Suasana rumah terasa sangat berbeda ketika Seokjin baru saja pulang ke rumah setelah hampir seminggu ia berada di rumah ibunya. Seokjin yang tadinya berniat ke kamar, memilih untuk berhenti di ruang tengah. Ia lantas mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah, menatap ke tempat kesukaan Yoora, yaitu dapur, biasanya, di saat seperti ini Yoora pasti akan berada di sana untuk memasak kue dengan wajah yang sedikit kotor karena tepung.
Segala kenangannya bersama Yoora mendadak muncul di kepala Seokjin, tentang bagaimana Yoora tersenyum, atau tentang bagaimana wajah antusias Yoora saat membuat kue.
Tapi kini Yoora sudah tidak ada lagi disana, yang tersisa hanya kesunyian dan juga bayangan Yoora dalam kepala Seokjin yang terus muncul sejak ia menginjakkan kakinya di rumah. Seokjin lantas memandang lantai di bawah kakinya dengan tatapan kosong, seakan tak bernyawa.
Satu Minggu hidup tanpa melihat Yoora, membuat Seokjin merasa ada yang menghilang dari dirinya. Ia merasakan ada lubang besar dihatinya yang membuat semuanya terasa begitu hampa. Bahkan tak jarang ia jadi sedikit tidak fokus dan lebih banyak melamun ketika berada di rumah orang tuanya.
Yoora menghilang begitu saja seakan ditelan bumi. Semua cara sudah Seokjin lakukan untuk menemukan keberadaan istrinya itu. Ia sudah bertanya pada Hoseok dan teman Yoora di toko roti, tapi tidak ada yang tahu di mana Yoora berada. Entah mereka benar-benar tidak tahu atau memang sengaja tidak memberitahunya.
Seokjin kemudian menghela nafas panjang sebelum melangkah pelan menunju kamar. Sekali lagi ia tatap sekeliling yang dipenuhi oleh bayangan Yoora. Semuanya masih tampak sama setelah Yoora pergi. Ia memang sengaja tidak menyuruh Mina untuk memindahkan barang-barang di kamar, tidak peduli jika orang lain akan menganggapnya gila atau apa pun itu.
Lalu pandangan Seokjin jatuh pada sebuah map coklat yang masih berada diatas meja, perlahan ia pun mendekat, mengeluarkan isinya untuk ia baca. Dan ternyata isinya masih tetap sama. Seokjin menutup kembali map itu, melipatnya jadi dua kemudian menyembunyikannya di laci meja.
Seokjin memilih untuk tidak menandatangani surat perceraian itu sekarang karena ia ingin menemukan Yoora terlebih dahulu. Seokjin akan berjuang untuk meminta maaf pada Yoora dan memohon pada Yoora untuk kembali.
Tapi jika istrinya itu tetap ingin bercerai, Seokjin akan langsung mengabulkannya meski itu berat baginya, tapi tidak apa-apa, asal Yoora bahagia, Seokjin akan melakukan segala cara untuk memastikan hidup Yoora tidak akan lagi menderita. Dan biarlah ia menghabiskan waktunya untuk menatap dan menjaga Yoora dari jauh.
•••••
Ny Kim menyambut putranya yang baru saja pulang setelah seharian pergi entah kemana. Ia lantas tersenyum pedih, iba melihat wajah Seokjin yang terlihat kurang tidur, padahal putranya itu baru saja sembuh dan perlu banyak istirahat. Tapi Seokjin justru memilih untuk mencari Yoora, Ny Kim bahkan sudah tidak tahu harus dengan cara apa ia membujuk Seokjin.
Sekarang ketika akhirnya Seokjin pulang dengan keadaan lelah, Ny Kim dengan sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak menangis di hadapan putranya itu.
"Dari mana saja, nak? Kenapa baru pulang?" Tanya Ny Kim lembut, berusaha menjaga suaranya tetap stabil. "Kau sudah makan?"
Seokjin menggeleng pelan. Bagaimana ia bisa makan jika keberadaan Yoora belum ia temukan.
"Aku belum terlalu lapar, Eomma." Ia pun memaksakan sebuah senyum tipis sebelum berlalu melewati Ny Kim untuk menuju kamar.
Seokjin lantas mengunci pintu kamar agar tidak ada yang mengganggunya, lalu berjalan pelan ke ranjang dan berbaring di sana sembari menatap langit-langit kamarnya. Wajah Yoora yang tersenyum tiba-tiba muncul di mata Seokjin, membuat pria itu menghela nafas panjang sebelum menutupi matanya menggunakan lengan. Ya Tuhan! Sepertinya sebentar lagi ia akan benar-benar gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomantikKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...