Di belakang Ken, selain ada Steve, tetapi ada juga seorang wanita dengan pakaian dress berwarna merah diatas lutut. Terlihat seperti penggoda namun Alana akan tetap memasang wajah tenangnya walau sebenarnya ia ingin menanyakan banyak hal, salah satu nya adalah tentang mengapa wanita itu berada sangat dekat dengan Ken, seperti mengekori Ken. Tapi satu hal yang Alana tau, bahwa Ken pasti tak akan menghianati nya.
"Hai sayang, kamu udah nunggu lama?" Ucap Ken yang menghampiri Alana dan langsung memeluknya.
"Bantu aku lepas dari wanita di belakang ku, aku sangat terganggu dengan dia."
Ia berbisik di telinga Alana.Lihatlah, perkataan Alana terbukti, ia memang tak seharusnya menaruh rasa cemburu pada perempuan di belakangnya ini bukan?
"E-eh, maaf pak, dia siapa ya?" Tanya si perempuan yang Alana tidak ketahui nama nya.
"Dia istri saya." Ucap Ken tegas
Maafkan aku Alana, tapi dia sudah sering mengganggu ku' ucap Ken di hati nyaAlana sedikit terkejut dengan pengakuan Ken.
"Hahaha, Bapak pasti bercanda, bukankah bapak masih single" balas si perempuan dengan sedikit tertawa
"Tidak, saya tidak bercanda." Ucap Ken sembari menunjukkan cincin yang awalnya berada di jari tengah dan kini berada di jari manis.
Si perempuan tadi berhenti tertawa
"Itu kan tadi nya ada di jari tengah bapa, bukan di jari manis.""Iya, saya sengaja menaruhnya di jari tengah karena saya menghargai keputusan istri saya." Kali ini Ken berucap sembari menatap Alana.
Alana hanya tersenyum menanggapi nya.
"Mana coba saya mau lihat milik cewe itu yang katanya istri bapa." Ucap si perempuan dengan songong kepada Alana.
Alana kemudian memperlihatkan cincin yang berada di jari manisnya. Melihat itu, si perempuan tadi masih terus terusan membela diri dan mencoba untuk memikat Ken.
"Olivia! Cukup! Pergi kamu dari ruangan saya!" Ucap Ken dengan tegas dan dingin. Aura nya sangat mengintimidasi dan membuat si perempuan tadi yang bernama Olivia itu segera pergi dari ruangan Ken.
"Udah kak." Ucap Alana sembari mengelus tangan Ken untuk menetralisir rasa marahnya.
Ken lalu hanya berdehem dan ia pergi ke sofa. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa lelah dan menutup matanya sembari memijat pangkal hidungnya.
"Tadi itu Olivia. Dia salah satu anak dari pemilik sebuah perusahaan yang mengajukan kerja sama. Pemilik perusahaan itu memberikan anaknya untuk menggoda ku agar menyetujui kerja sama yang telah aku tolak." Ucap Ken menjelaskan.
"Apa aku gak jauh beda sama Olivia?" Tanya Alana.
Ken lalu langsung bangun dan menghadap Alana.
"Apa maksudmu?" Tanya Ken.
"Ya, maksud ku, opa membuat kita harus menikah. Ini terkesan seperti aku tak jauh beda dengan Olivia bukan? Memberikan anak nya pada orang lain dan menyuruh nya untuk menjaga anak nya...."
"..... Ya walau ini sedikit berbeda dengan Olivia, tapi secara garis besar, ini masih tetap sama." Ucap Alana yang sedikit teringat akan diri nya. Ia merasa sedikit malu dan sedih
"Nggak Na, kamu sama Olivia berbeda. Hal yang terjadi pada Olivia hanya berdasarkan keputusan satu pihak, sedangkan kita, karena dua pihak yang sama sama menyetujui dan menginginkan hal ini..."
"... Dan satu hal lagi yang perlu kamu tau. Bahwa sebenarnya, aku telah menyukai mu sejak kau masih remaja." Ucap Ken yang mampu membuat Alana sangat terkejut.
"Maksudnya?" Tanya Alana tak mengerti.
"Iya, aku sudah menyukai mu. Kita sering bertemu saat masih kecil." Ucap Ken
"Kapan dan bagaimana?" Tanya Alana lagi
"Tak ingat bahwa orang tua kita ini sahabat? Bagaimana mungkin mereka tidak mengenalkan anak mereka kepada satu sama lain."
"Benar juga, tapi aku tak merasa bahwa aku memiliki teman dengan nama Ken." Ucap Alana lagi termenung.
"Alex. Kamu pasti punya teman yang bernama Alex bukan?" Tanya Ken
"H-HAH?!" Alana benar benar sangat terkejut kali ini.
"K-kak Alex?!" Ucap Alana lagi memastikan.
Ken lalu hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Demi apa kalau Kaka itu beneran Ka Alex?!"
"Kenneth Stare Alexander kalau kau lupa. Ada kata Alex di nama belakangku bukan." Ucap Ken.
"Ahh, aku sangat rindu dengan abang ku. Aku sungguh tak menyangka bahwa kau adalah Ka Alex!" Ucap Alana.
"Bagaimana bisa aku tidak mengenali bunda dan Daddy, dan kenapa juga aku tak mengenali mu."
"Karena saat kami pindah keluar negeri, Bunda dan Daddy sempat mengalami kecelakaan yang merusak wajah mereka dan memerlukan operasi besar hingga operasi plastik untuk menyempurnakan kembali bentuk muka nya..." Ucap Ken
"... Dan tentang kau yang tak mengenali ku, mungkin karena rupa ku sudah sangat berbeda dengan aku saat remaja." Tambahnya lagi.
"Pantas saja. Tapi aku sangat bersyukur ternyata aku bisa bertemu dengan Ka Alex ku lagii, bahkan sekarang aku tinggal dengan mu..."
"..... Asal kaka tau, saat kaka tak pernah datang lagi ke rumah bersama bunda dan Daddy, aku sangat sedih saat itu. Aku merasa kehilangan seorang abang yang benar benar sayang padaku." Ucap Alana berkeluh kesah.
"Maafkan aku sayang, sekarang kau kembali memiliki Ka Alex mu ini." Ucap Ken sembari tersenyum.
"Btw, kita belum makan siang loh. Mau makan siang di mana?" Tanya Ken yang merasa perutnya sedikit lapar.
"Ah iya ya, restoran yang menurut kaka enak di sekitar sini restoran apa? Aku terserah kaka aja." Ucap Alana yang memang tak tau ada restoran apa saja di sekitar sini.
"Di depan sana ada restoran korea, kamu mau coba makan disana?" Tanya Ken.
"Sure! Ayo kita makan!"
~~~
Mereka memang sebenarnya sudah saling mengenal sejak kecil. Namun, karena perpisahan yang sudah sangat lama membuat masing masing dari mereka lupa satu sama lain. Sebenarnya, Ken tidak lupa pada Alana, hanya saja dia tak tau rupa Alana seperti apa setelah ia kembali ke negara nya. Lalu pada saat perjalanan menuju restoran tempat mereka bertunangan, Daddy menjelaskan tentang siapa perempuan ini.
"Ken, kamu masih inget Alana?" Tanya Daddy yang tengah menyetir
"Alana? Alana siapa?" Tanya Ken yang belum mengenali
"Ini, Alana Nindya Rafanza. Kalian waktu kecil sering main bareng loh padahal." Ucap Daddy sembari menyerahkan foto Alana pada Ken.
"H-hah?! Nindya? Ini Nindya? Daddy mau jodohin aku sama Nindya?" Ucap Ken yang terkejut dan tak percaya atas apa yang akan menimpanya.
"Iya, teman kecil kamu. Dia yang bakal jadi istri kamu. Jadi apa kamu bersedia dengan tulus untuk menjadi suami dia?" Tanya Daddy memastikan. Walau mungkin pernikahan ini terjadi akibat perjodohan, tapi Daddy tak ingin anaknya akan menyakiti orang lain jika ia tidak sungguh-sungguh.
"Tentu Dad! Tentu!" Ucap Ken yang senang dan bersemangat.
Ken sudah menyukai Alana sejak mereka masih kecil. Ken memang terbiasa memanggil Alana dengan panggilan Nindya dan Alana memanggil Ken dengan sebutan 'Ka Alex'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [End]
RomanceIni hanya kisah seorang anak perempuan yang dijodohkan oleh kedua orang tua nya dengan dosen nya. Tidak terlalu banyak menceritakan di kampus, tapi lebih banyak menceritakan tentang kehidupan rumah tangga mereka. Ceritanya akan mengalir begitu saja...