Pulang ke rumah dengan perasaan yang kacau juga bingung, Seokjin terkejut menemukan Yoora tertidur di sofa ruang tamu tanpa mengunakan selimut, sementara televisi dalam keadaan menyala.
Seketika perasaan tak menentu yang tadinya dirasakan Seokjin menghilang, digantikan dengan perasaan asing yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya bahkan saat bersama Nara sekalipun
Seokjin lantas melangkah mendekat tanpa suara lalu berjongkok di depan wajah Yoora dan menatapnya untuk beberapa saat.
Dari jarak sedekat ini, Seokjin bisa melihat bagaimana bulu mata Yoora yang tampak lebat alami, juga hidung mungil wanita itu yang sangat cocok dengan bentuk wajahnya.
Seokjin baru menyadari jika selama ini Yoora sangat jarang terlihat menggunakan riasan. Tapi anehnya wanita biru tetap terlihat menawan Dimata Seokjin.
Kemudian pandangan Seokjin turun ke bibir merah itu, yang seketika membuat Seokjin seperti kehilangan fokus. Ia pun segera mengalihkan pandangan dan berdiri cepat sambil menghela nafas kasar. Tadinya ia ingin langsung pergi saja ja, tapi saat menyadari jika udara semakin dingin. Seokjin merasa tidak tega jika membiarkan Yoora tidur di sofa, terlebih lagi wanita itu tengah hamil.
Akhirnya setelah berperang melawan egonya, Seokjin pun berdecak pelan sebelum kembali berjongkok didepan Yoora, menyelipkan tangannya dibawah leher dan lipatan kaki Yoora lalu mengangkatnya cepat.
Seokjin sedikit terkejut ketika merasakan berat tubuh Yoora yang begitu ringan digendongnya. Bukankah seharusnya wanita hamil berat tubuhnya bertambah? Tapu kenapa Yoora begitu ringan? Batin Seokjin bertanya-tanya.
Lantaran tidak ingin membuat Yoora terbangun, Seokjin langsung bergegas membawa wanita itu ke kamar dan membaringkannya di ranjang, tak lupa pula menyelimutinya agar tubuh Yoora tetap hangat.
Seokjin tidak langsung pergi setelahnya, ia memilih duduk di pinggir ranjang dengan mata menatap lurus pada wajah polos Yoora yang tertidur, perlahan ia gerakkan tangannya untuk menyingkirkan beberapa helaian rambut yang menutupi wajah Yoora dan menyelipkan dibalik telinga.
Mungkin karena merasa terganggu, Yoora tiba-tiba saja bergerak, membuat Seokjin seketika menjauh cepat. Tapi untungnya Yoora tidak terbangun dan hanya merubah posisi tidurnya memunggungi seokjin.
Seketika Seokjin terkekeh pelan, menertawakan apa yang ia lakukan barusan, ia lantas segera keluar dari kamar memilih untuk tidur di ruang kerjanya.
Satu hal yang tidak disadari oleh seokjin, jika ternyata sejak tadi Yoora sudah terbangun saat pria itu menyelipkan helaian rambut Yoora kebelakang telinga.
•••••
Pagi itu suasana mendadak canggung begi Yoora setelah ia mengingat apa yang dilakukan Seokjin semalam. Sebisa mungkin ia mencoba untuk bersikap biasa saja, tapi tidak bisa karena Seokjin yang kini justru menatapnya lekat.
Yoora berdehem pelan sebelum meletakkan sendok makannya lalu memberanikan diri menatap Seokjin." Ada apa? Tanya Yoora pelan.
"Hm?" Seokjin mengangkat pandangannya lalu menatap Yoora dengan satu alis terangkat"maksudmu?"
"Kau.....sejak tadi memperhatikanku, apa ada yang aneh ... Di wajahku?" Tanya Yoora sambil mengusap pipinya.
Seokjin menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa." Ucap Seokjin singkat lalu kembali memakan sarapannya. "Jangan lupa habiskan sarapanmu, tubuhmu terlalu kurus."
"Sejak dulu aku memang susah untuk menambah berat tubuhku, mah sebanyak apa pun aku makan, tubuhku tetap akan seperti ini."
"Kenapa bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]
RomanceKejadian satu malam itu benar-benar menjadi sebuah mimpi buruk bagi Kim Seokjin, ia tidak menyangka jika wanita yang ia tiduri itu akan berakhir mengandung darah dagingnya, astaga! Seokjin bahkan tidak mengenal siapa wanita antah berantah itu, tapi...