ranjang sejak setengah jam yang lalu untuk memastikan Yoora tidak apa-apa. Sejak tadi Seokjin sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Yoora yang masih tertidur pulas di atas ranjang. Meski sesekali wanita itu akan mengigau memanggil-manggil ibunya.

Menghela nafas pelan, Seokjin lantas menegakkan punggungnya untuk merapikan selimut Yoora lalu kembali duduk sambil melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang,dan Yoora belum memakan apa pun sejak pagi karena wanita itu terus memuntahkan makanannya setelah mencoba menelan beberapa sendok sup jagung yang dibuatkan oleh Mina.

Kini Seokjin mulai dilanda kebingungan. Satu sisi ia ingin membangunkan Yoora untuk makan, tapi satu sisi ia tidak ingin mengganggu tidur wanita itu yang begitu pulas. Ditambah lagi Yoora baru saja tidur beberapa menit yang lalu.

"Seokjin..."

Panggilan pelan itu menarik Seokjin dari lamunannya, ia pun berbalik dan menemukan ibunya berdiri beberapa langkah dari nya. Seketika Seokjin mengernyit.

"Eomma? Sejak kapan di sini?"

"Baru saja." Ny Kim perlahan mendekat, meletakkan tasnya di sofa sebelum berdiri di samping Seokjin. "Bagiamana keadaannya? Tidak ada hal buruk terjadi padanya kan?"

"Tidak ada." Seokjin memandang ibunya. "Eomma tahu dari siapa tentang keadaan Yoora?"

"Eomma mencoba menelpon ke rumahmu, tapi Mina yang menjawabnya dan dia bilang jika Yoora sakit." Tatapan Ny Kim lantas menajam menatap putranya itu. "Apa yang kau lakukan padanya, Jin? Kau menyakitinya?!"

Kening seokjin mengernyit dalam "menyakiti apa? Aku tidak melakukan apa-apa." Ya, kecuali tentang sikap keterlaluan nya kemarin.

Ny Kim memukul lengan Seokjin sedikit kencang lantaran kesal dengan sikap putranya itu yang terlalu plin-plan.

Astaga! Ny Kim bahkan masih ingat saat salah satu orang suruhannya memberitahunya jika Nara sempat datang ke rumah ini. Meski kesal, saat itu Ny Kim memilih diam saja karena ia pikir putranya akan melakukan hal yang benar.

Tapi setelah mendengar kabar Yoora sakit dan juga ucapan Ny Kim yang mengatakan jika Yoora selalu menangis, membuat Ny Kim tidak bisa diam lagi. Untuk itulah ia langsung ke sini tanpa memberitahu lebih dulu.

"Kau memberitahu Nara alamat rumah ini, jin?"

"Aku tidak pernah memberitahunnya."

"Lalu bagi bisa ia tahu alamat rumahmu?!" Ny Kim mendesis pelan. "Lebih parah lagi ia bertemu dengan Yoora."

"Eomma..." Seokjin berniat menjelaskan semuanya,tapi Ny Kim mengangkat tangannya.

"Kau bahkan belum memutuskan hubunganmu dengan waniy itu?"

Seokjin menggeram pelan sambil meremas rambutnya frustasi. "Tidak sekarang, hubunganku dan Nara tidak bisa diputuskan begitu saja."

"Dan kau akan mempertahankan nya lalu membiarkan Yoora tersakiti?!" Tanya Ny Kim sedikit kencang. Ia masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran putranya itu yang masih mau mempertahankan Nara..."buka matamu, nak. Nara bukan ornsg yang pantas untukmu, dia-"

"Eomma tidak berhak mengatakan hal seperti itu tentang Nara."

Karena mau bagaimanapun Nara lah kekasihnya, bukan yoora. Meskipun Yoora adalah istrinya, tapi hubungan mereka ada karena bayi dikandungan Yoora, bukan karena cinta.

"Seokjin... pikirkan lagi. Kau tidak kasihan dengan Yoora dan bayimu? Bagaimana bisa-"

"Engh....."

Ny Kim mengentikan ucapannya,ia dan Seokjin kompak menoleh ketika mendengar suara erangan pelan dari Yoora dan langsung mendekat, membantu Yoora untuk menegakkan tubuhnya.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang